Tabel 5.7 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Status Usaha yang Dijalani PNPM-MP di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Status Usaha Frekuensi
Persen Milik Sendiri
57 95
Bukan Milik Sendiri 3
5 Total
60 100
Status kepemilikan usaha peserta PNPM Mandiri sebesar 95 persen adalah milik sendiri, artinya mereka memiliki keuntungan yang lebih banyak dan mereka
lebih leluasa untuk mengembangkan usahannya. Tabel 5.8 Jumlah dan Persentase Pendapatan Peserta Setelah Mengikuti PNPM-
MP di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Dilihat dari tabel pendapatan peserta PNPM Mandiri dapat dinyatakan sukses, karena 45 persen dari seluruh peserta PNPM Mandiri pendapatannya lebih
dari 4 juta perbulan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perempuan peserta di Kelurahan
Semplak yang mengikuti Program PNPM Mandiri beragama Islam dengan usia rata-rata 26-46 tahun, berstatus menikah, dengan pekerjaan utama sebagai ibu
rumah tangga. Setelah mengikuti program PNPM Mandiri para peserta menekuni bidang usaha pengelolaan makanan dan minuman sebagai bidang usaha yang
paling banyak ditekuni dengan status kepemilikan usaha yang sebagian besar adalah milik sendiri.
5.2 Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Program PNPM Mandiri Menurut derajat Partisipasi Arnstein.
Pada kegiatan penyusunan program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semplak, kehadiran perempuan peserta dalam pertemuan sebanyak 48,33 persen
orang yang hadir dan mengemukakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat .
Lihat tabel 5.9 Hal- hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam bentuk
PendapatanBulan Frekuensi
Persen 1.000.000
12 20
1.000.000-2.000.000 12
20 2.000.000 - 3.000.000
5 8,3
3.000.000 - 4.000.000 4
6,7 4.000.000
27 45,0
Total 60
100
penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multidimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi, serta
dalam jangka panjang mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kualitas perumahan
dan permukiman mereka maupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka hadir dan mendapatkan pengetahuan dari
masyarakat, namun masih bersifat satu arah. Perempuan peserta program ini mendapatkan gambaran secara luas
mengenai kondisi politik, sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Sehingga mereka dapat memprediksikan kebutuhan yang masyarakat butuhkan dan
memasukannya dalam rancangan program selanjutnya. Akan tetapi, pada tahap ini peserta tidak ada yang mengemukakan pertanyaan maupun pernyataan bagi pihak
program karena mereka hanya hadir untuk mendengarkan dan menyimak bagaimana evaluasi dan rencana program selanjutnya. Terdapat 18,33 persen
perempuan peserta yang hadir dan melakukan dialogtanya jawab dengan pemerintah. Lihat tabel 5.9 Dalam hal ini ada sebagian masyarakat yang
mengikuti rapat dengan antusiasme yang tinggi bukan sekedar hadir namun juga menyimak serta mencatat hasil proses rapat dan pertemuan tersebut. Kemudian
terdapat 25 persen perempuan peserta yang hadir dan memberikan beberapa pengaruh pada apa yang direncanakan dalam program. Lihat tabel 5.9
Pengaruh yang diberikan oleh peserta dapat direalisasikan dengan perubahan perilakusikap dan cara pandang masyarakat yang merupakan pondasi
yang kokoh bagi terbangunnya lembaga masyarakat yang mandiri, melalui pemberdayaan para pelaku-pelakunya. Hal tersebut dikarenakan beberapa
perempuan peserta merasa mempunyai rasa kebutuhan yang tinggi terhadap program PNPM tersebut sehingga mereka benar
– benar menyimak dan berencana ikut serta secara aktif dalam kegiatan program PNPM itu sendiri. Beberapa
program PNPM yang paling diminati oleh perempuan peserta di Kelurahan Semplak adalah program BKM Badan Keswadayaan Masyarakat.
Program ini bertujuan meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan modal,
termasuk membangun kerjasama dan kemitraan sinergi ke berbagai pihak terkait,
dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait tersebut terhadap lembaga masyarakat. Selain itu, juga disebabkan karena beberapa peserta yang memang
hanya memiliki kegiatan PNPM ini sebagai kegiatan utama mereka sehari – hari.
Sehingga mereka terfokus pada kegiatan ini sepenuhnya tanpa ada kegiatan dan pekerjaan lainya selain program ini.
Dalam partisipasi untuk mengemukakan masukan saranusul dalam rapatpertemuan, terdapat 50 persen peserta atau setengah dari jumlah peserta
yang hadir untuk hanya memberikan usul secara satu arah terhadap program ini. Lihat 5.9
Usul yang diberikan oleh peserta hanyalah sebatas saran bagi pihak PNPM Perempuan peserta memiliki keterbatasan pada tingkat pendidikan. Usul
dari perempuan peserta tersebut diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki seperti misalnya
kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, simpan pinjam maupun air bersih. Selain itu, perempuan dinilai dapat bersikap lebih obyektif dalam menentukan
prioritas kebutuhan. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk perempuan di Kelurahan Semplak
menjadi salah satu faktor rendahnya rasa percaya diri mereka. Hal tersebut berpengaruh pada kondisi mental penduduk perempuan disana. Mereka cenderung
tidak terbuka dalam menerima kritikan balik dari pihak pemerintah. Latar belakang pendidikan membuat mereka tidak percaya diri untuk menyuarakan
pendapatnya, namun dapat diatasi dengan musyawarah khusus perempuan yang kerap diadakan oleh tim PNPM Perkotaan itu sendiri dalam kurun waktu 1 bulan
sekali bersamaan dengan evaluasi usaha yang mereka jalani,dengan cara ini lambat laun mereka mulai terbiasa menyampaikan aspirasinya.
Selanjutnya, dari Tabel 5.9 juga menunjukan bahwa sebesar 11,66 persen perempuan peserta yang secara aktif memberikan usulannya secara langsung
terhadap program dan berharap mendapatkan feedback dari usul yang mereka sampaikan tersebut. Beberapa ide atau masukan yang bermanfaat untuk
pengembangan usaha dari masyarakat sangat diappresiasi oleh penyelenggara program. Masukan yang diperluakan dalam program berkaitan dengan kegiatan
KSM sendiri. Mereka berharap akan dapat mendapat modal usaha yang lebih besar sehingga cukup untuk dapat mengembangkan usaha lebih dari satu.
Selanjutnya terdapat 38,33 persen yang memberikan masukan dan usulannya diperhatikan sesuai kebutuhan. Tabel 5.9
Usulan dan saran yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka sehari - hari mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak penyelenggara program. Hal
ini berkaitan juga dengan kebutuhan dan keinginan mereka dalam memajukan usaha yang telah mereka ikuti dalam program ini. Sehingga mereka ingin
langsung mendapat respon balik yang sifatnya positif dari pihak penyelenggara program untuk usaha mereka.
Adapun partisipasi dalam menetapkan konsep rencana program, terdapat 50 persen perempuan peserta yang ikut menetapkan konsep rencana untuk
kepentingan masyarakat. Para peserta ikut memberikan masukan mengenai konsep rencana yang baik untuk masyarakat, hal ini dimaksudkan agar para
peserta juga mengetahui konsep rencana yang akan dilaksanakan dalam program selanjutnya. Sehingga harapannya mereka dapat ikut dalam rencana program
tersebut. Terdapat 13,33 persen yang tidak hanya ikut menetapkan konsep rencana
namun ikut berpartisipasi aktif dalam menetapkan konsep rencana, mereka ingin ikut berpartisipasi aktif dalam menetapkan konsep rencana karena agar mereka
dapat benar-benar ikut berperan serta dalam program selanjutnya. Sebesar 36,66 persen masyarakat ikut menetapkan konsep dan memberi beberapa pengaruh
pada kosep rencana yaitu mereka ikut dalam menetapkan konsep dalam arti ide- ide yang mereka ungkapkan dalam menetapkan konsep rencana akan digunakan
dalam menetapkan konsep rencana program karena dianggap dapat membangun program. Namun pihak pemerintah tetap memegang legitimasi atau fisibilitas dari
saran-saran peserta tersebut. Untuk tingkat partisipasi terakhir dalam program PNPM Perkotaan yaitu
dalam memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana program, terdapat 50 persen yang ikut memberikan persetujuan dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan masyarakat. Hal tersebut didasari oleh pemberian informasi satu arah dari aparat pemerintah kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa harus
memberikan persetujuan balik mengenai rancangan program yang telah dibentuk oleh tim PNPM. Akan tetapi, tidak ada umpan balik feedback dari masyarakat
secara nyata, karena mereka hanya merasa harus menyetujui secara lisan. Kemudian, terdapat 13,33 persen yang memberikan persetujuan untuk
kepentingan masyarakat. Peserta menjadikan partisipasi menjadi suatu alat yang digunakan untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri, sehingga mereka merasa ingin ikut serta sebagai suatu objek dari partisipasi itu sendiri. Dalam tingkatan akhir perempuan
peserta sebesar 36,66 persen telah memberikan persetujuan karena telah terjadi komunikasi diadik dengan pemerintah. Mereka tahu akan kebutuhan mereka
dalam program sehingga mereka ikut dalam menetapkan keputusan pada rencana program selanjutnya. Selain itu, mereka juga berpartisipasi dalam
pengimplementasian program tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pendukung partisipasi
yang terdiri dari tingkat kemauan peserta yang terdiri dari sikap dan motivasi peserta umtuk bergabung dalam program PNPM ini. Sikap yang ditunjukan
peserta merupakan sikap yang positif, dikarenakan program PNPM telah membantu mereka memiliki usaha sehingga penghasilan mereka pun bertambah
serta dengan adanya program tersebut, peserta dapat mendapatkan lapangan kerja yang layak untuk mengisi waktu nya setiap hari Selain itu tingkat pendidikan
peserta dan tingkat kesempatan juga mempengaruhi, makin tinggi pendidikan yang dimiliki peserta membuat mereka makin percaya diri dan mengerti tujuan
mereka akan mengikuti program ini. Mereka merasa perlu dan butuh dalam keikutsertaannya dalam program berdasarkan komitmen yang tinggi.
Kesempatan yang mereka miliki seperti waktu luang dan informasi yang didapat juga menentukan tingkatan partisipasi. Semakin banyak waktu luang bagi
peserta yang tidak memiliki beban ganda semakin fokus mereka untuk mengikuti program ini dan semakin banyak informasi yang mereka dapatkan dari pemerintah
baik dari tim PNPM itu sendiri membuat mereka semakin mengerti dan yakin untuk tetap mengikuti dan melakukan usaha mengunakan modal yang
dipinjamkan dari program PNPM Perkotaan ini. Tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan dapat ditunjukan pada Tabel 5.9
berikut ini :
Tabel 5.9 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Jenis Partisipasi dan Derajat Partisipasi Arnstein di Kelurahan Semplak
Tahun 2012
Kategori Partisipasi
Derajat Partisipasi
Arnstein Partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan
Partisipasi Kehadiran
Perempuan Peserta
dalam RapatPertemuan
Partisipasi dalam
Mengemukakan MasukanSaran
Usul dalam Rapat
Pertemuan Partisipasi
dalam Menetapkan
Konsep rencana
program Partisipasi
dalam memberikan
persetujuan terhadap
rancangan rencana
program Rendah
1.Manipulasi -
- -
- 2.Terapi
- -
- -
3.Pemberitahuan 29 48,33
3050 3050
3050 Sedang
4.Konsultasi 1118,33
711,66 813,33
813,33 5.Penenangan
2033,33 2338,33
2236,66 2236,66
6.Kemitraan -
- -
- Tinggi
7.Pendelegasian -
- -
- 8.Kontrol
Masyarakat -
- -
- Jumlah
60100 60100
60100 60100
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar tingkat partisipasi kehadiran perempuan dalam rapat atau pertemuan berada pada derajat
partisipasi pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 48,33 persen. Mayoritas tingkat partisipasi perempuan dalam mengemukakan
masukansaranusul dalam rapat atau pertemuan berada pada derajat pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 50 persen. Tingkat
partisipasi perempuan dalam menetapkan konsep rencana program berada pada derajat partisipasi pemberitahuan dan tergolong kategori rendah yaitu sebesar 50
persen. Tingkat partisipasi dalam memberikan persetujuan terhadap rancangan rencana program berada pada derajat partisipasi pemberitahuan dan tergolong
kategori rendah yaitu sebesar 50 persen. Keterkaitan antara tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM
Mandiri Perkotaan dengan derajat partisipasi Arnstein berada pada kategori sedang yaitu konsultasi dan penenangan. Arnstein menyatakan bahwa konsultasi
dan mengundang pendapat – pendapat masyarakat dapat menjadi langkah yang
sah dalam menuju tingkat partisipasi penuh. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa usulan-usulan dan ide- ide yang disumbangkan oleh masyarakat akan dijadikan
bahan pertimbangan dalam keberlanjutan program. Sejauh ini kondisi dilapangan
menyatakan bahwa masyarakat pada umumnya hanya menerima paparan program PNPM. Sehingga partisipasi hanya merupakan suatu penekanan pada beberapa
jumlah orang yang datang pada pertemuan rapat evaluasi. Berdasarkan derajat penentraman placations, masyarakat lebih sedikit
ditempatkan pada badan – badan urusan masyarakat atau badan pemerintahan
yaitu kantor sekret PNPM Mandiri. Kantor PNPM Mandiri mayoritas dipegang oleh elit kekuasaan pemerintah. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat
berhak memberikan saran – saran atau ide atau masukan akan tetapi pemerintah
yang lebih berhak untuk menentukan legitimasi atau visibilitas dari saran-saran tersebut
Usia memiliki korelasi dengan kategori partisipasi. Tingkat partisipasi perempuan dalam program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semplak
termasuk dalam kategori Sedang. Tabel 5.10 Jumlah dan Persentase Perempuan Peserta PNPM menurut Golongan
Usia dan Tingkat Partisipasi di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Tingkat Partisipasi
Golongan Usia Kerja Produktif Muda
Produktif Menengah Produktif Tua
Rendah 5 55,5
19 44,2 4 50
Sedang 4 44,5
24 55,8 4 50
Tinggi -
- -
Jumlah 9 100
43 100 8 100
Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa semakin perempuan peserta program PNPM-MP berada pada golongan usia produktif menengah 26-
45 tahun maka tingkat partisipasinya meningkat, sementara pada usia produktif
tua relatif ada penurunan kembali tingkat partisipasinya.
VI. PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP
TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN
6.1.
Pengaruh Tingkat Kemauan Terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Program PNPM mandiri perkotaan
Tingkat kemauan perempuan peserta di Kelurahan Semplak dalam Program PNPM Mandiri Perkotaan dapat dilihat dari persepsi, sikap dan motivasi
para peserta terhadap program tersebut. Mayoritas perempuan peserta di Kelurahan Semplak yang mendapatkan dana BLM Bantuan Langsung
Masyarakat PNPM, memiliki persepsi yang tergolong sedang atau biasa saja sebesar 63,3 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Persepsi. Dari hasil wawancara
dengan perempuan peserta, kebanyakan dari mereka telah mengerti bahwa akan ada proyek bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin. Bahwa bantuan tersebut
dapat direalisasikan dengan syarat peserta harus dapat membentuk kelompok –
kelompok KSM Kelompok Swadaya Masyarakat. Tabel 6.1 Hubungan Antara Tingkat Persepsi terhadap Tingkat Partisipasi
Perempuan Peserta Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Tingkat Partisipasi Tingkat Persepsi
Sedang Tinggi
Rendah 2948,33
39,68 Sedang
- 2890,32
Jumlah 29100
31100
Tabel 6.1 menjelaskan keterhubungan antara pengaruh persepsi dengan tingkat partisipasi. Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa semakin
perempuan peserta program PNPM-MP memiliki tingkat persepsi yang tinggi maka tingkat partisipasinya juga cenderung meningkat.
Peserta memersepsikan bahwa program PNPM Mandiri Perkotaan dinilai cukup bermanfaat. Peserta setuju bahwa program yang merupakan salah satu
kontribusi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini bertujuan dalam membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan ekonomi
serta dapat menciptakan peluang dan kesempatan yang baru bagi masyarakat. Sehingga akhirnya mereka berpartisipasi dalam mengikuti beberapa pelatihan dari
program sehingga mendapatkan tambahan pengetahuan dan mengasah keterampilan sehingga menjadi lebih kreatif dari sebelumnya. Hal ini dapat
membantu masyarakat khususnya para peserta program untuk belajar berorganisasi menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Penilaian peserta dari segi sikap dalam menanggapi program adalah
sebesar 78,3 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Sikap Hal tersebut merupakan
sikap yang netral. Mereka mengikuti program ini dengan melaksanakan kegiatan dana bergulir yang diberikan oleh PNPM. Menurut peserta, dana bergulir yang
diberikan telah sesuai dengan kebutuhan mereka, selain itu dengan adanya dana bergulir tersebut dapat membantu mereka dalam memiliki usaha dan menciptakan
peluang dan kesempatan kerja bagi mereka sehingga dengan begitu pendapatan yang mereka hasilkan juga bertambah. Hal ini menyebabkan para peserta akhirnya
banyak yang berpartisipasi dalam mengunakan dana bergulir dan membuka usaha. Adapun keterkaitan antara pengaruh sikap terhadap tingkat partisipasi,
ditunjukkan oleh Tabel 6.2. Tabel 6.2 Hubungan Antara Sikap terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan Peserta
Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Tingkat Partisipasi Sikap
Netral Positif
Rendah 2963,04
642,86 Sedang
1736,83 857,14
Jumlah 46100
14100
Penjelasan tabel 6.2 ini menunjukkan bahwa sikap perempuan peserta
program yang netral cenderung melahirkan partisipasi yang rendah sebesar 63,04 persen. Data menunjukkan kecenderungan bahwa semakin ke arah netral sikap
perempuan peserta program maka semakin rendah tingkat partisipasinya. Masih rendahnya partisipasi perempuan peserta program karena masih banyak yang
belum antusias atau belum yakin terhadap program yang ada. Setiap perempuan peserta memiliki motivasi yang berbeda dalam
berpartisipasi dalam program PNPM, namun perempuan peserta di Kelurahan
Semplak memiliki motivasi yang cukup tinggi sebesar 76,7 persen Lampiran1. Tabel Frekuensi Motivasi. Mereka berpartisipasi dalam program berdasarkan
kemampuan mereka sendiri tanpa paksaan orang lain dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini dikarenakan kebutuhan mereka yang
banyak sehingga rata-rata para perempuan peserta ingin membantu suaminya
dalam mendapatkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya tingkat kemauan yang tinggi dari para peserta
menyebabkan partisipasi yang tinggi juga di dalam program. Tabel 6.3 Hubungan Antara Motivasi terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan
Peserta Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semplak Tahun 2012
Tingkat Partisipasi Motivasi
Sedang Tinggi
Rendah 2748,21
250 Sedang
2951,79 250
Jumlah 56100
4100
Berdasarkan Tabel 6.3, diketahui bahwa perempuan peserta program memiliki motivasi sedang memiliki tingkat partisipasi sedang yaitu 51,79 persen
dan mengalami penurunan tingkat partisipasi menjadi rendah sebesar 50 persen pada motivasi yang tinggi. Data tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa
semakin perempuan peserta program PNPM-MP memiliki motivasi yang tinggi maka tingkat partisipasinya semakin rendah, sementara dengan motivasi yang
sedang tingkat partisipasinya justru semakin tinggi. Hal ini dikarenakan perempuan peserta yang memiliki motivasi yang tinggi beranggapan bahwa,
mereka tidak harus mengikuti kegiatan bimbingan maupun rapat evaluasi dari pihak PNPM dikarenakan mereka sudah menyadari dan langsung termotivasi
dalam program dana bergulir tanpa merasa perlu terlalu berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan yang telah disediakan.
6.2. Pengaruh Tingkat Kemampuan Terhadap Tingkat Partisipasi