Uji Hasil Interpretasi Analisis Perubahan Penggunaan Lahan .1 Penggunaan Lahan
terbesar terjadi pada kawasan terbangun yang mengalami peningkatan sebesar 23,9. Perubahan penggunaan lahan terbesar lainnya adalah sawah yang
mengalami penurunan sebesar 15,8. Grafik perubahan penggunaan lahan disajikan pada Gambar 25.
Tabel 11 Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sukabumi
Penggunaan Lahan 2000
2010 Perubahan
ha ha
ha Air
4.327 1,0
4.327 1,0
0.0 Hutan
78.265 18,8
77.876 18,7
389 0,5
Kawasan Terbangun 22.318
5,4 27.652
6,6 5.334
23,9 Lahan Kering
182.974 44,0
189.225 45,5
6.251 3,4
Perkebunan 57.381
13,8 57.161
13,7 220
0,4 Sawah
68.985 16,6
58.060 14,0 10.925 15,8
Lainnya 1.861
0,4 1.810
0,4 51
2,7 Jumlah
416.111 100,0
416.111 100,0 Sumber : hasil analisis
Air memiliki luas penggunaan lahan 4.327 ha atau 1,0 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi pada tahun 2000 dan 2010. Selama periode tahun 2000
sampai dengan tahun 2000, penggunaan lahan air tidak berubah tetap. Hutan pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 78.265 ha atau sekitar
18,8 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas hutan berkurang 389 ha menjadi 77.876 ha atau sekitar 18,7. Penurunan luas hutan
merupakan indikasi adanya kerusakan lahan terutama hutan pada kawasan lindung, yaitu : kawasan hutan lindung dan hutan konservasi.
Kawasan terbangun pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 22.318 ha atau sekitar 5,4 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas
kawasan terbangun bertambah 5.334 ha menjadi 27.652 ha atau sekitar 6,6. Peningkatan kawasan terbangun merupakan konsekuensi dari bertambahnya
jumlah penduduk di Kabupaten Sukabumi yang memerlukan pemukiman dan lahan untuk aktifitas urban lainnya.
Lahan kering pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 182.974 ha atau sekitar 44,0 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas lahan
kering bertambah 6.251 ha menjadi 189.225 ha atau sekitar 45,5. Peningkatan
lahan kering perlu mendapat perhatian lebih, karena pada umumnya merupakan lahan transisi sebelum suatu lahan pertanian berubah menjadi kawasan terbangun.
Perkebunan pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 57.381 ha atau sekitar 13,8 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas perkebunan
berkurang 220 ha menjadi 57.161 ha atau sekitar 13,7. Penurunan luas perkebunan diduga karena adanya perubahan ke penggunaan lahan lain seperti
lahan pertanian karena pada lokasi area perkebunan juga cocok untuk areal pertanian.
Sawah pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 68.985 ha atau sekitar 16,6 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas sawah
berkurang 10.925 ha menjadi 58.060 ha atau sekitar 14,0. Penurunan luas sawah dapat mengakibatkan penurunan produksi beras di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah agar lahan sawah tidak terus mengalami konversi ke penggunaan lahan lain.
Penggunaan lahan lainnya pada tahun 2000 memiliki luas sebesar 1.861 ha atau sekitar 0,4 dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2010 luas
penggunaan lahan lainnya berkurang 51 ha menjadi 1.810 ha atau sekitar 0,4. Penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi disajikan pada Gambar 25 dan
Gambar 26.
Gambar 25 Grafik perubahan penggunaan lahan periode 20002010
0,0 -0,5
23,9
3,4 -0,4
-15,8 -2,7
-20,0 -15,0
-10,0 -5,0
0,0 5,0
10,0 15,0
20,0 25,0
30,0
P e
r s
e n
t a
s e
P e
r u
b a
h a
n
Air Hutan
Kawasan Terbangun
Lahan Kering Perkebunan
Sawah Lainnya
Gambar 26 Penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi tahun 2000
Gambar 27 Penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi tahun 2010 Luas perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi tahun 20002010
disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Matriks perubahan penggunaan lahan tahun 20002010
Penggunaan Lahan
Tahun 2000 ha
Penggunaan Lahan Tahun 2010 ha
Air Hutan
Kawasan Terbangun
Lahan Kering
Perkebunan Sawah Lainnya Jumlah
Air 4.327
4.327 Hutan
76.888 1.359
18 78.265
Kawasan Terbangun
22.318 22.318
Lahan Kering
988 2.171 174.935
4.880 182.974
Perkebunan 402
56.555 424
57.381 Sawah
2.714 12.931
588 52.752 68.985
Lainnya 47
4 1.810
1.861 Jumlah
4.327 77.876 27.652 189.225
57.161 58.060 1.810 416.111
Sumber : hasil analisis
Selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, penggunaan lahan air tidak berubah tetap.Hutan selama periode 2000 sampai 2010 mengalami
perubahan menjadi lahan kering sebesar 1.359 ha dan perkebunan sebesar 18 ha. Dalam periode tersebut luas hutan juga mengalami peningkatan dari lahan kering
sebesar 988 ha. Namun demikian, laju penurunan luas hutan tidak sebanding dengan peningkatannya, sehingga luas hutan pada tahun 2010 berkurang menjadi
77.876 ha. Adanya penurunan luas hutan menjadi lahan kering perlu mendapat perhatian pemerintah agar kondisinya tidak semakin rusak, terutama pada
kawasan lindung hutan. Upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar dan upaya restorasi hutan pada kawasan lindung hutan akan memulihkan kembali fungsi dari
kawasan lindung hutan sebagai penyangga kehidupan. Lahan kering selama periode 2000 sampai 2010 mengalami penurunan
menjadi kawasan terbangun sebesar 2.171 ha, hutan sebesar 988 ha dan sawah sebesar 4.880 ha. Selain penurunan, lahan kering juga mengalami peningkatan
yang berasal dari hutan sebesar 1.359 ha dan sawah sebesar 12.931 ha. Peningkatan lahan kering yang berasal dari lahan sawah perlu mendapat
perhatian, karena umumnya merupakan lahan transisi sebelum berubah ke penggunaan lahan lain.
Sawah selama periode 2000 sampai 2010 mengalami penurunan menjadi kawasan terbangun sebesar 2.714 ha, lahan kering sebesar 12.931 ha dan
perkebunan sebesar 588 ha. Selain penurunan, sawah juga mengalami
peningkatan yang berasal dari lahan kering sebesar 4.880 ha, perkebunan 424 ha dan lainnya sebesar 4 ha. Adanya penurunan luas lahan sawah ini akan
menurunkan produksi beras di Kabupaten Sukabumi. Kawasan terbangun selama periode 2000 sampai 2010 mengalami
peningkatan yang berasal dari lahan kering sebesar 2.171 ha, perkebunan sebesar 402 ha, sawah sebesar 2.714 ha dan lainnya 47 ha. Peningkatan kawasan
terbangun dari lahan sawah mempunyai luasan terbesar karena lahan sawah umumnya mempunyai aksesibilitas yang baik dan dekat dengan pemukiman,
sehingga menjadi lahan yang paling mudah dikonversi menjadi kawasan terbangun. Pada umumnya lahan sawah sebelum dikonversi menjadi lahan
terbangun akan mengalami transisi terlebih dahulu menjadi lahan kering, baru kemudian berubah lagi menjadi lahan terbangun. Adanya peningkatan kawasan
terbangun dari lahan sawah perlu mendapat perhatian pemerintah agar produksi beras tidak menurun yang dalam jangka panjang akan berakibat pada kerawanan
pangan.