- Urban landscape, yaitu bentuk lanskap yang berhubungan dengan
pembangunan kota dan kehidupan perkotaan 2. Associative, suatu bentuk lanskap yang berasosiasi atau yang dapat
dihubungkan dengan suatu peristiwa, personal, masyarakat, legenda, pelukis, estetika, dan sebagainya.
3. Adjoining, adalah bentukan lanskap yang merupakan bagian dari suatu unit tertentu, bagian monumen, atau bagian struktur bangunan tertentu.
2.2. Pelestarian Lanskap Sejarah
Nurisyah dan Pramukanto 2001, mengungkapkan bahwa pelestarian lanskap sejarah dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memproteksi atau
melindungi peninggalan atau sisa-sisa budaya dan sejarah terdahulu yang bernilai dari berbagai perubahan yang negatif atau yang merusak keberadaannya atau nilai yang
dimilikinya. Secara lebih spesifik dalam kaitannya dengan lanskap, Harris dan Dines
1988 mengajukan 4 empat hal utama dilakukannya tindakan preservasi untuk pelestarian lanskap sejarah ini, yaitu:
1 Untuk menyelamatkan karakter estetik dari suatu areal, wilayah atau properti a. Untuk menekan kesinambungan antara masa lalu dengan masa sekarang
b. Untuk melengkapi struktur kesejarahan c. Untuk menahan degradasi karakter lingkungan
d. Untuk menginterprestasikan kehidupan sejarah dari seseorang, suatu kejadian, dan suatu tempat
2 Untuk mengkonservasi sumberdaya a. Untuk mempertahankan pepohonan, tanaman-tanaman semak, dan
berbagai jenis tanaman lainnya b. Untuk memperpanjang umur kehidupan dari suatu site features
c. Untuk memperbaiki dan merehabilitasi berbagai hal atau bahan yang sudah tidak diproduksi lagi
d. Untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan 3 Untuk memfasilitasi pendidikan lingkungan
a. Untuk mengilustrasikan nilai, cita rasa, proses, dan teknologi yang telah dimiliki pada masa yang lampau
b. Untuk mengevaluasi keterpakaian dari teknologi tempo dulu untuk digunakan pada saat sekarang
4 Untuk mengakomodasi perubahan-perubahan kebutuhan akan hunian, baik yang terdapat dalam kawasan perkotaan, di tepi kota, maupun di kawasan
pedesaan. Menurut Nurisyah dan Pramukanto 2001, kriteria untuk melakukan tindakan
pelestarian atau preservasi didasarkan atas pertimbangan faktor-faktor: 1 Makna sejarah Historical significance
- Pertimbangan didasarkan pada kepentingan relatif dari makna kesejarahan dan
keunikannya 2 Extant historic resources
- Pertimbangan didasarkan pada jumlah dan tipe dari features utama yang
terkait dengan periode sejarah tapak tersebut -
Integritas historikal dari beberapa sumberdaya yang dapat dipertahankan keberadaannya Historical integrity of surviving resources
3 Kondisi sumberdaya sejarah -
Kondisi struktural -
Kondisi material tanaman 4 Seleksi periode sejarah
- Kepentingan dari asosiasi sejarah
- Ketersediaan sumberdaya eksisting saat ini
- Keterpaduan dari sumberdaya tersedia
- Keterkaitan antar sumberdaya eksisting dengan keterkaitan sejarah
- Kondisi sumberdaya saat ini
- Ketersediaan informasi sejarah pada periode yang otentik untuk upaya
restorasi Bangunan dan daerah bersejarah tertentu dikatakan sebagai unsur kualitas
perkotaan yang positif. Perlindungan pemeliharaan terhadap kawasan bersejarah tidak hanya mempunyai nilai intrinsik, melainkan juga mempunyai dampak
ekstrensik sehingga dapat mendorong perbaikan daerah di sekitarnya. Menurut Catanese dan Snyder 1988, terdapat beberapa kategori perlindungan terhadap benda
bersejarah, yaitu: -
Daerah alami Daerah ini biasanya berbentuk daerah pantai, perkebunan, hutan, lereng
perkebunan, dan lokasi-lokasi arkeologis. Kelompok pemelihara setempat biasanya bertindak sebagai konservator pada daerah lanskap.
- Skyline dan pemandangan koridor
Pada bangunan-bangunan tinggi diberlakukan pengendalian dan pembatasan ketinggian. Bentuk serta ketinggian skyline berada di bawah pengawasan
secara seksama. Pembatasan tersebut ditujukan untuk menjamin bahwa pemandangan-pemandangan dari tempat lain serta dari bangunan-bangunan
penting dan bersejarah dilindungi dari kerusakan. -
Wilayah Kategori wilayah yang dilindungi biasanya merupakan daerah-daerah dengan
konsistensi stylistis atau suatu tempat tradisional. Tempat-tempat tersebut dilindungi dari pembongkaran dan pengaruh orang luar atau perubahan-
perubahan baru. Perhatian sebaiknya diberikan tidak hanya untuk memelihara daerah berciri arsitektur, tetapi juga ciri kehidupannya.
- Bentang jalan
Pada bagian dari bentang jalan diberikan perhatian yang serius untuk melakukan revitalisasi “penghidupan kembali” terhadap jalan utama. Sebagai
hasil dari suburbanisasi banyak pusat perdagangan yang memburuk dan kehilangan perannya. Dalam beberapa kasus, usaha untuk memlihara jalan
utama telah berada pada skala daerah dan mencakup rencana bagian arah pergerakan kendaraan dan tempat parkir. Namun, dalam kasus lain, sebagian
besar perhatiannya dicurahkan bagi pemeliharaan penampilan tradisional jalan utama sebagai kenangan masa lalu.
- Bagian depan suatu gedung
Telah umum ditemukan beberapa gedung sejarah yang tetap mempertahankan bagian depan dari gedung tersebut, sementara perkembangan pembangunan
terhadap gedung tersebut, seperti penyisipan bangunan yang lebih besar biasanya dilakukan pada bagian belakang gedung. Hal tersebut meupakan
upaya dari perlindungan benda bersejarah, dengan dua tujuan utama, yaitu: 1 mempertahankan ciri jalan yang berada di bagian depan gedung bersejarah,
dan 2 memungkinkan eksploitasi nilai lahan baru melalui konstruksi bangunan terhadap pasar real estate. Sasaran kritik terhadap metode
pemeliharaan bersejarah ini mungkin melebihi dibandingkan pada bagian lain, karena makna spirit dari bangunan asli sering hilang bila dipenuhi dengan
konstruksi baru dengan ciri dan skala yang berbeda. -
Bangunan Pemeliharaan bangunan perorangan individual mempunyai sejarah paling
lama dan merupakan tindakan pemeliharaan paling umum. Ini disebabkan adanya pola hak milik, bangunan tersendiri lebih mudah untuk dikendalikan
dibandingkan dengan sekelompok bangunan. Hal ini juga dikarenakan pola dasar pemeliharaan yang hanya mengidentifikasikan bangunan bernilai tinggi,
paling banyak, paling baik, paling tua untuk penyelamatan. -
Benda dan bagian bangunan fragmen Skala paling kecil dari pemeliharaan meliputi bagian-bagian bangunan,
misalnya sisa pemboman, atau bagian dari bekas dinding kota, dan benda- benda yang mempunyai nilai estetis dan historis.
2.3. Benda Cagar Budaya