Konsep Analisis Keruangan Spatial modeling of land use change in relation to spatial planning in Sukabumi Regency
matematis. Sebagai ilustrasi untuk melihat perbedaan peta analog dan digital adalah pada informasi jalan. Dalam versi analog, jalan ini digambarkan
denganskala dan proyeksi yang sudah tetap, simbol yang digunakan adalah garis merah yang lebarnya menggambarkan lebar jalan. Perubahan peta hanya dapat
dilakukan dengan survey dan pencetakan peta ulang. Dalam bentuk digital jalan tersebut digambarkan oleh suatu seri koordinat, dan data atribut tentang
namajalan, lebar dan sebagainya Martin 1991. Dalam pemodelan spasial, terdapat dua kategori struktur data dari area
yaitu vektor dan raster. Vektor merupakan struktur data yang berdasarkan pada koordinat, sedangkan raster merupakan struktur data yang berdasarkan pada sel.
Sistem informasi geografis SIG merupakan informasi yang berhubungan dengan lokasi-lokasi tertentu. Secara harfiah sistem informasi geografis
mengandung tiga kata yaitu sistem, informasi dan geografis. Sistem mengandung arti suatu lingkungan tempat data untuk dikelola dan ditanyai. Informasi, berarti
ada kemungkinan untukmenggunakan sistem untuk menanyakan pertanyaan data basis geografis, dan memperoleh informasi dunia geografis. Geografis berarti
sistem yang digunakan berkaitan erat dengan ukuran dan skala geografis, dan merujuk pada sistem koordinat dari lokasi dari permukaan bumi. Hampir semua
penelitian atau penyajian informasi yang bersifat keruangan spasial menggunakan teknik sistem informasi geografis. Penentuan lokasi yang terbaik
untuk suatu kegiatan tertentu, penentuan persebaran atau distribusi suatu unit kegiatan, dan penentuan pola jaringan adalah merupakan cotoh penggunaan atau
aplikasi dari SIG. Von Thunnen adalah ilmuwan pertama pada tahun 1926 mengamati dan
membuat konsep tentang wilayah pertanian di Jerman dalam aspek keruangan. Aspek yang menjadi perhatiannya adalah pola keruangan persebaran dari
komoditas pertanian dan lokasi pasar, sehingga diperoleh model umum penggunaan lahan di wilayah pedesaan yang menggambarkan wilayah-wilayah
penghasil produk pertanian yang mengelilingi pasar. Model ini menggambarkan pola spasial yang paling efisien dari berbagai jenis komoditas pertanian dan
penggunaan lahan. Von Thunen mengemukakan bahwa harga sewa lahan hanya bergantung pada faktor jarak Nugroho dan Dahuri 2004.
Struktur spasial suatu wilayah secara teoritis dapat dibagi menjadi tiga tipe. Tipe pertama adalah adalah pengelompokan dari lokasi jasa atau industri
tertier termasuk administrasi, keuangan, perdagangan eceran dan grosir serta jasa sejenis, yang cenderung memusat dalam menjadai kelompok-kelompok
homogen dan menyebar secara merata di bentang alam yang memberikan akses terhadap populasi pasar yang terluas. Tipe kedua, merupakan persebaran lokasi
dari industri yang terspesialisasi seperti manufaktur, pertambangan dan rekreasi, yang cenderung menjadi mengelompok atau aglomerasi berdasar pada lokasi-
lokasi sumberdaya fisik seperti timah, dan kondisi fisik seperti sungai dan pantai. Tipe ketiga berupa pola dari rantai transportasi, seperti jalan dan kereta api yang
mengakibatkan pertumbuhan pemukiman secara linier Nugroho dan Dahuri 2004.
2.3 Penggunaan Lahan dan Pemodelan Perubahannya 2.3.1. Penggunaan dan Penutupan Lahan
Definisi mengenai penggunaan lahan land use dan penutupan lahan land cover
pada hakekatnya berbeda walaupun sama-sama menggambarkan keadaan fisik permukaan bumi. Lilesand dan Kiefer 1993 mendefinisikan penggunaan
lahanberhubungan dengan kegiatan manusia pada suatu bidang lahan, sedangkan penutupan lahan lebih merupakan perwujudan fisik objek-objek yang menutupi
lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap objek-objek tersebut, contohnya pada penggunaan lahan untuk pemukiman yang terdiri atap permukaan,
rerumputan dan pepohonan. Menurut Rustiadi et al. 2005, penggunaan lahan dan penutupan lahan
dapat memiliki pengertian yang sama untuk hal-hal tertentu tetapi sebenarnya memiliki penekanan yang berbeda. Penggunaan lahan menyangkut aktifitas
pemanfaatan lahan oleh manusia, sedangkan penutupan lahan lebih bernuansa fisik. Penggunaan lahan adalah setiap bentuk campur tangan manusia terhadap
sumberdaya lahan, baik yang bersifat permanen atau rotasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik material maupun spiritual Vink 1975 dalam Sitorus,
2001.