pada skala 0.3 Ha hingga 0.6 Ha dan skala lebih dari 0.6 Ha. Hal ini berarti bahwa luas lahan usahatani non anggota Gapoktan lebih besar dibandingkan anggota
Gapoktan. Petani dengan lahan sempit akan berdampak pada produksi yang rendah, sehingga pendapatan yang diterima petani rendah.
Tabel 11. Sebaran Usahatani Cabai Merah Keriting di Desa Citapen Tahun 2014 Berdasarkan Luas Lahan
No Luas Lahan Ha
Anggota Gapoktan Non Anggota Gapoktan
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Orang Orang
1 0.3
3 37.50
3 27.27
2 0.3-0.6
3 37.50
4 36.36
3 0.6
2 25.00
4 36.36
Total 8
100.00 11
100.00 Sumber: Data Primer, 2014
6.2.4. Status Penguasaan Lahan
Status penguasaan lahan usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen terdiri dari penggarap pemilik dan penggarap penyewa. Sebaran usahatani cabai
merah keriting di Desa Citapen tahun 2014 berdasarkan status penguasaan lahan disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Sebaran Usahatani Cabai Merah Keriting di Desa Citapen Tahun 2014 Berdasarkan Status Penguasaan Lahan
No Status Penguasaan Lahan
Anggota Gapoktan Non Anggota Gapoktan
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Orang Orang
1 Milik Sendiri
2 25.00
3 27.27
2 Sewa
6 75.00
8 72.73
Total 8
100.00 11
100.00 Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa lebih dari 70 persen petani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan memiliki status sebagai
penyewa dalam penguasaan lahannya. Petani dengan status penguasaan lahan sewa mengindikasikan bahwa biaya usahatani cabai merah keriting masih tinggi
karena petani harus mengeluarkan biaya sewa lahan. Petani juga harus bisa
memanfaatkan lahan sebaik-baiknya dalam batas waktu penyewaan lahan.
6.2.5. Pola Tanam Usahatani Cabai Merah Keriting
Pola tanam usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen terdiri dari pola tanam monokultur dan tumpangsari. sebaran usahatani cabai merah keriting
di Desa Citapen tahun 2014 berdasarkan pola tanam disajikan pada Tabel 13. Pola tanam mayoritas usahatani cabai merah keriting anggota dan non anggota
Gapoktan adalah monokultur dengan persentase masing-masing sebesar 75.00 persen dan 90.91 persen. Hal ini menunjukkan bahwa petani masih memiliki
keterbatasan modal sehingga lebih memilih pola tanam monokultur karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk produksi tanaman lainnya.
Tabel 13. Sebaran Usahatani Cabai Merah Keriting di Desa Citapen Tahun 2014 Berdasarkan Pola Tanam
No Pola Tanam
Anggota Gapoktan Non Anggota Gapoktan
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Orang Orang
1 Monokultur
6 75.00
10 90.91
2 Tumpangsari
2 25.00
1 9.09
Total 8
100.00 11
100.00 Sumber: Data Primer, 2014
6.2.6. Input Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting
Input produksi yang digunakan dalam usahatani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan disajikan pada Tabel 14. Input yang
digunakan di antaranya adalah benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Pupuk yang digunakan dalam usahatani cabai merah keriting di Desa Citapen terdiri dari
pupuk kandang, pupuk TSP, pupuk KCL, pupuk ZA, pupuk NPK, pupuk Mutiara, pupuk Urea, dan pupuk Petroganik. Obat-obatan yang digunakan dalam usahatani
cabai merah keriting di Desa Citapen terdiri dari Gandasil Daun, Gandasil Buah, Supergro Daun, Supergro Buah, Atonik, Auksin, Nutrisi Kalsium, Furadan,
Confidor, Agrimec, Lannate, Dithanne, Winder, Curacron, Antrakol, Decis, dan Pelengket Agristik. Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja luar
keluarga TKLK dan tenaga kerja dalam keluarga TKDK. TKLK dan TKDK yang digunakan masing-masing terdiri dari TKLK Laki-laki, TKLK Perempuan,
TKDK Laki-laki, dan TKDK Perempuan. Input lainnya yang digunakan adalah Polybag dan Tali Rafia.
Tabel 14. Penggunaan Rata-rata Input Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Tahun 2014
No Uraian
Anggota Gapoktan Non Anggota Gapoktan 1
Benih Kg 0.10
0.11 2
Pupuk Kandang Kg 6672.62
5557.58 3
Pupuk TSP Kg 135.12
88.64 4
Pupuk KCL Kg 59.38
33.48 5
Pupuk ZA Kg 258.94
278.03 6
Pupuk NPK Kg 420.41
494.09 7
Pupuk Mutiara Kg 8.13
85.00 8
Pupuk Urea Kg 77.39
9.09 9
Pupuk Petroganik Kg 250.00
0.00 10
Kapur Kg 976.37
804.55 11
Gandasil Daun Kg 1.28
1.68 12
Gandasil Buah Kg 1.78
1.82 13
Supergro Daun L 1.63
1.55 14
Supergro Buah L 2.84
0.82 15
Atonik L 1.53
2.70 16
Auksin L 0.00
0.12 17
Nutrisi Kalsium Kg 0.00
0.91 18
Furadan Kg 5.27
6.00 19
Confidor L 0.10
0.16 20
Agrimec L 0.52
0.65 21
Lannate Kg 1.67
0.84 22
Dithanne Kg 4.30
10.00 23
Winder L 0.88
1.32 24
Curacron L 1.10
0.05 25
Antrakol Kg 2.17
5.14 26
Decis L 0.53
2.85 27
Pelengket Agristik L 2.89
6.82 28
Polybag Kg 18.72
10.52 29
Tali Rafia Roll 4.95
10.15 30
TKLK Laki-laki HOK 378.22
286.14 31
TKLK Perempuan HOK 390.63
436.56 32
TKDK Laki-laki HOK 149.62
155.26 33
TKDK Perempuan HOK 21.12
19.56 Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa penggunaan input pada masing- masing strata berbeda. Sebagian besar input yang digunakan usahatani cabai
merah keriting non anggota Gapoktan lebih banyak dibandingkan usahatani cabai merah keriting anggota Gapoktan. Penggunaan input produksi yang lebih banyak