Metode Pengambilan Sampel METODE PENELITIAN

Analisis pendapatan usahatani cabai merah keriting anggota dan non anggota Gapoktan dilakukan terhadap beberapa strata yang diperoleh dalam penelitian, di antaranya adalah perbedaan status penguasaan lahan pemilik dan penyewa, skala luas lahan skala kecil, menengah, dan besar, serta pola tanam monokultur dan tumpangsari. Analisis pendapatan dari setiap strata dilakukan untuk mengetahui pendapatan yang paling menguntungkan. Pengukuran efisiensi pendapatan usahatani cabai merah keriting menggunakan pendekatan RC ratio. Perhitungan RC ratio dilakukan karena pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi. Perhitungan RC ratio dilakukan atas biaya tunai dan biaya total usahatani cabai merah keriting. Rumus RC ratio atas biaya tunai dan biaya total adalah: RC ratio atas biaya tunai = TR TC tunai ......................................... 4.15 RC ratio atas biaya total = TR TC .............................................. 4.16 Jika RC ratio atas biaya tunai 1, maka biaya tunai yang dikeluarkan lebih kecil dari penerimaan atau secara finansial usahatani cabai merah keriting menguntungkan. Jika RC ratio atas biaya tunai 1, maka secara finansial usahatani tersebut tidak menguntungkan karena total biaya tunai yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan penerimaan. Jika RC ratio atas biaya tunai = 1, maka biaya tunai sama dengan penerimaan. Jika RC ratio atas biaya total 1, maka biaya total yang dikeluarkan lebih kecil dari penerimaan atau secara ekonomi usahatani cabai merah keriting menguntungkan. Jika RC ratio atas biaya total 1, maka secara ekonomi usahatani tersebut tidak menguntungkan karena biaya total yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan penerimaan. Jika RC ratio atas biaya total = 1, maka biaya total yang dikeluarkan sama dengan penerimaan.

4.5. Definisi Operasional

1. Pemasaran cabai merah keriting adalah proses penyaluran cabai merah keriting dari Desa Citapen hingga ke konsumen akhir. 2. Lembaga pemasaran cabai merah keriting adalah pelaku yang terlibat dan memiliki peran serta fungsi dalam proses penyaluran cabai merah keriting. 3. Saluran pemasaran adalah pola yang terbentuk dari sekumpulan lembaga pemasaran yang terlibat dan saling bergantung dalam proses penyaluran cabai merah keriting. 4. Fungsi pemasaran adalah segala kegiatan dan perlakuan yang dilakukan lembaga pemasaran dalam proses penyaluran cabai merah keriting. 5. Petani cabai merah keriting merupakan pemilik tanaman cabai merah keriting yang berada di Desa Citapen. 6. Gapoktan adalah pedagang yang melakukan pembelian cabai merah keriting dari petani anggota Gapoktan dan menyalurkan baik kepada pedagang grosir maupun pedagang pengecer di Pasar Induk Kemang Kota Bogor. 7. Pedagang grosir adalah pedagang yang melakukan pembelian cabai merah keriting dari petani langsung maupun Gapoktan dan menyalurkan kepada pedagang pengecer. 8. Pedagang pengecer adalah pedagang yang melakukan pembelian dari Gapoktan maupun pedagang grosir dan biasanya dalam jumlah tidak terlalu besar, karena cabai merah keriting ini disalurkan langsung kepada konsumen akhir. 9. Harga di tingkat petani adalah harga yang diterima oleh petani dalam menjual cabai merah keriting dinyatakan dalam RpKg. 10. Harga di tingkat konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen dalam membeli cabai merah keriting dinyatakan dalam RpKg. 11. Biaya pemasaran adalah biaya yang dibayarkan dalam mendistribusikan cabai merah keriting dari Desa Citapen sampai ke konsumen akhir dinyatakan dalam RpKg. 12. Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani yang dinyatakan dalam RpKg. 13. Keuntungan pemasaran adalah selisih antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran yang dinyatakan dalam RpKg. 14. Farmer’s share adalah bagian yang diterima petani dari harga yang dibayarkan konsumen akhir dinyatakan dalam persentase .

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan usahatani saluran pemasaran cabai merah keriting (Kasus di Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

0 13 118

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran cabai merah keriting di desa Sindangmekar kecamatan Wanaraja kabupaten Garut, Jawa Barat

0 8 123

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

7 111 205

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 15 229

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani sayuran (Studi kasus: gapoktan rukun tani Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor)

10 63 146

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik serta Anggota dan Non Anggota Koperasi Kelompok Tani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

1 13 141

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Anggota dan Non Anggota Kelompok Tani di Desa Kopo Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 11 110

Analisis Pendapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda douglas (Studi Kasus: Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Desa RAwakalong, Kecamatan Gunungg Sindur, Kabupaten Bogor)

4 36 110