Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Program PNPM Mandiri Menurut derajat Partisipasi Arnstein.

Tabel 5.7 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Status Usaha yang Dijalani PNPM-MP di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Status Usaha Frekuensi Persen Milik Sendiri 57 95 Bukan Milik Sendiri 3 5 Total 60 100 Status kepemilikan usaha peserta PNPM Mandiri sebesar 95 persen adalah milik sendiri, artinya mereka memiliki keuntungan yang lebih banyak dan mereka lebih leluasa untuk mengembangkan usahannya. Tabel 5.8 Jumlah dan Persentase Pendapatan Peserta Setelah Mengikuti PNPM- MP di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Dilihat dari tabel pendapatan peserta PNPM Mandiri dapat dinyatakan sukses, karena 45 persen dari seluruh peserta PNPM Mandiri pendapatannya lebih dari 4 juta perbulan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perempuan peserta di Kelurahan Semplak yang mengikuti Program PNPM Mandiri beragama Islam dengan usia rata-rata 26-46 tahun, berstatus menikah, dengan pekerjaan utama sebagai ibu rumah tangga. Setelah mengikuti program PNPM Mandiri para peserta menekuni bidang usaha pengelolaan makanan dan minuman sebagai bidang usaha yang paling banyak ditekuni dengan status kepemilikan usaha yang sebagian besar adalah milik sendiri.

5.2 Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Program PNPM Mandiri Menurut derajat Partisipasi Arnstein.

Pada kegiatan penyusunan program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semplak, kehadiran perempuan peserta dalam pertemuan sebanyak 48,33 persen orang yang hadir dan mengemukakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat . Lihat tabel 5.9 Hal- hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk PendapatanBulan Frekuensi Persen 1.000.000 12 20 1.000.000-2.000.000 12 20 2.000.000 - 3.000.000 5 8,3 3.000.000 - 4.000.000 4 6,7 4.000.000 27 45,0 Total 60 100 penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multidimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi, serta dalam jangka panjang mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman mereka maupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka hadir dan mendapatkan pengetahuan dari masyarakat, namun masih bersifat satu arah. Perempuan peserta program ini mendapatkan gambaran secara luas mengenai kondisi politik, sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Sehingga mereka dapat memprediksikan kebutuhan yang masyarakat butuhkan dan memasukannya dalam rancangan program selanjutnya. Akan tetapi, pada tahap ini peserta tidak ada yang mengemukakan pertanyaan maupun pernyataan bagi pihak program karena mereka hanya hadir untuk mendengarkan dan menyimak bagaimana evaluasi dan rencana program selanjutnya. Terdapat 18,33 persen perempuan peserta yang hadir dan melakukan dialogtanya jawab dengan pemerintah. Lihat tabel 5.9 Dalam hal ini ada sebagian masyarakat yang mengikuti rapat dengan antusiasme yang tinggi bukan sekedar hadir namun juga menyimak serta mencatat hasil proses rapat dan pertemuan tersebut. Kemudian terdapat 25 persen perempuan peserta yang hadir dan memberikan beberapa pengaruh pada apa yang direncanakan dalam program. Lihat tabel 5.9 Pengaruh yang diberikan oleh peserta dapat direalisasikan dengan perubahan perilakusikap dan cara pandang masyarakat yang merupakan pondasi yang kokoh bagi terbangunnya lembaga masyarakat yang mandiri, melalui pemberdayaan para pelaku-pelakunya. Hal tersebut dikarenakan beberapa perempuan peserta merasa mempunyai rasa kebutuhan yang tinggi terhadap program PNPM tersebut sehingga mereka benar – benar menyimak dan berencana ikut serta secara aktif dalam kegiatan program PNPM itu sendiri. Beberapa program PNPM yang paling diminati oleh perempuan peserta di Kelurahan Semplak adalah program BKM Badan Keswadayaan Masyarakat. Program ini bertujuan meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan modal, termasuk membangun kerjasama dan kemitraan sinergi ke berbagai pihak terkait, dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait tersebut terhadap lembaga masyarakat. Selain itu, juga disebabkan karena beberapa peserta yang memang hanya memiliki kegiatan PNPM ini sebagai kegiatan utama mereka sehari – hari. Sehingga mereka terfokus pada kegiatan ini sepenuhnya tanpa ada kegiatan dan pekerjaan lainya selain program ini. Dalam partisipasi untuk mengemukakan masukan saranusul dalam rapatpertemuan, terdapat 50 persen peserta atau setengah dari jumlah peserta yang hadir untuk hanya memberikan usul secara satu arah terhadap program ini. Lihat 5.9 Usul yang diberikan oleh peserta hanyalah sebatas saran bagi pihak PNPM Perempuan peserta memiliki keterbatasan pada tingkat pendidikan. Usul dari perempuan peserta tersebut diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki seperti misalnya kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, simpan pinjam maupun air bersih. Selain itu, perempuan dinilai dapat bersikap lebih obyektif dalam menentukan prioritas kebutuhan. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk perempuan di Kelurahan Semplak menjadi salah satu faktor rendahnya rasa percaya diri mereka. Hal tersebut berpengaruh pada kondisi mental penduduk perempuan disana. Mereka cenderung tidak terbuka dalam menerima kritikan balik dari pihak pemerintah. Latar belakang pendidikan membuat mereka tidak percaya diri untuk menyuarakan pendapatnya, namun dapat diatasi dengan musyawarah khusus perempuan yang kerap diadakan oleh tim PNPM Perkotaan itu sendiri dalam kurun waktu 1 bulan sekali bersamaan dengan evaluasi usaha yang mereka jalani,dengan cara ini lambat laun mereka mulai terbiasa menyampaikan aspirasinya. Selanjutnya, dari Tabel 5.9 juga menunjukan bahwa sebesar 11,66 persen perempuan peserta yang secara aktif memberikan usulannya secara langsung terhadap program dan berharap mendapatkan feedback dari usul yang mereka sampaikan tersebut. Beberapa ide atau masukan yang bermanfaat untuk pengembangan usaha dari masyarakat sangat diappresiasi oleh penyelenggara program. Masukan yang diperluakan dalam program berkaitan dengan kegiatan KSM sendiri. Mereka berharap akan dapat mendapat modal usaha yang lebih besar sehingga cukup untuk dapat mengembangkan usaha lebih dari satu. Selanjutnya terdapat 38,33 persen yang memberikan masukan dan usulannya diperhatikan sesuai kebutuhan. Tabel 5.9 Usulan dan saran yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka sehari - hari mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak penyelenggara program. Hal ini berkaitan juga dengan kebutuhan dan keinginan mereka dalam memajukan usaha yang telah mereka ikuti dalam program ini. Sehingga mereka ingin langsung mendapat respon balik yang sifatnya positif dari pihak penyelenggara program untuk usaha mereka. Adapun partisipasi dalam menetapkan konsep rencana program, terdapat 50 persen perempuan peserta yang ikut menetapkan konsep rencana untuk kepentingan masyarakat. Para peserta ikut memberikan masukan mengenai konsep rencana yang baik untuk masyarakat, hal ini dimaksudkan agar para peserta juga mengetahui konsep rencana yang akan dilaksanakan dalam program selanjutnya. Sehingga harapannya mereka dapat ikut dalam rencana program tersebut. Terdapat 13,33 persen yang tidak hanya ikut menetapkan konsep rencana namun ikut berpartisipasi aktif dalam menetapkan konsep rencana, mereka ingin ikut berpartisipasi aktif dalam menetapkan konsep rencana karena agar mereka dapat benar-benar ikut berperan serta dalam program selanjutnya. Sebesar 36,66 persen masyarakat ikut menetapkan konsep dan memberi beberapa pengaruh pada kosep rencana yaitu mereka ikut dalam menetapkan konsep dalam arti ide- ide yang mereka ungkapkan dalam menetapkan konsep rencana akan digunakan dalam menetapkan konsep rencana program karena dianggap dapat membangun program. Namun pihak pemerintah tetap memegang legitimasi atau fisibilitas dari saran-saran peserta tersebut. Untuk tingkat partisipasi terakhir dalam program PNPM Perkotaan yaitu dalam memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana program, terdapat 50 persen yang ikut memberikan persetujuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat. Hal tersebut didasari oleh pemberian informasi satu arah dari aparat pemerintah kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa harus memberikan persetujuan balik mengenai rancangan program yang telah dibentuk oleh tim PNPM. Akan tetapi, tidak ada umpan balik feedback dari masyarakat secara nyata, karena mereka hanya merasa harus menyetujui secara lisan. Kemudian, terdapat 13,33 persen yang memberikan persetujuan untuk kepentingan masyarakat. Peserta menjadikan partisipasi menjadi suatu alat yang digunakan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri, sehingga mereka merasa ingin ikut serta sebagai suatu objek dari partisipasi itu sendiri. Dalam tingkatan akhir perempuan peserta sebesar 36,66 persen telah memberikan persetujuan karena telah terjadi komunikasi diadik dengan pemerintah. Mereka tahu akan kebutuhan mereka dalam program sehingga mereka ikut dalam menetapkan keputusan pada rencana program selanjutnya. Selain itu, mereka juga berpartisipasi dalam pengimplementasian program tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pendukung partisipasi yang terdiri dari tingkat kemauan peserta yang terdiri dari sikap dan motivasi peserta umtuk bergabung dalam program PNPM ini. Sikap yang ditunjukan peserta merupakan sikap yang positif, dikarenakan program PNPM telah membantu mereka memiliki usaha sehingga penghasilan mereka pun bertambah serta dengan adanya program tersebut, peserta dapat mendapatkan lapangan kerja yang layak untuk mengisi waktu nya setiap hari Selain itu tingkat pendidikan peserta dan tingkat kesempatan juga mempengaruhi, makin tinggi pendidikan yang dimiliki peserta membuat mereka makin percaya diri dan mengerti tujuan mereka akan mengikuti program ini. Mereka merasa perlu dan butuh dalam keikutsertaannya dalam program berdasarkan komitmen yang tinggi. Kesempatan yang mereka miliki seperti waktu luang dan informasi yang didapat juga menentukan tingkatan partisipasi. Semakin banyak waktu luang bagi peserta yang tidak memiliki beban ganda semakin fokus mereka untuk mengikuti program ini dan semakin banyak informasi yang mereka dapatkan dari pemerintah baik dari tim PNPM itu sendiri membuat mereka semakin mengerti dan yakin untuk tetap mengikuti dan melakukan usaha mengunakan modal yang dipinjamkan dari program PNPM Perkotaan ini. Tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan dapat ditunjukan pada Tabel 5.9 berikut ini : Tabel 5.9 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Jenis Partisipasi dan Derajat Partisipasi Arnstein di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Kategori Partisipasi Derajat Partisipasi Arnstein Partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan Partisipasi Kehadiran Perempuan Peserta dalam RapatPertemuan Partisipasi dalam Mengemukakan MasukanSaran Usul dalam Rapat Pertemuan Partisipasi dalam Menetapkan Konsep rencana program Partisipasi dalam memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana program Rendah 1.Manipulasi - - - - 2.Terapi - - - - 3.Pemberitahuan 29 48,33 3050 3050 3050 Sedang 4.Konsultasi 1118,33 711,66 813,33 813,33 5.Penenangan 2033,33 2338,33 2236,66 2236,66 6.Kemitraan - - - - Tinggi 7.Pendelegasian - - - - 8.Kontrol Masyarakat - - - - Jumlah 60100 60100 60100 60100 Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar tingkat partisipasi kehadiran perempuan dalam rapat atau pertemuan berada pada derajat partisipasi pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 48,33 persen. Mayoritas tingkat partisipasi perempuan dalam mengemukakan masukansaranusul dalam rapat atau pertemuan berada pada derajat pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 50 persen. Tingkat partisipasi perempuan dalam menetapkan konsep rencana program berada pada derajat partisipasi pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 50 persen. Tingkat partisipasi dalam memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana program berada pada derajat partisipasi pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 50 persen. Keterkaitan antara tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan dengan derajat partisipasi Arnstein berada pada kategori sedang yaitu konsultasi dan penenangan. Arnstein menyatakan bahwa konsultasi dan mengundang pendapat – pendapat masyarakat dapat menjadi langkah yang sah dalam menuju tingkat partisipasi penuh. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa usulan-usulan dan ide- ide yang disumbangkan oleh masyarakat akan dijadikan bahan pertimbangan dalam keberlanjutan program. Sejauh ini kondisi dilapangan menyatakan bahwa masyarakat pada umumnya hanya menerima paparan program PNPM. Sehingga partisipasi hanya merupakan suatu penekanan pada beberapa jumlah orang yang datang pada pertemuan rapat evaluasi. Berdasarkan derajat penentraman placations, masyarakat lebih sedikit ditempatkan pada badan – badan urusan masyarakat atau badan pemerintahan yaitu kantor sekret PNPM Mandiri. Kantor PNPM Mandiri mayoritas dipegang oleh elit kekuasaan pemerintah. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat berhak memberikan saran – saran atau ide atau masukan akan tetapi pemerintah yang lebih berhak untuk menentukan legitimasi atau visibilitas dari saran-saran tersebut Usia memiliki korelasi dengan kategori partisipasi. Tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semplak termasuk dalam kategori Sedang. Tabel 5.10 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Golongan Usia dan Tingkat Partisipasi di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Golongan Usia Kerja Produktif Muda Produktif Menengah Produktif Tua Rendah 5 55,5 19 44,2 4 50 Sedang 4 44,5 24 55,8 4 50 Tinggi - - - Jumlah 9 100 43 100 8 100 Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa semakin perempuan peserta program PNPM-MP berada pada golongan usia produktif menengah 26- 45 tahun maka tingkat partisipasinya meningkat, sementara pada usia produktif tua relatif ada penurunan kembali tingkat partisipasinya. VI. PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN 6.1. Pengaruh Tingkat Kemauan Terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Program PNPM mandiri perkotaan Tingkat kemauan perempuan peserta di Kelurahan Semplak dalam Program PNPM Mandiri Perkotaan dapat dilihat dari persepsi, sikap dan motivasi para peserta terhadap program tersebut. Mayoritas perempuan peserta di Kelurahan Semplak yang mendapatkan dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat PNPM, memiliki persepsi yang tergolong sedang atau biasa saja sebesar 63,3 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Persepsi. Dari hasil wawancara dengan perempuan peserta, kebanyakan dari mereka telah mengerti bahwa akan ada proyek bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin. Bahwa bantuan tersebut dapat direalisasikan dengan syarat peserta harus dapat membentuk kelompok – kelompok KSM Kelompok Swadaya Masyarakat. Tabel 6.1 Hubungan Antara Tingkat Persepsi terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan Peserta Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Tingkat Persepsi Sedang Tinggi Rendah 2948,33 39,68 Sedang - 2890,32 Jumlah 29100 31100 Tabel 6.1 menjelaskan keterhubungan antara pengaruh persepsi dengan tingkat partisipasi. Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa semakin perempuan peserta program PNPM-MP memiliki tingkat persepsi yang tinggi maka tingkat partisipasinya juga cenderung meningkat. Peserta memersepsikan bahwa program PNPM Mandiri Perkotaan dinilai cukup bermanfaat. Peserta setuju bahwa program yang merupakan salah satu kontribusi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini bertujuan dalam membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan ekonomi serta dapat menciptakan peluang dan kesempatan yang baru bagi masyarakat. Sehingga akhirnya mereka berpartisipasi dalam mengikuti beberapa pelatihan dari program sehingga mendapatkan tambahan pengetahuan dan mengasah keterampilan sehingga menjadi lebih kreatif dari sebelumnya. Hal ini dapat membantu masyarakat khususnya para peserta program untuk belajar berorganisasi menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Penilaian peserta dari segi sikap dalam menanggapi program adalah sebesar 78,3 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Sikap Hal tersebut merupakan sikap yang netral. Mereka mengikuti program ini dengan melaksanakan kegiatan dana bergulir yang diberikan oleh PNPM. Menurut peserta, dana bergulir yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan mereka, selain itu dengan adanya dana bergulir tersebut dapat membantu mereka dalam memiliki usaha dan menciptakan peluang dan kesempatan kerja bagi mereka sehingga dengan begitu pendapatan yang mereka hasilkan juga bertambah. Hal ini menyebabkan para peserta akhirnya banyak yang berpartisipasi dalam mengunakan dana bergulir dan membuka usaha. Adapun keterkaitan antara pengaruh sikap terhadap tingkat partisipasi, ditunjukkan oleh Tabel 6.2. Tabel 6.2 Hubungan Antara Sikap terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan Peserta Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Sikap Netral Positif Rendah 2963,04 642,86 Sedang 1736,83 857,14 Jumlah 46100 14100 Penjelasan tabel 6.2 ini menunjukkan bahwa sikap perempuan peserta program yang netral cenderung melahirkan partisipasi yang rendah sebesar 63,04 persen. Data menunjukkan kecenderungan bahwa semakin ke arah netral sikap perempuan peserta program maka semakin rendah tingkat partisipasinya. Masih rendahnya partisipasi perempuan peserta program karena masih banyak yang belum antusias atau belum yakin terhadap program yang ada. Setiap perempuan peserta memiliki motivasi yang berbeda dalam berpartisipasi dalam program PNPM, namun perempuan peserta di Kelurahan Semplak memiliki motivasi yang cukup tinggi sebesar 76,7 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Motivasi. Mereka berpartisipasi dalam program berdasarkan kemampuan mereka sendiri tanpa paksaan orang lain dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini dikarenakan kebutuhan mereka yang banyak sehingga rata-rata para perempuan peserta ingin membantu suaminya dalam mendapatkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya tingkat kemauan yang tinggi dari para peserta menyebabkan partisipasi yang tinggi juga di dalam program. Tabel 6.3 Hubungan Antara Motivasi terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan Peserta Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Motivasi Sedang Tinggi Rendah 2748,21 250 Sedang 2951,79 250 Jumlah 56100 4100 Berdasarkan Tabel 6.3, diketahui bahwa perempuan peserta program memiliki motivasi sedang memiliki tingkat partisipasi sedang yaitu 51,79 persen dan mengalami penurunan tingkat partisipasi menjadi rendah sebesar 50 persen pada motivasi yang tinggi. Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa semakin perempuan peserta program PNPM-MP memiliki motivasi yang tinggi maka tingkat partisipasinya semakin rendah, sementara dengan motivasi yang sedang tingkat partisipasinya justru semakin tinggi. Hal ini dikarenakan perempuan peserta yang memiliki motivasi yang tinggi beranggapan bahwa, mereka tidak harus mengikuti kegiatan bimbingan maupun rapat evaluasi dari pihak PNPM dikarenakan mereka sudah menyadari dan langsung termotivasi dalam program dana bergulir tanpa merasa perlu terlalu berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan yang telah disediakan.

6.2. Pengaruh Tingkat Kemampuan Terhadap Tingkat Partisipasi

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kantor kelurahan Kendana Kabupaten Labuhan Batu)

15 92 101

Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

12 121 132

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110