diperoleh dapat digambarkan dengan kombinasi dari berbagai fungsi matematis dasar, model ini disebut dengan model analitis. Model matematis ini dapat
dikelompokkan dalam dua bagian yaitu model statis dan dinamik. Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik tunggal
dari waktu. Model dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model Eriyatno 1999.
Penyelesaian suatu permasalahan yang mempunyai tiga karakter yaitu kompleks, dinamik, dan probabilistik disarankan untuk menggunakan pendekatan
sistem.Kompleks mengandung arti interaksi antar elemen cukup rumit. Sedangkan dinamik berarti faktornya berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa
depan. Sementara probabilistik adalah diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.
Penelitian dengan pendekatan sistem meliputi delapan unsur yaitu: 1 metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, 2 suatu tim yang
multidisipliner, 3 pengorganisasian, 4 disiplin untuk bidang yang non- kuantitatif, 5 teknik model matematik, 6 teknik simulasi, 7 teknik optimisasi,
dan 8 aplikasi komputer. Metode dengan pendekatan sistem pada prinsipnya melalui enam tahap, yaitu : analisis kebutuhan, formulasi permasalahan,
identifikasi sistem, pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, dan penentuan kelayakan secara ekonomi dan finansial.
Keenam langkah ini umumnya dilakukan dalam suatu kesatuan yang disebut dengan analisis sistem Djojomartono 1993.
Sistem dinamis untuk perkotaan pertama kali dianalisis oleh Forrester tahun 1969 dengan bukunya berjudul Urban Dynamics. Hal ini merupakan
pendekatan sistem pertama yang menganalisis masalah perkotaan yang kompleks dan berbeda dengan sistem dinamis yang menganalisis sistem fisik. Terdapat hal
yang bertentangan dengan intuisi atau rasional perihal sistem sosial. Pertama, sistem sosial tidak sensitif terhadap perubahan kebijakan. Kedua, sistem sosial
memberikan pengaruh yang kecil dalam mengubah perilaku. Ketiga, sistem sosial menunjukkan konflik antara akibat perubahan kebijakan dalam jangka panjang
dan jangka pendek Forrester 1994. Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat dijelaskan bahwa model merupakan representasi dari sistem yang kompleks.
Aspek penataan ruang, pembangunan wilayah dan masalah perkotaan dapat dianalisis dengan pendekatan sistem. Aspek penataan ruang dapat dikategorikan
sistem sosial, sehingga pendekatannya menggunakan metode soft system bukan sistem fisik atau hard system. Salah satu tool untuk analisis pada soft system ini
adalah analisis prospektif Godet 1999.
2.2 Konsep Analisis Keruangan
Ruang space dalam ilmu geografi di definisikan sebagai seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuhan, hewan
dan manusia Jayadinata 1992. Analisis keruangan atau spatial analysis mempelajari perbedaan lokasidalam hal sifat-sifat pentingnya. Dalam analisis ini
data yang digunakan disebut data spasial yang pemanfaatannya meliputi data titik point data dan data bidang areal data. Analisis spasial merupakan metode
kuantitatif untuk melihat keragaman sesuatu secara spasial.Sistem informasi geografis merupakan sistem automatisasi untuk menangani data spasial.Sistem ini
dapat merangkum intelegensi informasi secara geografis keruangan. Dalam sistem informasi geografis, objek yang ada dalam ruang geografis ditunjukkan
oleh dua jenis informasi. Pertama, berkaitan dengan lokasi yang disebut dengan data spasial, dan yang kedua berkaitan dengan identitas dari karakter dari objek
tersebut yang disebut dengan data atribut Unwin 1981. Data spasial merupakan penggambaran objek dalam ruang. Objek dalam
ruang tersebut diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu titik, garis, area dan permukaan. Data atribut dapat ditunjukan dengan nominal, ordinal, interval dan
skala rasio. Informasi geografis tentang lingkungan disajikan dalam bentuk peta, analogdan digital. Peta analog merupakan penggambaran secara nyata dari kondisi
dunia. Kualitas fisik dari garis dan area panjang, tebal, warna dan sebagainya digunakan untuk menggambarkan kondisi feature dari alam. Lokasi absolut dari
ruang didefinisikan dalam sistem koordinat x,y yang tidak berkaitan dengan objek yang dipetakan.
Dalam pembuatan peta, perlu diperhatikan unsur-unsur skala, proyeksi dan simbol. Dalam peta analog ketiga unsur ini sudah tetap. Hal ini berbeda dengan
peta digital yang tidak tetap, sehingga proyeksi, skala dan simbol dengan mudah diubah sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dimungkinkan dengan manipulasi
matematis. Sebagai ilustrasi untuk melihat perbedaan peta analog dan digital adalah pada informasi jalan. Dalam versi analog, jalan ini digambarkan
denganskala dan proyeksi yang sudah tetap, simbol yang digunakan adalah garis merah yang lebarnya menggambarkan lebar jalan. Perubahan peta hanya dapat
dilakukan dengan survey dan pencetakan peta ulang. Dalam bentuk digital jalan tersebut digambarkan oleh suatu seri koordinat, dan data atribut tentang
namajalan, lebar dan sebagainya Martin 1991. Dalam pemodelan spasial, terdapat dua kategori struktur data dari area
yaitu vektor dan raster. Vektor merupakan struktur data yang berdasarkan pada koordinat, sedangkan raster merupakan struktur data yang berdasarkan pada sel.
Sistem informasi geografis SIG merupakan informasi yang berhubungan dengan lokasi-lokasi tertentu. Secara harfiah sistem informasi geografis
mengandung tiga kata yaitu sistem, informasi dan geografis. Sistem mengandung arti suatu lingkungan tempat data untuk dikelola dan ditanyai. Informasi, berarti
ada kemungkinan untukmenggunakan sistem untuk menanyakan pertanyaan data basis geografis, dan memperoleh informasi dunia geografis. Geografis berarti
sistem yang digunakan berkaitan erat dengan ukuran dan skala geografis, dan merujuk pada sistem koordinat dari lokasi dari permukaan bumi. Hampir semua
penelitian atau penyajian informasi yang bersifat keruangan spasial menggunakan teknik sistem informasi geografis. Penentuan lokasi yang terbaik
untuk suatu kegiatan tertentu, penentuan persebaran atau distribusi suatu unit kegiatan, dan penentuan pola jaringan adalah merupakan cotoh penggunaan atau
aplikasi dari SIG. Von Thunnen adalah ilmuwan pertama pada tahun 1926 mengamati dan
membuat konsep tentang wilayah pertanian di Jerman dalam aspek keruangan. Aspek yang menjadi perhatiannya adalah pola keruangan persebaran dari
komoditas pertanian dan lokasi pasar, sehingga diperoleh model umum penggunaan lahan di wilayah pedesaan yang menggambarkan wilayah-wilayah
penghasil produk pertanian yang mengelilingi pasar. Model ini menggambarkan pola spasial yang paling efisien dari berbagai jenis komoditas pertanian dan
penggunaan lahan. Von Thunen mengemukakan bahwa harga sewa lahan hanya bergantung pada faktor jarak Nugroho dan Dahuri 2004.