Tabel 4. Lanjutan
No NamaTahun
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
keterpaduan pasar
vertikal cabai
rawit merah antara pasar di
tingkat petani di Desa Cigedug sebagai pasar
lokal dengan Pasar Induk Kramat
Jati sebagai
pasar acuan. 3.
Pendekatan regresi
sederhana OLS
pembayaran tunai, sedangkan di tingkat pedagang besar adalah sistem pembayaran kemudian satu hingga tiga hari
ke depan. 2.
Marjin pemasaran terkecil terdapat pada saluran II yaitu 55 persen.
Farmer’s share terbesar pada saluran II sebesar 45 persen, dan rasio keuntungan dan biaya terbesar terdapat
pada saluran IV sebesar 3.251. Analisis keterpaduan pasar menunjukkan nilai IMC 1, yaitu sebesar 4.2 artinya tidak
terdapat keterpaduan jangka pendek dan nilai koefisien b2 memiliki nilai 1, yaitu sebesar 0.493 menunjukkan tidak
ada keterpaduan jangka panjang. Hal ini menunjukkan tidak lancarnya arus informasi dan komunikasi antara Pasar
Induk Kramat Jati dan petani.
8. Sumarni R2012
Analisis Pemasaran dan
Penentuan Wilayah Potensial
untuk Ekspansi
Pemasaran Pepaya California
Studi Kasus:
Desa Blendung,
Kabupaten Subang 1.
Menganalisis saluran
pemasaran dan lembaga, serta fungsi pemasaran
dalam pemasaran pepaya california dari
Desa Blendung.
2. Mengetahui besarnya
marjin pemasaran, farmer’s share serta
rasio keuntungan dan biaya dalam pemasaran
pepaya California dari Desa Blendung.
3. Menganalisis penentuan
wilayah potensial untuk ekspansi
pemasaran pepaya california dari
Desa Blendung. 1.
Analisis deskriptif
kualitatif
2. Analisis marjin
pemasaran, farmer’s share
serta rasio keuntungan dan
biaya
3. Analisis
diskriminan 1.
Terdapat tiga saluran pemasaran papaya California dari Desa Blendung, yaitu: 1 Petani
– Suplier – Swalayan – Konsumen; 2 Petani
– Pedagang Pengecer – Konsumen; dan 3 Petani
– Suplier – Pedagang Pengecer – Konsumen. Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi pemasaran
yang berdeba-beda, meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Hanya pedagang pengecer pada saluran
tiga melakukan semua fungsi pemasaran.
2. Berdasarkan analisis marjin pemasaran dan farmer’s share,
saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran dua karena memiliki total marjin pemasaran terkecil sebesar Rp
3000 Kg 60 persen dan farmer’s share terbesar 40
persen. Namun, saluran pemasaran satu merupakan saluran yang paling menguntungkan bagi petani karena karena
menghasilkan pendapatan terbesar bagi petani. 3.
Wilayah rencana pemasaran yang potensial adalah Kabupaten Sumedang dan Kota Bekasi.
18
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1.
Konsep Pemasaran
Menurut Kotler 2002, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial bagi individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang memiliki rnilai dengan pihak lain. Purcell 1979
mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses atau sistem yang menghubungkan antara apa yang diproduksi dan apa yang diinginkan konsumen.
Pemasaran juga dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dalam perekonomian yang berperan dalam menciptakan nilai ekonomi suatu barang atau
jasa. Nilai ekonomi berpengaruh terhadap harga barang atau jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai ekonomi adalah produksi, pemasaran, dan konsumsi.
Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi Purcell, 1979.
Asmarantaka 2012 mendefinisikan pemasaran sebagai serangkaian kegiatan dalam mengalirkan produk mulai dari petani produsen primer hingga
konsumen akhir. Kebutuhan manusia merupakan konsep paling dasar yang melandasi pemasaran. Konsumen membayarkan sejumlah nilai ysng ditawarkan
produsen agar mendapatkan suatu produk baik barang maupun jasa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya. Suatu produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk mememenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Pemasaran secara umum merupakan kegiatan penyaluran produk dari
petani hingga konsumen akhir yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan penyaluran produk tersebut memberikan manfaat bagi para
pelaku pemasaran karena di dalam kegiatan penyaluran produk terdapat proses pertukaran sejumlah uang dengan produk baik berupa barang atau jasa yang
disalurkan. Limbong dan Sitorus 1987 menjelaskan bahwa terdapat empat
pendekatan dalam pemasaran, yaitu pendekatan serba fungsi, pendekatan serba lembaga, pendekatan serba barang, dan pendekatan serba sistem. Pendekatan
serba fungsi mengkaji pemasaran berdasarkan jasa, aktivitas, dan perlakuan atau