11
sumber pencemaran. Penyimpanan bahan baku, bahan tambahan, dan produk jadi serta bahan pendukung lain disimpan secara terpisah supaya tidak terjadi kontaminasi silang pada saat
penyimpanan. Peralatan pun disimpan di tempat bersih. Sebaiknya permukaan peralatan menghadap ke bawah agar terlindung dari debu, kotoran, atau pencemaran lainnya.
Penanggung jawab harus mengawasi secara rutin seluruh tahapan proses produksi serta pengendaliannya untuk menjamin dihasilkannya produk pangan yang bermutu dan aman. Semua
tahapan proses dicatat dan didokumentasikan dengan baik agar lebih mudah untuk menelusuri masalah yang muncul. Produk pangan dapat ditarik pangan diduga sebagai penyebab timbulnya
korban yang lebih banyak karena mengkonsumsi pangan yang membahayakan kesehatan.
2.6. Analisis Kelayakan Bisnis Berdasarkan Kriteria Investasi
Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan investasi Nurmalina et al. 2009. Investasi dinyatakan layak atau tidak ditinjau dari
aspek keuangan, maka dapat digunakan beberapa kriteria. Adanya standar layak usaha untuk usaha sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang ditentukan. Kriteria
yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi adalah payback period PP, net present value NPV, internal rate of return IRR, dan profitability index PI Kusnandar et al. 2009. Sedangkan
menurut Nurmalina et al. 2009, beberapa kriteria kelayakan usaha diantaranya, nilai bersih kini Net Present Value=NPV, rasio manfaat biaya Gross Benefit Cost Ratio= Gross BC, Net Benefit Cost
Ratio=Net BC, tingkat pengembalian internal Internat Rate of Return=IRR, dan profitability ratio PVK. Jangka waktu pengembalian modal investasi Payback Period=PP merupakan metode
pelengkap penilaian investasi. Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk
melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut. Aliran penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah aliran kas cash flow, yaitu aktivitas keuangan yang mempengaruhi
posisikondisi kas pada suatu periode tertentu. Pada studi kelayakan bisnis, cash flow menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manjemen, investor, konsultan, dan stakeholder lainnya
untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada. Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya Nurmalina et al. 2009. Langkah penting lainnya yang digunakan adalah menyusun
laporan labarugi yang berisi tentang total penerimaan, pengeluaran, dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan laba rugi
menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu.
12
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah bahan untuk formulasi dan bahan untuk analisis. Bahan untuk formulasi, diantaranya jahe merah, gula pasir, gula merah, lada
hitam, cabai jawa, air, dan garam. Sedangkan bahan analisis, diantaranya aquades, K
2
SO
4
, HgO, H
2
SO
4
pekat, 60 NaOH-5 Na
2
S
2
O
3
, H
3
BO
3
, indikator metilen red-metilen blue, HCl 0.02 N, heksana, Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O, HCl 25, dan indikator phenolptalein. Alat yang digunakan tahapan formulasi adalah kompor, panci, wajan, blender, sealer, ayakan,
gelas ukur, loyang, plastik, nampan, dan baskom. Sedangkan alat yang digunakan untuk analisis adalah sudip, cawan porselen tanur listrik, desikator, oven, labu kjeldahl, labu lemak, gelas piala, labu
takar 100 mL, tabung reaksi tertutup, pipet, penangas air, pipet ukur 2 mL, 5 mL, 10 mL, labu takar 100 mL, 1000 mL, buret, erlenmeyer 100 mL, 250 mL, neraca analitik, pengaduk magnetik, pipet
tetes, kertas saring, kapas bebas lemak, termometer, penjepit cawan gegep, dan Chromameter CR- 300 Minolta.
3.2. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan penelitian, yaitu mempelajari karakteristik IRTP minuman jahe merah instan, perbaikan formulasi dan proses minuman jahe merah
instan, karakteristik kimia produk minuman jahe merah instan, sertifikasi produk minuman jahe merah instan dalam skala rumah tangga BPOM 2003, dan analisis kelayakan usaha. Tahapan awal
bertujuan untuk mengetahui keadaan dan kondisi Industri Rumah Tangga Desa Benteng yang kemudian akan dilakukan perbaikan oleh peneliti, dengan melakukan langkah selanjutnya, yaitu
tahapan perbaikan formulasi dan proses untuk memperoleh formula yang akan dijadikan sebagai patokan untuk menjadi formula tetap formula standar, kemudian dilakukan karakteristik fisiko kimia
dari produk dengan formulanya yang telah tetap dan nantinya akan dibuatkan SOP oleh peneliti untuk IRTP minuman jahe merah instan. Tahap selanjutnya, dilakukan sertifikasi produk minuman jahe
merah instan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dan terakhir dilakukan analisis kelayakan usaha dalam skala rumah tangga untuk melihat kelayakan dari usaha yang dijalankan.
3.2.1. Mempelajari Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan Minuman Jahe Merah Instan di Desa Benteng, Ciampea, Bogor
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan industri rumah tangga pangan minuman jahe merah instan di Desa Benteng. Produk yang dimiliki IRT ini masih belum memiliki
nomor P-IRT, ruang produksi yang belum sesuai dengan CPPB Cara Produksi Pangan yang Baik, label dan kemasan yang masih belum sesuai dengan tata cara pelabelan. Ada pula secara keseluruhan
kegiatan ini merupakan pencapaian untuk menerapkan standardisasi formula, aspek legal, penyesuaian dengan CPPB agar menjadi produk industri rumah tangga yang lebih berkualitas dan memiliki
jangkauan pasar yang luas.
3.2.2. Perbaikan Formulasi dan Proses Pembuatan Minuman Jahe Merah Instan