Rencana Tata Hijau Rencana Perjalanan Wisata

dapat dilakukan tanpa hambatan kekurangan pemandu wisata atau pun hambatan penuhnya jalur wisata. Sedangkan, untuk kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang datang secara individu dapat langsung melakukan pembelian tiket tanpa registrasi. Akan tetapi, untuk mendapatkan pemandu wisata dalam melakukan perjalanan membutuhkan pendaftaran permintaan pemandu wisata terlebih dahulu, serta tidak mendapatkan panduan singkat mengenai sejarah kawasan dalam ruang serbaguna. ❱ ❲ ❳ Tabel 15. Rencana Paket Perjalanan Wisata Individu Jenis wisatawan Paket Rute Objek Aktivitas Waktu menit Individu Paket I Rumah tua-Area bekas kawasan Gereja Tugu I dan II-Area kroncong - Kawasan Gereja Tugu-Area tarian Area parkir Memarkir kendaraan 10’ Kantor registrasi Membeli tiket dan mendapat informasi umum 5’ Museum sejarah Kampung Tugu Pengenalan benda dan nilai sejarah 15’ Area bekas Gereja Tugu I dan II Wisata sejarah 5’ Rumah keroncong Mempelajari cara memainkan alat musik kroncong 20’ Panggung kroncong Menyaksikan atraksi kroncong 15’ Museum kroncong tugu Pengenalan nilai sejarah dari kroncong tugu dengan foto dan alat musik bersejarah. 15’ Rumah tari dan bahasa Mempelajari tarian tradisional Portugis dan memperkenalkan bahasa Portugis 25’ Panggung tari Menyaksikan tarian tradisional Portugis 15’ Museum budaya Kampung Tugu Pengenalan nilai budaya dari tarian dan baju tradisonal Portugis yang digunakan masyarakat asli tugu 15’ Paket II Kawasan Gereja Tugu-Area tarian- Area bekas Gereja Tugu I dan II- Rumah tua-Area kroncong Perpustakaan Pengenalan nilai sejarah dan budaya masyarakat asli tugu melalui buku dan media elektronik. 15’ Area makam Ziarah makam dan mengunjungi makam masyarakat tugu yang memiliki sejarah tersendiri 5’ Gereja Tugu Wisata sejarah dan ibadat 5’ Area lonceng Gereja Wisata sejarah 5’ ❨ ❩ ❬ Tugu pertama Area lonceng Gereja Tugu kedua Wisata sejarah 5’ Gedung Yeruel Wisata sejarah 5’ Panggung Kebudayaan Atraksi budaya tarian dan kroncong tugu, serta pengenalan kebudayaan masyarakat asli tugu lainnya 30’ Rumah kuliner tugu Wisata kuliner makanan khas masyrakat asli tugu 20’ Dapur kuliner Atraksi dan pengenalan mengenai proses pembuatan makanan khas tugu 5’ Studio foto budaya Berfoto dengan pakaian tradisional Portugis dan dengan peralatan kroncong tugu 5’ Kios cinderamata Wisata belanja cinderamata Kampung Tugu 10’ ❭ ❪ ❪ Tabel 16. Rencana Paket Perjalanan Wisata Kelompok Jenis wisatawan Paket Rute Objek Aktivitas Waktu menit Kelompok Paket I Rumah tua-Area bekas kawasan Gereja Tugu I dan II-Area kroncong - Kawasan Gereja Tugu-Area tarian Area parkir Memarkir kendaraan 10’ Kantor registrasi Membeli tiket dan mendapat informasi umum 5’ Aula serbaguna Pengenalan singkat dan diskusi mengenai sejarah Kampung Tugu dengan masyarakat asli tugu dan pemandu wisata 15’ Museum sejarah Kampung Tugu Pengenalan benda dan nilai sejarah 15’ Area bekas Gereja Tugu I dan II Wisata sejarah 5’ Rumah keroncong Mempelajari cara memainkan alat musik kroncong 20’ Panggung kroncong Menyaksikan atraksi kroncong 15’ Museum kroncong tugu Pengenalan nilai sejarah dari kroncong tugu dengan foto dan alat musik bersejarah. 15’ Rumah tari dan bahasa Mempelajari tarian tradisional Portugis dan memperkenalkan bahasa Portugis 25’ Panggung tari Menyaksikan tarian tradisional Portugis 15’ Museum budaya Kampung Tugu Pengenalan nilai budaya dari tarian dan baju tradisonal Portugis yang digunakan masyarakat asli tugu 15’ Paket II Kawasan Gereja Tugu-Area tarian- Area bekas Gereja Tugu I dan II- Rumah tua-Area kroncong Perpustakaan Pengenalan nilai sejarah dan budaya masyarakat asli tugu melalui buku dan media elektronik. 15’ Area makam Ziarah makam dan mengunjungi makam masyarakat tugu yang memiliki sejarah tersendiri 5’ ❫ ❴ ❵ Gereja Tugu Wisata sejarah dan ibadat 5’ Area lonceng Gereja Tugu pertama Wisata sejarah 5’ Area lonceng Gereja Tugu kedua Wisata sejarah 5’ Gedung Yeruel Wisata sejarah 5’ Panggung Kebudayaan Atraksi budaya tarian dan kroncong tugu, serta pengenalan kebudayaan masyarakat asli tugu lainnya 30’ Rumah kuliner tugu Wisata kuliner makanan khas masyrakat asli tugu 20’ Dapur kuliner Atraksi dan pengenalan mengenai proses pembuatan makanan khas tugu 5’ Studio foto budaya Berfoto dengan pakaian tradisional Portugis dan dengan peralatan keroncong tugu 5’ Kios cinderamata Wisata belanja cinderamata Kampung Tugu 10’ ❛ ❜ 6 ❝ ❞❡

6.7. Rencana Lanskap Wisata Sejarah Portugis Kampung Tugu

Rencana lanskap yang merupakan produk akhir dari penelitian ini dihasilkan dari beberapa rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu rencana ruang, rencana sirkulasi, rencana interpretasi, rencana fasilitas, rencana tata hijau, dan rencana perjalanan wisata. Rencana lanskap akan ditampilkan pada Gambar 61 serta perbesaran gambar pada Gambar 62.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan S. K. Gubernur Nomor Cb. 1111272, kawasan Kampung Tugu merupakan kawasan yang dilindungi dengan zona perlindungan dalam radius 600 meter. Namun, saat ini zona perlindungan tersebut tidak memungkinkan lagi untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan keadaan peruntukan lahan sekitar kawasan Kampung Tugu yang telah berubah menjadi kawasan industri dan pemukiman padat penduduk. Beberapa elemen bersejarah yang terdapat pada kawasan tersebut, seperti Gereja Tugu dan rumah tua merupakan elemen yang perlu dilestarikan, karena memiliki karakter yang berkaitan erat dengan masyarakat Portugis. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pelestarian yang sesuai untuk mempertahankan karakter asli kawasan sebagai kawasan pemukiman masyarakat Portugis. Upaya pelestarian tersebut salah satunya dilakukan dengan membuat suatu perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah yang efektif dengan tetap memperhatikan karakter asli kawasan Kampung Tugu. Perencanaan pada kawasan Kampung Tugu didasarkan pada konsep pelestarian kawasan melalui kegiatan wisata sejarah. Kegiatan wisata yang dilaksanakan menonjolkan interpretasi terhadap perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep tersebut dicapai melalui perencanaan ruang, perencanaan jalur sirkulasi, perencanaan fasilitas dan aktivitas wisata, perencanaan tata hijau, dan perencanaan jalur interpretasi yang dikembangkan menjadi perencanaan jalur wisata. Perencanaan ruang terbagi menjadi tiga ruang utama, yaitu ruang inti, ruang transisipenyangga, dan ruang pengembangan. Pembagian ruang tersebut disesuaikan dengan hasil overlay dari zonasi pelestarian dengan zonasi wisata sejarah. Peletakkan objek dan atraksi sejarah disesuaikan dengan keadaan perkampungan Portugis pada tahun 1940. Pada ruang inti terdapat objek dan atraksi utama yang dapat dinikmati pengunjung. Ruang penyangga merupakan ruang yang membatasi aktivitas wisata antara ruang pengembangan dengan ruang inti, pembatasan tersebut dimaksudkan ❢ ❣ ❢ untuk menjaga kelestarian pada ruang inti. Pada ruang transisi terdapat fasilitas yang menghubungkan antara ruang inti dengan ruang pengembangan. Sedangkan, ruang pengembangan terdiri dari fasilitas penunjang aktivitas wisata maupun pengelolaan kawasan wisata. Perencanaan sirkulasi terdiri dari sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier. Masing-masing sirkulasi tersebut memiliki fungsi yang akan menunjang kegiatan wisata. Sirkulasi primer merupaka akses utama menuju tapak, yang terdapat pada ruang penerimaan. Sirkulasi sekunder merupakan sirkulasi yang menghubungkan antar ruang dan aktivitas wisata. Sirkulasi tersier merupakan sirkulasi yang terdapat pada ruang inti, sirkulasi ini memiliki pola loop untuk memudahkan pengunjung dalam menginterpretasikan kawasan. Perencanaan tata hijau merupakan perencanaan tanaman dengan fungsi-fungsi khusus seperti penguat identitas atau karakter, pembatas, screen tabir, peneduh, pengarah, penyerap polusi, dan estetika. Tanaman yang digunakan sebagai penguat indentitas dan karakter merupakan tanaman yang dipilih serta disesuaikan dengan kondisi perkampungan Portugis yang pernah ada pada kawasan Kampung Tugu seperti peletakan kebun, sawah, dan rawa. Adapun, tanaman yang digunakan sebagian besar merupakan tanaman endemik yang memiliki nilai sejarah khusus untuk mempertegas nilai sejarah yang terdapat pada kawasan Kampung Tugu. Perencanaan jalur interpretasi dikembangkan menjadi jalur wisata baik bagi pengunjung yang datang secara individu, maupun pengunjung yang datang secara berkelompok. Perencanaan jalur wisata akan dikembangkan menjadi dua jalur wisata.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang dapat menjadi refrensi bagi pengelola kawasan maupun pemerintah daerah, antara lain: ❤ ✐❥ - Membuat aspek legal yang lebih tegas dan spesifik untuk dapat melindungi kawasan Kampung Tugu sebagai kawasan cagar budaya dan kawasan yang memiliki nilai historik. - Memberikan dukungan terhadap masyarakat maupun kawasan Kampung Tugu untuk menerapkan upaya pelestarian, dimana dukungan tersebut dapat berupa dukungan aktif berupa tindakan nyata dan dukungan insentif. - Perencanaan lanskap ini perlu dijabarkan lagi dalam bentuk desain lanskap yang sesuai dengan karakter Portugis. - Mempromosikan kawasan Kampung Tugu sebagai salah satu daerah tujuan wisata di wilayah Jakarta Utara.