Saluran 2 memiliki total marjin pemasaran terendah sebesar Rp 4 000.00 per Kg. Total marjin terendah diperoleh karena harga jual cabai merah keriting di
tingkat petani pada saluran 2 lebih tinggi, selain itu petani langsung menjual produknya kepada pedagang pengecer Bogor sehingga lembaga pemasaran yang
terlibat menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan saluran 1 dan mengakibatkan biaya pemasaran saluran ini rendah sebesar Rp 1 422.83 per Kg. Marjin rata-rata
tiap lembaga pemasaran pada saluran 1 adalah Rp 4 000.00 per Kg. Marjin pemasaran tertinggi pada saluran ini terdapat pada lembaga pedagang pengecer
Bogor sebesar Rp 4 000 per Kg. Perbedaan biaya pemasaran pada saluran 1, dan 2 ini adalah perbedaan
biaya pemasaran pada tingkat petani, pedagang grosir dan pedagang pengecer. Hal ini dikarenakan masing-masing daerah pemasaran cabai merah keriting pada
ketiga saluran ini memiliki biaya transportasi, biaya tenaga kerja, biaya sewa kios, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bongkar muat, biaya retribusi, biaya
listrik, dan biaya komunikasi yang berbeda-beda. Hasil dari analisis marjin pemasaran cabai merah keriting non anggota Gapoktan disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Analisis Marjin Pemasaran Cabai Merah Keriting Petani Non Anggota Gapoktan Rukun Tani Desa Citapen Bulan Mei 2014
Uraian Saluran 1
RpKg Persentase
Saluran 2 RpKg
Persentase
Petani
a. Biaya Pemasaran 594.15
7.62 1 217.14
10.14 b. Harga Jual
3 000.00 38.46
8 000.00 66.67
Pedagang Grosir
a. Harga Beli 3 000.00
38.46 -
- b. Biaya Pemasaran
327.73 4.20
- -
c. Keuntungan 1 672.27
21.44 -
- d. Marjin
2 000.00 25.64
- -
e. Harga jual 5 000.00
64.10 -
-
Pedagang Pengecer Bogor
a. Harga Beli 5 000.00
64.10 8 000.00
66.67 b. Biaya Pemasaran
632.82 8.11
205.69 1.71
c. Keuntungan 2 167.18
27.78 3 794.31
31.62 d. Marjin
2 800.00 35.90
4 000.00 33.33
e. Harga jual 7 800.00
100.00 12 000.00
100.00 Total Biaya Pemasaran
1 554.70 19.93
1 422.83 11.86
Total Keuntungan 3 245.30
41.61 2 577.17
21.48 Total Marjin Pemasaran
4 800.00 61.54
4 000.00 33.33
Marjin Rata-rata 2 400.00
4 000.00
7.2. Farmer’s Share
F armer’s share merupakan perbandingan harga yang diterima petani cabai
merah keriting di Desa Citapen dengan harga yang dibayar konsumen. Farmer’s
share dinyatakan dalam persentase.
7.2.1. Farmer’s Share Pemasaran Cabai Merah Keriting Anggota Gapoktan
Pemasaran cabai merah keriting anggota Gapoktan saluran 1 memiliki f
armer’s share tertinggi yaitu 44.44 persen, artinya bagian yang diterima petani cabai merah anggota Gapoktan pada saluran 1 adalah sebesar 44.44 persen dari
harga yang dibayar konsumen. Tingginya nilai f armer’s share pada saluran ini
karena perbedaan harga cabai merah keriting di tingkat petani dan konsumen paling rendah dibandingkan saluran 2 dan 3 yaitu Rp 5 000.00 per Kg, selain itu
karena lembaga pemasaran yang dilalui lebih sedikit dibandingkan saluran 2 dan 3 dan daerah tujuan pemasaran cabai merah keriting yang dekat dengan lokasi
produksi sehingga harga beli konsumen tidak begitu tinggi. Petani menjual produk kepada Gapoktan, kemudian Gapoktan memasarkannya ke pedagang pengecer
Bogor. Sedangkan persentase f armer’s share saluran 2 dan 3 masing-masing
adalah 38.10 persen dan 28.57 persen, artinya bagian yang diterima petani cabai merah non anggota Gapoktan pada saluran 2 dan 3 masing-masing adalah sebesar
38.10 persen dan 28.57 persen dari harga yang dibayar konsumen. Nilai f
armer’s share terendah terdapat pada saluran 3 karena perbedaan harga cabai merah keriting di tingkat petani dan konsumen paling tinggi yaitu
sebesar Rp 10 000.00 per Kg. Harga jual yang tinggi dikarenakan pada saluran 3 terdapat pedagang pengecer yang merupakan pemilik usaha warung sayuran di
lingkungan perumahan warga yang pada umumnya membeli cabai merah keriting dalam jumlah sedikit. Sehingga pemilik warung mendapatkan keuntungan yang
tinggi dari harga jual ecerannya. Hasil analisis f armer’s share disajikan pada
Tabel 22. Tabel 22. Analisis
Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting Anggota Gapoktan
Saluran Pemasaran Harga di tingkat petani
RpKg Harga di tingkat konsumen
RpKg Farmers
Share Saluran 1
4 000.00 9 000.00
44.44 Saluran 2
4 000.00 10 500.00
38.10 Saluran 3
4 000.00 14 000.00
28.57
7.2.2. Farmer’s Share Pemasaran Cabai Merah Keriting Non Anggota
Gapoktan
Saluran 1 pada pemasaran cabai merah keriting non anggota Gapoktan memiliki nilai f
armer’s share lebih rendah dibandingkan saluran 2. Nilai farmer’s share saluran 1 adalah 38.46 persen, artinya bagian yang diterima petani cabai
merah non anggota Gapoktan pada saluran 1 adalah sebesar 38.46 persen dari harga yang dibayar konsumen.
Saluran 2 pada pemasaran cabai merah keriting non anggota Gapoktan memiliki f
armer’s share tertinggi yaitu 66.67 persen, artinya bagian yang diterima petani cabai merah non anggota Gapoktan pada saluran 2 adalah sebesar 66.67
persen dari harga yang dibayar konsumen. Nilai f armer’s share yang tinggi karena
perbedaan harga cabai merah keriting di tingkat petani dan konsumen paling rendah dibandingkan saluran 1 yaitu Rp 4 000.00 per Kg, selain itu karena
lembaga pemasaran yang dilalui lebih sedikit dibandingkan saluran 1. Petani menjual produk langsung ke pedagang pengecer Bogor. Biaya pemasaran
ditanggung sendiri oleh petani namun keuntungan pun diperoleh langsung oleh petani. Hasil analisis f
armer’s share disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Analisis
Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting Non Anggota Gapoktan
Saluran Pemasaran Harga di tingkat petani
RpKg Harga di tingkat konsumen
RpKg Farmers
Share Saluran 1
3000.00 7800.00
38.46 Saluran 2
8000.00 12000.00
66.67
7.3. Rasio Keuntungan terhadap Biaya Pemasaran Cabai Merah Keriting
Efisisensi pemasaran cabai merah keriting di Desa Citapen dapat ditentukan dari indikator lain, yaitu rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran.
Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran digunakan untuk mengetahui penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya yang diperoleh pada masing-masing
lembaga pemasaran yang terlibat dalam setiap saluran pemasaran.
7.3.1. Rasio Keuntungan terhadap Biaya Pemasaran Cabai Merah Keriting
Anggota Gapoktan
Hasil analisis rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran cabai merah keriting anggota Gapoktan disajikan pada Tabel 24. Pada saluran 1, diketahui
bahwa biaya pemasaran cabai merah keriting yang dikeluarkan sebesar Rp 1
319.90 per Kg. Biaya tertinggi ditanggung oleh pedagang pengecer sebesar Rp 655.00 per Kg. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh saluran 2 sebesar Rp 1
243.90 per Kg. Biaya terbesar ditanggung oleh Gapoktan yaitu sebesar Rp 664.90 per Kg. Saluran 3 menanggung biaya pemasaran paling tinggi dibandingkan
dengan saluran 1 dan 2 yaitu sebesar Rp 1 555.95 per Kg. Biaya terbesar ditanggung oleh pedagang grosir yaitu sebesar Rp 758.81 per Kg.
Tabel 24. Analisis Rasio Keuntungan terhadap Biaya Pemasaran Cabai Merah Keriting Anggota Gapoktan
Lembaga Pemasaran Saluran 1
RpKg Saluran 2
RpKg Saluran 3
RpKg
GAPOKTAN
a. Biaya C 664.90
664.90 664.90
b. Keuntungan π
335.10 335.10
335.10 c. Rasio πC
0.50 0.50
0.50
Pedagang Grosir
a. Biaya C -
- 758.81
b. Keuntungan π
- -
4 241.19 c. Rasio πC
- -
5.59
Pedagang Pengecer
a. Biaya C 655.00
579.00 132.23
b. Keuntungan π 3 345.00
4 921.00 4 867.77
c. Rasio πC 5.11
8.50 36.81
Total
a. Biaya C 1 319.90
1 243.90 1 555.95
b. Keuntungan π
3 680.10 5 256.10
8 444.05 c. Rasio πC
2.79 4.23
5.43
Peninjauan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran suatu saluran menjelaskan apabila keuntungan dan biaya pemasaran setiap lembaga pemasaran
semakin merata, maka secara teknis operasional sistem pemasaran tersebut semakin efisien. Artinya setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pemasaran akan memberikan keuntungan yang tidak jauh beda dengan lembaga pemasaran lainnya yang terdapat pada saluran tersebut. Dari hasil
analisis tidak didapatkan nilai keuntungan dan biaya yang merata, nilai total rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran cabai merah keriting anggota Gapoktan
tertinggi terdapat pada saluran 3 sebesar 5.43. Maka untuk setiap Rp 1.00 biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran akan menghasilkan keuntungan