Metode Penganggaran Promosi EPIC Model

3. Kebutuhan Eksperimental: konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat memberikan rasa senang, keanekaragamandan simulasi kognitif. Eksperimental mempromosikan iklannya sebagai suatu yang istimewa dan mempunyai citra rasa tinggi.

2.6. Metode Penganggaran Promosi

Penganggaran promosi dapat ditentukan berdasarkan empat metode yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan tujuan dari perusahaan. Shimp 2000 mengemukakan bahwa ada empat metode penganggaran promosi: 1. Metode Anggaran Persentase Penjualan Penggunaan metode ini perusahaan harus menyusun anggaran promosi secara sederhana sebagai persentase tetap dari volume penjualan masa lalu. Kegiatan perusahaan yang menganggarkan metode penganggaran presentase penjualan misalnya, suatu perusahaan mengalokasikan tiga persen dari penjualan digunakan untuk biaya promosi, jika penjualan perusahaan tersebut adalah Rp. 100.000.000,00 maka anggaran untuk promosinya adalah sebesar Rp. 3.000.000,00. 2. Metode Tujuan dan Tugas Metode ini dianggap sebagai metode yang paling masuk akal dan yang paling banyak digunakan. Pada metode ini para pembuat keputusan periklanan harus secara jelas dalam menspesifikasikan peran yang ingin dimainkan dan ingin dicapai oleh suatu promosi dan kemudian menyusun anggaran yang sesuai. Contoh kegiatan perusahaan yang menerapkan metode tujuan dan tugas yaitu suatu perusahaan ingin memperkenalkan suatu produk baru dan menguatkan brand mereka di mata konsumen, untuk mencapai hal ini perusahaan akan mengeluarkan anggaran tertentu untuk biaya promosi agar dapat hasil yang diinginkan. 3. Metode Penyamaan dengan Pesaing Metode penganggaran dengan cara memperhatikan apa yang dilakukan oleh pesaing. metode ini dilakukan dengan menggunakan informasi yang didapat dari pesaing. Kegiatan perusahaan yang menerapkan metode penyamaan dengan pesaing dalam penganggaran misalnya, jika produsen A menganggarkan 3 dari total penjualan maka produsen B juga menganggarkan jumlah yang sama.

2.7. EPIC Model

EPIC model digunakan untuk melakukan analisa terhadap dampak komunikasi dalam promosi. Metode ini ditemukan oleh lembaga riset dan penelitian AC. Nielsen dan terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi, berikut adalah empat dimensi-dimensi dalam EPIC model Durianto, 2003. 1. Dimensi Empati Dimensi Empati merupakan dimensi yang menginformasikan konsumen yang menyukai promosi dan melihat hubungan promosi dengan pribadi konsumen. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang atau sekelompok lain. 2. Dimensi Persuasi Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek. Perusai merupakan perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan oleh komunikasi promosi dan suatu yang dapat menarik seseorang untuk melakukan hal tertentu. 3. Dimensi Dampak Dimensi dampak menunjukkan suatu produk bisa terlihat lebih menonjol daripada produk lain. Suatu promosi dapat mengikutsertakan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah peningkatan product knowledge pengetahuan produk. 4. Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan. Pemahaman konsumen, kekuatan kesan yang ditinggalakan dan kejelasan promosi.

2.8. Saus cabai organik