Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

2.3 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara tingkat kemauan perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan dengan tingkat partisipasi. 2. Terdapat hubungan antara tingkat kemampuan perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan dengan tingkat partisipasi 3. Terdapat hubungan antara tingkat kesempatan perempuan dalam program PNPM Perkotaan dengan tingkat partisipasi. 4. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM dengan tingkat keberdayaan ekonominya.

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengenai faktor pendorong partisipasi dan tingkat partisipasi untuk mengukur sejauh mana partisipasi peserta program dan pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan program terkait dengan penanggulangan kemiskinan. A. Faktor pendorong partisipasi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi responden sehingga untuk turut serta dalam program, diantaranya: 1. Tingkat kemauan adalah keinginan responden untuk berpartisipasi dalam program. Tingkat kemauan diukur melalui akumulasi skor dari aspek psikologis individu, meliputi persepsi dan sikap responden terhadap program. Sedangkan motivasi untuk berpartisipasi digunakan untuk melihat alasan keterlibatan komunitas dalam program. a. Persepsi terhadap manfaat program adalah pemberian makna oleh responden terhadap manfaat program dengan mengenali dan memahami stimulus yang diterima responden. Responden diberikan pernyataan dengan pilihan dibuat berjenjang mulai dari yang terrendah sampai tertinggi, yaitu sangat tidak setuju skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3, sampai sangat setuju skor 4. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi tidak bermanfaat, bermanfaat, dan sangat bermanfaat dengan mengakumulasi jumlah skor persepsi. b. Sikap terhadap program adalah pernyataan evaluatif yang mengindikasikan kecenderungan responden dalam menanggapi program, berupa penerimaan atau penolakan. Responden diberikan pernyataan dengan pilihan dibuat berjenjang mulai dari yang terrendah sampai tertinggi, yaitu sangat tidak setuju skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3, sampai sangat setuju skor 4. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi positif, netral, dan negatif dengan mengakumulasi jumlah skor persepsi. c. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri responden untuk terlibat dalam program. Motivasi mencakup faktor-faktor yang melatarbelakangi responden untuk berpartisipasi dalam program. Responden diberikan pernyataan dengan pilihan dibuat berjenjang mulai dari yang terrendah sampai tertinggi, yaitu sangat tidak setuju skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3, sampai sangat setuju skor 4. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi dengan mengakumulasi jumlah skor motivasi. Penilaian terhadap tingkat kemauan yaitu dengan mengakumulasi jumlah skor persepsi, sikap, dan motivasi dan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan selang skor tingkat kemauan menurut rumus sebagai berikut: 2. Tingkat kemampuan adalah daya yang dimiliki responden sehingga sanggup berpartisipasi dalam program karena adanya pengetahuan, pendapatan, dan lokasi tempat tinggal yang berada di Kelurahan Semplak, Kabupaten Kemang, Kota Bogor. a. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang penuh ditamatkan oleh responden. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. b. Tingkat pendapatan adalah besarnya penghasilan responden dalam waktu satu bulan yang dinyatakan dalam rupiah. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Penilaian terhadap tingkat kemampuan yaitu dengan mengakumulasi jumlah skor pendidikan dan pendapatan dan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. 3. Tingkat kesempatan adalah faktor luar yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi responden sehingga mempunyai peluang untuk berpartisipasi dalam program meliputi tingkat keterdedahan informasi dan tingkat pendampingan yang diterima responden. a. Tingkat keterdedahan informasi adalah besarnya informasi mengenai program yang diterima responden. Responden diberikan pernyataan dengan pilihan jawaban “tidak” skor 1 dan “ya” skor 2. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi dengan mengakumulasi jumlah skor keterdedahan informasi. b. Tingkat pendampingan yang diterima adalah frekuensi pendampingan pelaksana program yang diterima responden dalam pelaksanaan program. Responden diberikan pernyataan dengan pilihan jawaban “tidak” skor 1 dan “ya” skor 2. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah dan tinggi dengan mengakumulasi jumlah skor pendampingan. Penilaian terhadap tingkat kesempatan yaitu dengan mengakumulasi jumlah skor keterdedahan informasi dan pendampingan yang diterima dan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan selang skor tingkat kemauan menurut rumus sebagai berikut: B. Tingkat partisipasi adalah tingkat keterlibatan responden dalam tahapan program. 1. Tingkat manipulasi dinyatakan sebagai bentuk partisipasi yang tidak menuntut responden untuk terlibat banyak dalam suatu kegiatan dan pihak perusahaan yang aktif karena ingin kepentingannya tercapai melalui program. 2. Tingkat terapi, sudah terjadi kegiatan dengar pendapat antara responden dengan perusahaan, namun pendapat dari responden tidak akan mempengaruhi kebijakan program. 3. Tingkat pemberitahuan, komunikasi sudah banyak terjadi namun hanya satu arah dan sifatnya sosialisasi dari perusahaan kepada responden. 4. Tingkat konsultasi, responden diberikan pendampingan dan konsultasi sehingga terjadi komunikasi dua arah dimana wakil dari responden dapat menyampaikan pandangannya dan aspirasi akan didengar, namun belum ada jaminan aspirasi tersebut akan dilaksanakan. 5. Tingkat penenangan, dalam komunikasi sudah ada negosiasi antara pihak yang terlibat, dicirikan dengan pemberian insentif kepada responden tetapi sebatas untuk meredam keinginan responden menolak program. 6. Tingkat kemitraan, dimana responden dan perusahaan bersama stakeholder lainnya bertindak sebagai mitra sejajar sehingga dapat mewujudkan keputusan bersama melalui negosiasi. 7. Tingkat pendelegasian, perusahaan sudah memberikan kewenangan kepada responden untuk mengelola program mulai dari perencanaan, implementasi, dan monitoring terhadap program tetapi tetap dipantau oleh perusahaan. 8. Tingkat kontrol masyarakat, sudah terbentuk independensi dari responden untuk mengelola program tanpa intervensi dari perusahaan. 9. Responden diberikan pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak skor 1 dan ya skor 2. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah tidak ada partisipasi, sedang tokenisme, dan tinggi kontrol pada masyarakat. Penentuan selang skor tingkat kemauan menurut rumus sebagai berikut: C. Tingkat keberdayaan ekonomi perempuan sebagai indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi yang mencangkup akses terhadap keuangan mikro, Akses terhadap pendapatan, Akses terhadap aset-aset produktif dan kepemilikan rumahtangga, Akses terhadap pasar, Penurunan beban dalam pekerjaan domestik, termasuk perawatan anak. Serta kontrol yang mencakup: Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkannya, Kontrol atas aset produktif dan kepemilikan keluarga, Kontrol atas alokasi tenaga kerja keluarga. 1. Akses yang mencangkup akses terhadap keuangan mikro adalah responden dapat memperoleh pinjaman modal dari bank atau lembaga keuangan sejenis. 2. Akses terhadap pendapatan adalah pendapatan yang responden peroleh dari usaha yang dijalankan yang modalnya berasal dari program. 3. Akses terhadap pasar adalah responden dapat menjual barang yang diusahakan 4. Penurunan beban dalam pekerjaan domestik adalah pengurangan intensitas pekerjaan rumah responden setelah penerimaan program 5. Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkan adalah responden dapat menggunakan pinjaman modal dari program untuk membuka usaha dan mengembangkannya serta mampu mengembalikan dana pinjaman secara teratur dan tepat waktu. 6. Kontrol atas alokasi tenaga kerja keluarga teratur dan tepat waktu adalah responden dapat mengontrol dan membagi alokasi waktu dalam bekerja dalam rumah tangga secara teratur dan tepat waktu. 7. Responden diberikan pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak skor 1 dan ya skor 2. Pengukurannya akan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan selang skor tingkat kemauan menurut rumus sebagai berikut : III. PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kantor kelurahan Kendana Kabupaten Labuhan Batu)

15 92 101

Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

12 121 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110