Gambaran Umum Usahatani Cabai Merah Keriting

Tabel 14. Penggunaan Rata-rata Input Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014 No Uraian Anggota Gapoktan Non Anggota Gapoktan 1 Benih Kg 0.10 0.11 2 Pupuk Kandang Kg 6672.62 5557.58 3 Pupuk TSP Kg 135.12 88.64 4 Pupuk KCL Kg 59.38 33.48 5 Pupuk ZA Kg 258.94 278.03 6 Pupuk NPK Kg 420.41 494.09 7 Pupuk Mutiara Kg 8.13 85.00 8 Pupuk Urea Kg 77.39 9.09 9 Pupuk Petroganik Kg 250.00 0.00 10 Kapur Kg 976.37 804.55 11 Gandasil Daun Kg 1.28 1.68 12 Gandasil Buah Kg 1.78 1.82 13 Supergro Daun L 1.63 1.55 14 Supergro Buah L 2.84 0.82 15 Atonik L 1.53 2.70 16 Auksin L 0.00 0.12 17 Nutrisi Kalsium Kg 0.00 0.91 18 Furadan Kg 5.27 6.00 19 Confidor L 0.10 0.16 20 Agrimec L 0.52 0.65 21 Lannate Kg 1.67 0.84 22 Dithanne Kg 4.30 10.00 23 Winder L 0.88 1.32 24 Curacron L 1.10 0.05 25 Antrakol Kg 2.17 5.14 26 Decis L 0.53 2.85 27 Pelengket Agristik L 2.89 6.82 28 Polybag Kg 18.72 10.52 29 Tali Rafia Roll 4.95 10.15 30 TKLK Laki-laki HOK 378.22 286.14 31 TKLK Perempuan HOK 390.63 436.56 32 TKDK Laki-laki HOK 149.62 155.26 33 TKDK Perempuan HOK 21.12 19.56 Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa penggunaan input pada masing- masing strata berbeda. Sebagian besar input yang digunakan usahatani cabai merah keriting non anggota Gapoktan lebih banyak dibandingkan usahatani cabai merah keriting anggota Gapoktan. Penggunaan input produksi yang lebih banyak pada usahatani cabai merah keriting non anggota Gapoktan akan berpengaruh terhadap biaya, jumlah produksi, dan pendapatan usahatani.

6.2.7. Output Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting

Rata-rata output usahatani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan disajikan pada Tabel 15. Rata-rata output dan rata-rata harga cabai merah keriting pada usahatani non anggota Gapoktan lebih tinggi dibandingkan anggota Gapoktan. Harga output dan jumlah output yang dihasilkan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Harga dan jumlah output yang dihasilkan petani non anggota Gapoktan lebih tinggi sehingga penerimaannya meningkat. Tabel 15. Rata-rata Output Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014 Uraian Anggota Non Anggota Output Kg 5705.95 6651.52 Harga Output RpKg 14340.48 16848.48 Sumber: Data Primer, 2014

6.2.8. Sumber Input Produksi

Petani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan di lokasi penelitian mendapatkan input produksi dari berbagai sumber diantaranya adalah Gapoktan, pedagang grosir, dan toko. Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa sebesar 25.00 persen petani cabai merah keriting anggota Gapoktan mendapatkan input produksi dari Gapoktan. Sebesar 75.00 persen sisanya mendapatkan input produksi hasil membeli dari toko. Petani. Sebesar 9.09 persen petani cabai merah keriting non anggota Gapoktan mendapatkan input produksi dari pedagang grosir. Sebesar 90.91 persen sisanya mendapatkan input produksi hasil membeli dari toko. Hal ini menunjukkan bahwa petani lebih memilih membeli input produksi di toko karena lebih mudah untuk mendapatkannya. Tabel 16. Sebaran Petani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Berdasarkan Sumber Input Produksi Tahun 2014 Sumber Input Anggota Non Anggota Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Gapoktan 2 25.00 0.00 Pedagang Grosir 0.00 1 9.09 Toko 6 75.00 10 90.91 Total 8 100.00 11 100.00 Sumber: Data Primer, 2014

6.2.9. Penjualan Hasil Panen

Petani cabai merah keriting di Desa Citapen memiliki dua sumber tujuan penjualan cabai merah keriting, yaitu Gapoktan dan pedagang grosir di Desa Citapen. Seluruh petani anggota Gapoktan menjual outputnya kepada Gapoktan. Sebesar 90.91 persen petani non anggota Gapoktan menjual outputnya kepada pedagang grosir, sedangkan sebebesar 9.09 persen sisanya menjual langsung ke pedagang pengecer. Hal ini mengindikasikan bahwa Gapoktan dan pedagang grosir membantu petani dalam penjualan hasil output. Sebaran petani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan berdasarkan tujuan penjualan hasil panen disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Sebaran Petani Cabai Merah Keiritng Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014 Berdasarkan Tujuan Penjualan Hasil Panen Sumber Input Anggota Non Anggota Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase Gapoktan 8 100.00 0.00 Pedagang Grosir 0.00 10 90.91 Pedagang Pengecer 0.00 1 9.09 Total 8 100.00 11 100.00 Sumber: Data Primer, 2014

6.3. Karakteristik Pedagang Cabai Merah Keriting Anggota dan Non

Anggota Gapoktan Pedagang cabai merah keriting yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari satu Gapoktan, dua orang pedagang grosir, delapan orang pedagang pengecer Bogor, dan empat orang pedagang pengecer Jakarta. Gapoktan merupakan lembaga yang membeli cabai merah keriting dari petani. Sedangkan pedagang grosir dan pedagang pengecer umumnya berada di luar Kecamatan Ciawi. Dari setiap lembaga pemasaran memiliki berbagai karakter yang berpengaruh terhadap kinerja dan usaha yang dilakukan dalam menjalankan usahanya, di antaranya adalah umur pedagang dan pengalaman berdagang.

6.3.1. Umur Pedagang

Umur pedagang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya kinerja berdagang. Rata-rata umur pedagang cabai merah keriting baik anggota maupun non anggota Gapoktan menyebar pada skala umur tiga puluh satu Tahun hingga lima puluh Tahun. Umur pedagang pada skala ini tergolong produktif sehingga kinerja berdagang baik. Pedagang pada skala umur lebih dari lima puluh Tahun hanya menjalankan proses pembelian di pasar induk, untuk penjualannya diserahkan kepada tenaga kerja yang dipekerjakannya. Sebaran petani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan berdasarkan tujuan penjualan hasil panen disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Sebaran Pedagang Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014 Berdasarkan Umur Umur Tahun Anggota Non Anggota Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase 21-30 0.00 1 14.29 31-40 2 25.00 3 42.86 41-50 4 50.00 3 42.86 50 2 25.00 0.00 Total 8 100.00 7 100.00 Sumber: Data Primer, 2014

6.3.2. Pengalaman Berdagang

Pengalaman berdagang dapat mempengaruhi cara dan keahlian berdagang cabai merah keriting, misalnya dalam menentukan volume penjualan, kerjasama dengan dengan petani dan antar pedagang serta kecepatan memperoleh informasi pasar. Sebaran pedagang cabai merah keriting anggota dan non anggota gapoktan berdasarkan pengalaman berdagang disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Sebaran Pedagang Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014 Berdasarkan Pengalaman Berdagang Pengalaman Berdagang Tahun Anggota Non Anggota Jumlah Orang Persentase Jumlah Orang Persentase 6-10 2 22.22 1 14.29 11-15 3 33.33 3 42.86 15 4 44.44 3 42.86 Total 8 100.00 7 100.00 Sumber: Data Primer, 2014 Pengalaman berdagang pedagang cabai merah keriting baik yang membeli cabai merah keriting dari petani anggota maupun petani non anggota Gapoktan dapat dikatakan sudah cukup berpengalaman. Jumlah pedagang cabai merah keriting yang membeli dari petani anggota Gapoktan paling banyak memiliki pengalaman berdagang lebih dari lima belas Tahun. Jumlah pedagang cabai merah keriting yang membeli dari petani non anggota Gapoktan paling banyak memiliki pengalaman berdagang sebelas Tahun hingga lebih dari lima belas Tahun. Pedagang dengan waktu pengalaman panjang pada umumnya sudah memiliki pembeli tetap langganan yang membeli cabai merah keriting setiap harinya.

6.4. Lembaga dan Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting Anggota

dan Non Anggota Gapoktan 6.4.1. Lembaga dan Saluran Pemasaran Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota Gapoktan Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran cabai merah keriting anggota Gapoktan adalah 1 petani anggota Gapoktan sebagai produsen cabai merah keriting, 2 Gapoktan berperan sebagai pedagang grosir 1 yang memasarkan cabai merah keriting dari petani di Pasar Induk Kemang, Kota Bogor, 3 pedagang grosir 2 sebagai lembaga yang memasarkan cabai merah keriting dari Pasar Induk Kemang Kota Bogor ke pedagang pengecer Jakarta, 4 pedagang pengecer Bogor sebagai lembaga yang memasarkan cabai merah keriting ke konsumen Bogor, 5 pedagang pengecer Jakarta sebagai lembaga yang memasarkan cabai merah keriting ke konsumen Jakarta. Terdapat tiga saluran pemasaran cabai merah keriting yang terbentuk dari usahatani anggota Gapoktan, yaitu: 1. Saluran Pemasaran 1 : Petani  Gapoktan  Pedagang Pengecer Bogor 2. Saluran Pemasaran 2 : Petani  Gapoktan  Pedagang Pengecer Jakarta 3. Saluran Pemasaran 3 : Petani  Gapoktan  Pedagang Grosir 2  Pedagang Pengecer Jakarta Saluran pemasaran cabai merah keriting anggota Gapoktan secara rinci disajikan pada Gambar 3. Ketiga saluran pemasaran tersebut adalah: Gambar 3. Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting Anggota Gapoktan Rukun Tani di Desa Citapen Tahun 2014 Petani 48 750 Kg 100 Gapoktan Pedagang Grosir 1 Pedagang Pengecer Bogor Pedagang Pengecer Jakarta Saluran 1 Saluran 2 Pedagang Grosir 2 Saluran 3

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan usahatani saluran pemasaran cabai merah keriting (Kasus di Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

0 13 118

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran cabai merah keriting di desa Sindangmekar kecamatan Wanaraja kabupaten Garut, Jawa Barat

0 8 123

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

7 111 205

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 15 229

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik serta Anggota dan Non Anggota Koperasi Kelompok Tani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

1 13 141

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani di Desa Kopo Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 11 110

Analisis Pendapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda douglas (Studi Kasus: Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Desa RAwakalong, Kecamatan Gunungg Sindur, Kabupaten Bogor)

4 36 110