Pemasaran Cabai Merah Keriting
Tabel 4. Lanjutan
No NamaTahun
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
dari satu. Sedangkan pergerakan harga konsumen dan harga petani, dilihat dari elastisitas transmisi harga sebesar
0.457 yang berarti bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan diikuti perubahan harga sebesar
0.457 di tingkat petani. Struktur pasar anggur mengarah pada pasar monopsoni. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa sistem pemasaran anggur belum efisien.
4. Supriatna A2005
Kinerja dan
Prospek Pemasaran Komoditas Mangga
Studi Kasus Petani Mangga di Provinsi
Jawa Barat 1.
Mengidentifikasi karakteristik petani dan
teknik budidaya
mangga. 2.
Menganalisis kelayakan
ekonomi usahatani mangga.
3. Mempelajari saluran
pemasaran dan perilaku lembaga pemasaran.
4. Menganalisis
marjin pemasaran
dan farmer’s share.
1. Analisis
pendapatan usahatani
2. Analisis
Revenue Cost Ratio
RC Ratio
3. Analisis marjin
pemasaran 4.
Analisis farmer’s share
5. Analisis
perilaku lembaga
pemasaran 1.
Petani mangga tidak memperoleh kepastian harga jual karena harga mangga yang berfluktuasi.
2. Usahatani mangga layak secara ekonomi.
3. Petani mangga menghadapi struktur pasar persaingan tidak
sempurna, ditandai dengan jumlah penjual banyak, pembeli sedikit, informasi pasar petani yang lemah dan harga beli
paling kuat ditetapkan oleh pedagang pengumpul. 4.
Pedagang agen selalu mendapatkan marjin keuntungan paling tinggi dibandingkan pelaku pemasaran lainnya.
5. Sallatu IA2006
Analisis Pangsa
Pasar dan
Tataniaga Kopi
Arabika di
Kabupaten Tana
Toraja dan
Enrekang, Sulawesi Selatan
1. Menganalisis pangsa
pasar kopi arabika di Provinsi
Sulawesi Selatan, khususnya di
Kabupaten Tana Toraja dan Enrekang.
2. Menganalisis struktur,
perilaku, dan kinerja lembaga tataniaga kopi
1. Analisis pangsa
pasar 2.
Analisis lembaga
dan fungsi
pemasaran 3.
Analisis marjin pemasaran dan
distribusi 1.
Pangsa pasar terbesar kopi arabika di Sulawesi Selatan diraih oleh Kecamatan Rinding Allo, tetapi sebaran
keseimbangan rantai Markov menyebabkan terjadinya dinamika sehingga Kecamatan Alla memiliki peluang untuk
meraih posisi pangsa pasar terbesar.
2. Bentuk struktur pasar kopi arabika di Sulawesi Selatan
mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna karena banyaknya pelaku pasar yang terlibat dan hambatan keluar
masuk pasar. Struktur dan perilaku pasar kopi arabika tidak
16
Tabel 4. Lanjutan
No NamaTahun
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
arabika di
Provinsi Sulawesi
Selatan, khususnya
di Kabupaten Tana Toraja
dan Enrekang. 4.
Analisis farmer’s share
5. Analisis
elastisitas tranmisi harga
6. Analisis
keterpaduan pasar
memberikan alternatif kepada petani untuk dapat memilih saluran pemasaran yang lebih efisien. Struktur pasar yang
tidak bersaing sempurna, perilaku pasar yang cenderung meningkatkan ketergantungan petani, transmisi harga yang
inelastis, serta keterpaduan pasar yang mengukuhkan dominasi ekspotir dan pedagang besar, telah menyebabkan
posisi tawar petani kopi arabika di Sulawesi Selatan semakin lemah.
6. Zulham A2007
Marjin Pemasaran dan
Resiko Pedagang:
Kasus Pengembangan
Rumput Laut di Propinsi Gorontalo
1. Menganalisis
karakteristik perdagangan
rumput laut.
2. Menganalisis
rantai pemasaran,
marjin pemasaran, dan risiko
pedagang rumput laut. 3.
Menganalisis alternatif rekomendasi kebijakan
pemerintah dalam
industri rumput laut. 1.
Analisis marjin pemasaran
2. Analisis risiko
pedagang 1.
Perdagangan rumput laut di Gorontalo belum didukung oleh infrastruktur yang memadai. Asymetric informasi harga
belum terjadi antar pelaku bisnis rumput laut. 2.
Marjin pemasaran rumput laut yang diterima oleh masing- masing pelaku bisnis rumput laut sangat rendah. Risiko
yang dihadapi pedagang rumput laut ini cukup tinggi terkait dengan ketersediaan infrastruktur dan jaminan pembelian
produk dari rantai berikutnya. Pedagang yang menjual rumput laut ke Manado risikonya lebih besar dibandingkan
pedagang yang menjual rumput laut ke Surabaya.
3. Keikutsertaan pemerintah sebagai pelaku bisnis aktif
rumput laut ini harus dipertimbangkan secara cermat. Pemerintah diharapkan membangun infrastruktur yang
mendorong bisnis rumput laut ini 7.
Asmayanti2012 Sistem Pemasaran
Cabai Rawit Merah Capsicum
frustescens di
Desa Cigedug
Kecamatan Cigedug
Kabupaten Garut 1.
Menganalisis saluran
pemasaran, fungsi
pemasaran cabai rawit merah, struktur pasar,
dan perilaku pasar. 2.
Menganalisis marjin
pemasaran, farmer’s
share, rasio keuntungan dan biaya, serta
1. Analisis
deskrpitif kualitatif.
2. Analisis marjin
pemasaran, farmer’s share
serta raio
keuntungan dan biaya
1. Terdapat lima saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa
Cigedug. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing- maing lembaga pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik, dan fungsi fasilitas, namun fungsi penyimpanan yang termasuk dalam fungsi fisik hanya dilakukan oleh pedagang
pengecer. Perilaku pasar yang terjadi di tingkat petani menggunakan sistem pembayaran tunai, di tingkat
pedagang pengumpul desa dan pedagang pengecer adalah sistem
17
Tabel 4. Lanjutan
No NamaTahun
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
keterpaduan pasar
vertikal cabai
rawit merah antara pasar di
tingkat petani di Desa Cigedug sebagai pasar
lokal dengan Pasar Induk Kramat
Jati sebagai
pasar acuan. 3.
Pendekatan regresi
sederhana OLS
pembayaran tunai, sedangkan di tingkat pedagang besar adalah sistem pembayaran kemudian satu hingga tiga hari
ke depan. 2.
Marjin pemasaran terkecil terdapat pada saluran II yaitu 55 persen.
Farmer’s share terbesar pada saluran II sebesar 45 persen, dan rasio keuntungan dan biaya terbesar terdapat
pada saluran IV sebesar 3.251. Analisis keterpaduan pasar menunjukkan nilai IMC 1, yaitu sebesar 4.2 artinya tidak
terdapat keterpaduan jangka pendek dan nilai koefisien b2 memiliki nilai 1, yaitu sebesar 0.493 menunjukkan tidak
ada keterpaduan jangka panjang. Hal ini menunjukkan tidak lancarnya arus informasi dan komunikasi antara Pasar
Induk Kramat Jati dan petani.
8. Sumarni R2012
Analisis Pemasaran dan
Penentuan Wilayah Potensial
untuk Ekspansi
Pemasaran Pepaya California
Studi Kasus:
Desa Blendung,
Kabupaten Subang 1.
Menganalisis saluran
pemasaran dan lembaga, serta fungsi pemasaran
dalam pemasaran pepaya california dari
Desa Blendung.
2. Mengetahui besarnya
marjin pemasaran, farmer’s share serta
rasio keuntungan dan biaya dalam pemasaran
pepaya California dari Desa Blendung.
3. Menganalisis penentuan
wilayah potensial untuk ekspansi
pemasaran pepaya california dari
Desa Blendung. 1.
Analisis deskriptif
kualitatif