Nilai akurasi hasil regresi logistik didapatkan 0,856. Hal ini berarti bahwa variabel bebas tersebut diatas secara statistik dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi perubahan lahan hutan menjadi pertanian.
5.3 Model Spasial Perubahan Penggunaan Lahan
Pemodelan spasial dengan program CLUES memerlukan skenario yang ditentukan berdasarkan pada kebutuhan. Skenario yang digunakan berdasarkan
pada modul kebutuhan penggunaan lahan demand modul dan modul kebijakan spasial dan pembatasan area spatial policy and area restrictions. Modul
kebutuhan lahan dalam program CLUES merupakan tabel time series untuk kebutuhan setiap penggunaan lahan menggunakan asumsi laju perubahan
penggunaan lahan tahun sebelumnya, yaitu : laju perubahan penggunaan lahan tahun 20002010.
Skenario yang digunakan dalam model spasial perubahan penggunaan lahan merupakan kombinasi dari modul kebutuhan penggunaan lahan dan
modul kebijakan spasial dan pembatasan area. Berdasarkan kombinasi tersebut, maka skenario yang dibangun terdiri atas 8 skenario, yaitu : 1
skenario laju alami, 2 skenario restorasi hutan pada kawasan lindung, 3 skenario lahan sawah tidak terkonversi pada pertanian lahan basah, 4 skenario
pencetakan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan pertanian lahan basah, 5 skenario restorasi hutan pada kawasan lindung dan lahan sawah tidak
terkonversi pada pertanian lahan basah secara bersamaan, 6 skenario restorasi hutan pada kawasan lindung dan pencetakan lahan sawah baru pada
lokasi peruntukkan pertanian lahan basah secara bersamaan, 7 skenario lahan sawah tidak terkonversi dan pencetakan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan
pertanian lahan basah secara bersamaan, 8skenario restorasi hutan pada kawasan lindung, lahan sawah tidak terkonversi dan pencetakan lahan sawah
baru pada lokasi peruntukan pertanian lahan basah secara bersamaan. Delapan skenario tersebut digunakan untuk memprediksi penggunaan lahan tahun 2032,
Skenario 1 mengasumsikan bahwa mempunyai laju perubahan penggunaan lahan yang sama dengan perubahan panggunaan lahan sebelumnya,
dalam hal ini laju perubahan penggunaan lahan antara tahun 2000 dan 2010 tanpa adanya pembatasan area. Skenario 2 mengasumsikan bahwa perubahan lahan
kering, perkebunan dan sawah di kawasan hutan pada kawasan lindung menjadi hutan kembali. Skenario 3 mengasumsikan sawah yang berada pada kawasan
pertanian lahan basah tidak mengalami perubahan. Skenario 4 mengasumsikan adanya penambahan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan pertanian lahan
basah. Skenario 5 mengasumsikan bahwa perubahan lahan kering, perkebunan dan sawah di kawasan lindung menjadi hutan kembali dan sawah yang berada
pada kawasan pertanian lahan basah tidak mengalami perubahan. Skenario 6 mengasumsikan bahwa perubahan lahan kering dan sawah di kawasan lindung
hutan menjadi hutan kembali dan adanya penambahan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan pertanian lahan basah. Skenario 7 mengasumsikan bahwa
sawah yang berada pada kawasan pertanian lahan basah tidak mengalami perubahan dan adanya penambahan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan
pertanian lahan basah. Skenario 8 mengasumsikan bahwa perubahan lahan kering, perkebunan dan sawah dihutan pada kawasan lindung menjadi hutan kembali,
sawah yang berada pada kawasan pertanian lahan basah tidak mengalami perubahan dan adanya penambahan lahan sawah baru pada lokasi peruntukan
pertanian lahan basah.
5.3.1 Kebutuhan Penggunaan Lahan
Kebutuhan penggunaan lahan merupakan data demand modul yang dibutuhkan untuk simulasi CLUES. Kebutuhan penggunaan lahan terdiri atas
perubahan kebutuhan tiap penggunaan lahan per tahun. Data kebutuhan penggunaan lahan tahun 20002010 didapatkan dari luas setiap jenis penggunaan
lahan Kabupaten Sukabumi tahun 2000. Laju perubahan lahan per tahun didapatkan dari selisih luas penggunaan lahan tahun 2000 dan 2010 dibagi
interval waktu per tahun. Luas masingmasing penggunaan lahan pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2009 pada Tabel 15 adalah luas penggunaan lahan dengan
perbedaan laju perubahan penggunaan lahan per tahun. Data kebutuhan penggunaan lahan tahun 20002010 disimpan dalam file demand.in0 yang
digunakan saat simulasi.