Proses Hierarki Analitik PHA

13 dengan mengambil langkah-langkah tertentu itu, misalnya informasi tentang kondisi kesehatan pegawai yang bersangkutan. Langkah-langkah yang biasanya ditempuh dalam proses seleksi ialah: 1. Penerimaan surat lamaran 2. Penyelenggaraan ujian 3. Wawancara seleksi 4. Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensinya 5. Evaluasi kesehatan 6. Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya 7. Pengenalan pekerjaan 8. Keputusan atas lamaran

2.3. Proses Hierarki Analitik PHA

Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Process-AHP dikembangkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada awal tahun 1980. Analisis ini ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat atau judgement. AHP dapat juga dikatakan sebagai analisis yang digunakan pengambil keputusan untuk dapat memahami kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan Ma‟arif, 2003. Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem, di mana fungsi hierarki antar komponen dan dampaknya terhadap sistem secara keseluruhan dapat dipelajari. Abstraksi ini secara keseluruhan mempunyai bentuk yang saling berkaitan, semuanya tersusun ke bawah dari suatu puncak tujuan akhir, turun ke suatu sub tujuan sub objective, kemudian faktor-faktor pendorong proses yang mempengaruhi sub tujuan tersebut, lalu pelaku aktor yang memberikan dorongan turun ke tujuan pelaku, kemudian kebijaksanaan- kebijaksanaan dan akhirnya turun ke alternatif strategi Fewidarto, 1996. Menurut Ma‟arif 2003, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menyelesaikan persoalan dengan PHA, diantaranya adalah: 14 1. Decomposition Setelah persoalan didefinisikan, tahapan yang perlu dilakukan adalah decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur- unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. 2. Comparative Judgement Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison. 3. Synthesis of Priority Proses pengolahan lebih lanjut hasil penilaian berpasangan. Setiap matriks Pairwise Comparation selanjutnya dicari Eigen Vectornya untuk mendapatkan local priority, sedangkan global priority didapatkan dengan cara mensintesa local priority dari berbagai tingkat. 4. Logical Consistency Proses pengujian konsistensi dari local priority yang dihasilkan. Menurut Marimin 2005, keuntungan penggunaan metode PHA dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1. Kesatuan PHA memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur. 2. Kompleksitas PHA memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling Ketergantungan. PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. 15 4. Penyusunan Hierarki PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi PHA melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis PHA menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. Saaty 1991, mengemukakan bahwa keuntungan menggunakan metode PHA, sebagai berikut: 1. Hierarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas pada level yang lebih rendah. 2. Hierarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem pada level yang jauh lebih rendah dan memberikan gambaran mengenai aktor dan tujuan pada level yang lebih tinggi. 3. Sistem akan menjadi lebih efisien, jika disusun dalam bentuk hierarki dibandingkan dalam betuk lain. 4. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan unsur pada struktur yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya. PHA memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini tergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu masalah dan pada logika, intuisi dan pengalaman untuk memberi pertimbangan. Setelah diterima dan diikuti, PHA menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari satu bagian masalah dengan elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil 16 gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasi, memahami dan menilai interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai satu keseluruhan. Menurut Saaty 1991, secara khusus PHA dapat digunakan untuk persoalan keputusan seperti: 1. Menetapkan prioritas 2. Menghasilkan seperangkat alternatif 3. Memilih kebijakan alternatif yang terbaik 4. Menetapkan berbagai persyaratan 5. Mengalokasikan sumber daya 6. Meramalkan hasil dan menaksir risiko 7. Mengukur prestasi 8. Merancang sistem 9. Menjamin kemantapan sistem 10. Mengoptimumkan 11. Merencanakan 12. Memecahkan konflik

2.4. Penelitian Terdahulu