Tabel 29 Nilai elastisitas konversi tiap jenis penggunaan lahan
No Penggunaan Lahan
Nilai Elastisitas 1
Air 1,0
2 Hutan
0,9 3
Kawasan Terbangun 1,0
4 Lahan Kering
0,5 5
Perkebunan 0,5
6 Sawah
0,6 7
Lainnya 0,5
Sumber : hasil analisis
Matriks konversi adalah nilai yang menunjukkan suatu jenis penggunaan lahan boleh berubah menjadi penggunaan lahan lain. Nilai matriks konversi
adalah angka 0 dan 1. Angka 1 menunjukkan konversi boleh terjadi sedangkan 0 adalah konversi tidak boleh terjadi, contohnya matriks untuk penggunaan lahan
air bahwa air hanya akan terkonversi menjadi air lagi nilai 1, sedangkan untuk menjadi jenis menggunaan lain tidak diperbolehkan nilai 0. Matriks konversi
tiap jenis penggunaan lahan tertera pada Tabel 30. Tabel 30 Matriks konversi tiap jenis penggunaan lahan
Penggunaan Lahan
Air Hutan Kawasan Terbangun
Lahan Kering
Perkebunan Sawah Lainnya
Air 1
Hutan 1
1 Kawasan
Terbangun 1
Lahan Kering 1
1 1
1 1
Perkebunan 1
1 1
1 Sawah
1 1
1 1
Lainnya 1
1 1
1
5.3.4 Kebijakan spasial dan pembatasan area
Kebijakan spasial dan pembatasan area merupakan kebijakan spasial terkait dengan area spesifik yang akan direstorasi direklamasi direhabilitasi dan
juga terkait dengan wilayah mana yang tidak diijinkan untuk dikonversi misalnya kawasan lindung dan kawasan pertanian lahan basah. Kebijakan spasial dan
pembatasan area yang dilakukan adalah 1 tidak ada pembatasan area yang disimpan dalam file region_nopark.fil, 2 restorasi kawasan lindung hutan yang
disimpan dalam file locspec1.fil, 3 lahan sawah tidak terkonversi pada
pertanian lahan basah yang disimpan dalam file region_park1.fil, dan 4 pencetakan sawah baru pada lokasi peruntukan pertanian lahan basah.yang
disimpan dalam file locspec2.fil.
5.3.5 Pelaksanaan Pemodelan
Simulasi model CLUES untuk memprediksi penggunaan lahan tahun 2010 model 1 dan penggunaan lahan tahun 2032 model 2 menggunakan file
yang bervariasi. Model 1 menggunakan data kebutuhan penggunaan lahan tahun 20002010, kesesuaian penggunaan lahan, elastisitas konversi, matriks konversi
tahun 2000 dan kebijakan spasial tidak ada pembatasan area. Model 2 menggunakan data kebutuhan penggunaan lahan tahun 20102032, kesesuaian
penggunaan lahan tahun 2010, elastisitas konversi dan matriks konversi tahun 2000 dan kebijakan spasial yang terdiri atas delapan skenario. Data yang
digunakan pada model 1 dan model 2 tertera pada Tabel 31.
Tabel 31 Data yang digunakan pada model 1 dan model 2
Model Jenis Data
Kebutuhan penggunaan
lahan Koefisien
kesesuaian penggunaan
lahan Elastisita
s Konversi
Matriks konver
si Pembatasan area
Lokasi spesifik
Model 1 demand.in0
alloc1.reg main.1
allow1 no_regionpark.fil
Model 2
Sk en
ario 1
demand.in1 alloc2.reg
main.1 allow1
no_regionpark.fil 2
demand.in2 alloc2.reg
main.1 allow1
locspec1. 3
demand.in3 alloc2.reg
main.1 allow1
regionpark1.fil 4
demand.in4 alloc2.reg
main.1 allow1
locspec2. 5
demand.in5 alloc2.reg
main.1 allow1
regionpark1.fil locspec1.
6 demand.in6
alloc2.reg main.1
allow1 locspec3.
7 demand.in7
alloc2.reg main.1
allow1 regionpark1.fil
locspec2. 8
demand.in8 alloc2.reg
main.1 allow1
regionpark1.fil locspec3.
5.3.6 Validasi model
Permodelan menggunakan model CLUES menghasilkan peta penggunaan lahan per tahun sesuai data kebutuhan penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan
tahun 2010 hasil prediksi tertera pada Gambar 28 dibandingkan peta penggunaan lahan tahun 2010 aktual dengan nilai sel yang sama adalah sebesar
91,25 . Hal ini berarti bahwa model dapat digunakan untuk memprediksi penggunaan lahan pada tahun 2032 dengan akurasi 91,25.