Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW

Gambar 17 Peta pola ruang RTRW wilayah Kabupaten Sukabumi 2012­2032 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan 5.1.1 Penggunaan Lahan Setiap obyek yang terdapat dalam citra Landsat memiliki kenampakan karakteristik yang khas. Analisis visual merupakan kegiatan mengamati citra secara visual dengan tujuan untuk mengindentifikasi obyek, sehingga dalam interpretasi penggunaan lahan secara visual menggunakan pendekatan unsur interpretasi citra, diantaranya : tone warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs lokasi dan asosiasi. Dalam melakukan interpretasi citra, pengaturan band citra merupakan langkah yang sangat penting dalam mencirikan kenampakan obyek berdasarkan warna dan rona sebagai unsur dasar interpretasi. Kombinasi band citra Landsat yang digunakan adalah 5­4­3 dalam format Red, Green, BlueRGB karena memiliki informasi terbaik dalam identifikasi penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi terdiri atas tujuh kelas, yaitu : air, hutan, kawasan terbangun, lahan kering, perkebunan, sawah dan lainnya. Kelas penggunaan lahan air pada citra Landsat memiliki warna biru dengan tekstur halus, dalam ukuran yang besar untuk laut, serta bentuknya yang memanjang dan berliku­liku untuk sungai.Badan air mudah sekali diidentifikasi secara visual di citra. Badan air dapat berupa sungai, danausitu, dan laut. Kenampakan air pada citra Landsat tertera pada Gambar 18. Kelas penggunaan hutan dapat berupa hutan alam lahan kering dan hutan tanaman. Hutan alam merupakan area yang ditutupi oleh vegetasi pepohonan yang tumbuh secara alami pada lahan yang tidak tergenang air. Kenampakan hutan alam pada citra adalah berwarna hijau gelap dengan tekstur yang halus. Hutan tanaman merupakan areal yang bervegetasi pepohonan yang ditanami secara sengaja dengan jenis tertentu yang tumbuh pada areal basah maupun kering. Hutan tanaman terlihat dengan pola tanam yang teratur pada daerah datar, dan untuk area bergelombang terlihat warna citra warnanya yang berwarna kuning kehijauan yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Untuk membedakan hutan lahan kering dengan hutan tanaman, elemen lain seperti asosiasi juga sangat membantu dalam pengidentifikasian obyek karena aksesnya yang sulit dan tidak tersedianya jaringan jalan. Kenampakan hutan pada citra Landsat tertera pada Gambar 19. a laut b sungai Gambar 18 Kenampakan air pada citra Landsat skala 1 : 50000. a hutan alam b hutan tanaman Gambar 19 Kenampakan hutan pada citra Landsat skala 1 : 50000. Kelas penggunaan lahan kawasan terbangunmerupakan kelas gabungan areal permukiman dengan areal industri di daerah penelitian. Obyek ini memiliki pola teratur mengikuti jalan dan sungai dan pola kurang teratur yang berbaur dengan vegetasi. Pada areal industri, pola terlihat lebih teratur dengan bentuk poligon yang jelas, sedangkan pada areal permukiman, pola ditunjukkan kurang teratur dan menyebar. Pada pemukiman desa biasanya kenampakan vegetasi masih banyak terlihat. Kawasan terbangun masih dapat terlihat jelas dengan tonewarna merah tua. Biasanya mudah diidentifikasi dengan melihat bentuk‐ bentuk geometri sederhana yang merupakan tanda adanya kegiatan atau campur tangan manusia serta adanya jaringan jalan di sekitar obyek yang lebih rapat dan teratur. Kenampakan kawasan terbangun pada citra Landsat tertera pada Gambar 20.