Rencana Fasilitas TINJAUAN PUSTAKA

❁❂❃ pada bagian ruang lain, seperti pada ruang inti dan ruang trasnsisi, dengan isi peta disesuaikan dnegan kebutuhan tiap ruang. - Papan interpretasi Papan interpretasi berisikan tentang latar belakang sejarah dan budaya yang terdapat pada setiap objek dan atraksi wisata Gambar 54. Papan interpretasi merupakan fasilitas pendukung dari kegiatan interpretasi yang diletakkan pada jalur interpretasi maupun pada setiap objek wisata yang termasuk dalam jalur interpretasi. - Papan penunjuk arah Papan penunjuk arah Gambar 55 berfungsi untuk menunjukkan tata letak setiap objek, atraksi, maupun fasilitas lainnya, terutama pada perjalanan menuju tapak. Papan penunjuk arah sangat dibutuhkan agar pengunjung mengetahui arah yang tepat menuju tapak. Fasilitas ini sebaiknya diletakkan pada setiap pertigaan, lampu merah atau belokan-belokan besar pada aksessibilitas yang akan dilalui kendaraan menju tapak. Gambar 54. Ilustrasi papan interpretasi sejarah ❄❅❄ Sedangkan, fasilitas name sign Gambar 56 merupakan fasilitas pendukung aktivitas wisata yang diletakkan pada setiap objek, bangunan, serta fasilitas lain untuk meberikan informasi kepada para wisatawan mengenai nama setiap objek dan fasilitas pendukung agar tidak terjadi kesalahan. b Papan penunjuk arah menuju tapak a Papan penunjuk arah didalam tapak Gambar 55. Ilustrasi papan penunjuk arah Gambar 56. Ilustrasi name sign ❆❇❈ 5. Pusat registrasi dan penjulan tiket Fasilitas ini terletak pada setiap sub unit pelayanan yang terdapat pada kawasan Gereja Tugu maupun kawasan rumah tua. Pusat registrasi dan penjualan tiket Gambar 57 merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat memperoleh tiket masuk, serta pusat registrasi bagi para wisatawan. Pada fasilitas ini terdapat pula ruang serbaguna untuk mengumpulkan wisatawan yang mengikuti kegiatan wisata secara berkelompok, untuk diberikan pengarahan singkat oleh pemandu wisata mengenai sejarah dan budaya kawasan sebelum memulai perjalanan wisata. 6. Kantor pengelola dan ruang operasional Kantor pengelola dan ruang operasional merupakan fasilitas utama dalam pengelolaan tapak. Fasilitas ini terletak pada sub unit pelayanan kawasan Gereja Tugu. Keberadaan gedung P.O.T pada tapak, yang saat ini telah tersedia, dapat dimanfaatkan sebagai kantor pengelolaan dan ruang operasional. Kantor pengelolaan yang berada pada ruang inti seluruhnya dipindahkan pada sub unit pelayanan agar tidak mengganggu aktivitas wisata yang berada pada ruang inti. Ruang operasional berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang pemeliharaan tapak yang juga berfungsi sebagai gudang. 7. Panggung dan stand kebudayaan Dalam sub unit inti kebudayaan, selain objek kebudayaan dibutuhkan pula wadah sebagai tempat atraksi kebudayaan serta pemutaran slide mengenai film Gambar 57. Ilustrasi pusat registrasi dan penjualan tiket ❉❊❊ kebudayaan-kebudayaan masyarakat asli Tugu. Maka dari itu, keberadaan panggung dan stand kebudayaan dibutuhkan untuk menampung aktivitas kebudayaan. Sedangkan, stand kebudayaan merupakan fasilitas bagi kegiatan pengenalan kebudayaan, seperti tempat pembelajaran atraksi budaya Keroncong Tugu dan tarian Portugis, tempat untuk melihat proses pembuatan makanan khas tugu yang dapat dinikmati pada kafetaria, dan studio foto dengan menggunakan pakaian tradisional Portugis. 8. Museum Museum merupakan fasilitas yang berfungsi untuk memperkenalkan kepada para wisatawan mengenai benda-benda peninggalan bersejarah yang berkaitan erat dengan sejarah terbentuknya suatu kawasan maupun kebudayaan tertentu. Pada kawasan Kampung Tugu terdapat potensi untuk dibangun museum yang berisikan benda-benda peninggalan bersejarah yaitu pada rumah tua, dimana rumah ini sendiri sudah merupakan salah satu bukti sejarah dari kawasan Kampung Tugu. Pada museum ini nantinya akan diletakkan berbagai benda peninggalan bersejarah dari kawasan Kampung Tugu. Beberapa benda sejarah dan budaya pada museum antara lain alat-alat musik Keroncong Tugu peninggalan dari masa awal pembentukannya, foto-foto kawasan Kampung Tugu yang menceritakan keadaan pada masa lalu, serta baju Portugis dan bukti-bukti kebudayaan portugis lain. 9. Perpustakaan Pada kawasan Gereja Tugu telah tersedia perpustakaan yang berisikan beberapa buku mengenai sejarah dan pengetahuan lain tentang Kampung Tugu dan Negara Portugal. Namun, keberadaanya yang disatukan dengan kantor sekretariat Ikatan Keluarga Besar Tugu IKBT. Hal tersebut menjadikan perpustakaan ini kurang dipergunakan dengan baik oleh masyarakat setempat untuk menambah pengetahuan tentang nilai sejarah dan budaya melalui kegiatan studi pustaka. Selain itu, kekurangan dari perpustakaan ini adalah terbatasnya jumlah buku, sebagian besar buku pada perpustakan merupakan hasil pemberian dari keduataan besar Negara Portugal. Keterbatasan ruang serta ketersediaan buku merupakan faktor penghambat dari efektifitas penggunaan perpustakaan yang ❋●❍ seharusnya memiliki manfaat yang besar bagi pengenalan nilai sejarah kepada masyarakat. Oleh sebab itu, perpustakaan sebagai fasilitas pendukung dalam perencanaan akan dipindahkan pada rumah pendeta yang telah ada saat ini, dimana rumah tersebut telah memiliki kekhasan arsitektural Betawi Gambar 58. Sedangkan untuk keberadaan aktivitas yang berada pada rumah pendeta akan dipindahkan pada kawasan pemukiman penduduk yang memungkinkan. 10. Kios cinderamata dan kafetaria Kios cinderamata berada pada satu kawasan dengan kafetaria, yaitu pada sub unit pelayanan bagian depan dari kawasan Gereja Tugu. Kafetaria didesain dengan bentuk bangunan semi terbuka, agar dapat menikmati suasana yang berada di sekitar. Makanan dan minuman yang disajikan adalah makanan khas Kampung Tugu untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Kampung Tugu. Selain itu, penyajian makanan khas kepada pengunjung diharapkan dapat menghidupkan kembali beberapa makanan dan minuman khas yang sudah hampir menghilang bahkan yang sudah tidak ada lagi. Kios cinderamata didesain dalam sebuah bangunan dengan arsitektur rumah khas Tugu dengan beberapa kekhasan untuk membedakan dengan bangunan peninggalan yang telah ada saat ini. Pada kios cinderamata nantinya akan dijual beberapa souvenir yang dapat didapatkan oleh para pengunjung sebagai kenang- kenangan setelah mereka berwisata ke kawasan Kampung Tugu. Gambar 58. Ilustrasi perpustakaan ■❏❑ 11. Toilet Toilet merupakan fasilitas pendukung yang sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan. Toilet akan diletakkan pada beberapa bagian yang strategis dan tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan wisatawan akan kenyamanan pada tapak. Jumlah dan besar toilet akan disesuaikan dengan standar serta luas tapak. 12. Pos keamanan Pos keamanan sudah tersedia pada tapak, namun keberadaannya kurang memperhatikan ukuran standar. Selain itu, letak dari pos keamanan kurang diperhatikan, karena terdapat akses masuk yang tidak memiliki pos kemanan. Oleh karena itu, diperlukan penambahan jumlah pos keamanan sesuai dengan jumlah akses menuju tapak. Pos keamanan juga harus memenuhi ukuran standar, serta memperhatikan bentuk arsitektural. 13. Site furniture lampu, tempat duduk, tempat sampah, gazebo, dan shelter Keberadaan site furniture Gambar 59 pada tapak merupakan pelengkap bagi seluruh aktivitas wisata. Lampu sebagai penerangan utama pada kawasan di luar gedung diletakkan pada posisi yang sesuai serta mengutamakan peletakkan lampu pada sirkulasi pada tapak. Tempak duduk dan gazebo diletakkan pada posisi sitting area dan rest area yang merupakan tempat pertemuan dari seluruh objek wisata dan tempat yang sesuai untuk menikmati good view pada tapak. Shelter diletakkan pada sisi sirkulasi yang membutuhkan perlindungan dari sinar matahari dan hujan, seperti pada open space yang terletak diantara jalur sirkulasi serta area lain pada tapak. Sedangkan, tempat sampah harus memperhatikan lokasi serta jumlahnya agar dapat memadai bagi seluruh aktivitas dan kebutuhan wisatawan akan kebersihan, seperti penempatan pada sekitar rest area, sitting area, dan kafetaria. ▲▼ a Bangku taman b Shelter c Lampu Taman Gambar 59. Ilustrasi site furniture ◆❖P Tabel 13. Rencana Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas Wisata Ruang Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasilitas Inti Sejarah Memperkenalkan nilai sejarah Mengamati dan mempelajari nilai sejarah, interpretasi, melihat-lihat objek sejarah, foto, merasakan suasana, berziarah, dan beribadat Papan informasi, papan dan jalur interpretasi, rest area, museum, perpustakaan, name sign, dan tempat duduk Penyangga Transisi Ruang transisi dan ruang penghubung Jalan-jalan, menikmati suasana, beristirahat, foto, dan menikmati pemandangan. Shelter, tempak duduk, jalan dan papan informasi Pengembangan Pelayanan Ruang pelayanan bagi wisatawan Membeli cinderamata, istirahat, duduk- duduk, menikmati suasana, mencari informasi, makan dan minum, dan menikmati atraksi pendukung Kafetaria, stand cinderamata, fasilitas untuk atraksi pendukung, pusat informasi, papan informasi, tempat duduk, dan toilet Penerimaan Ruang penyambutan Memarkir kendaraan, registrasi, mencari informasi mengenai atraksi dan objek wisata, jalan-jalan, dan menikmati suasana Area parkir, stand registrasi, papan informasi, pos jaga, pintu gerbang, gapura, kantor pengelola, dan ruang operasional ◗❘

6.5. Rencana Tata Hijau

Rencana tata hijau yang diterapkan pada perencanaan kawasan Kampung Tugu akan disesuaikan antara pemilihan jenis dan fungsi vegetasi dengan ruang wisata Tabel 14. Pada ruang inti tanaman yang digunakan sebagai penguat identitas dan peneduh adalah pohon asam Tamarindus indica, serta tanaman yang digunakan sebagai penguat identitas dan pembatas adalah sawo kecik Manilkara kauki. Tanaman tersebut merupakan tanaman endemik yang telah ada semenjak masa kolonial Belanda. Pada ruang transisi ruang penyangga, tanaman penguat identitas dan peneduh digunakan tanaman yang memberikan ciri khusus sebagai kawasan pantai, yaitu ketapang Terminalia catappa. Tanaman pengarah yang digunakan pada jalan besar yang menghubungkan antara ruang wisata adalah akasia Acacia auriculiformis. Tanaman tersebut merupakan tanaman endemik yang memperkuat kesan asli pada tapak, penanaman tanaman ini memiliki jarak tanam yang tetap dan rapat. Sedangkan, tanaman pengarah yang terdapat pada ruang transisi didalam setiap ruang adalah bayam-bayaman Coleus sp., tanaman ini merupakan tanaman semak yang dapat mengarahkan pengunjung pada jalur sirkulasi pada ruang. Pada sub unit pelayanan, tanaman yang digunakan sebagai screen dan pembatas yaitu sawo kecik Manilkara kauki, sedangkan tanaman peneduh yaitu sengon Albazia Falcataria. Tanaman yang digunakan sebagai pembatas dan estetika adalah teh-tehan Acalpha macrophylla dan Spider lily Hymenocallis speciosa. Pada sub unit penerimaan, tanaman yang sangat dibutuhkan adalah tanaman penahan polusi, antara lain lidah mertua Sansevieria sp. dan asam keranji Dalum indum. Teh-tehan Acalpha macrophylla dan Spider lily Hymenocallis speciosa merupakan tanaman yang digunakan sebagai pembatas dan estetika. Tanaman penguat identitas dan peneduh adalah ketapang Terminalia catappa. Tabel 14. Rencana Ruang, Jenis Tanaman, dan Fungsi Tanaman Ruang Jenis Tanaman Fungsi Penguat identitas Pembatas Screen Peneduh Pengarah Penyerap polusi Estetika Inti - Asam Tamarindus indica - Sawo Kecik Manilkara kauki     Penyangga transisi - Ketapang Terminalia catappa - Akasia Acacia auriculiformis     Sub unit Pelayanan - Teh-tehan Acalpha macrophylla - Spider lily Hymenocallis speciosa - Sengon Albazia Falcataria - Sawo Kecik Manilkara kauki         Sub unit penerimaan - Bayam-bayaman Coleus sp. - Lidah mertua Sansevieria sp. - Asam keranji Dalum indum - Teh-tehan Acalpha macrophylla - Spider lily Hymenocallis speciosa - Ketapang Terminalia catappa         ❙ ❚ ❯

6.6. Rencana Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata yang direncanakan bertujuan untuk memberikan sebuah perjalanan yang menceritakan mengenai keberadaan sejarah dan budaya yang berkaitan dengan masyarakat asli Tugu dengan kemasan semenarik mungkin. Jalur sirkulasi merupakan faktor yang paling mempengaruhi kelancaran perjalanan wisata. Keterkaitan antara objek dan atraksi wisata harus dapat tercapai dengan baik melalui jalur sirkulasi yang merupakan jalur penghubung antar objek dan atraksi wisata tersebut. . Penyusunan rencana wisata diterapkan dalam beberapa paket wisata yang dibuat berdasarkan pada jenis perjalanan wisata maupun jenis wisatawan. Dalam hal ini paket wisata yang dibuat berdasarkan jenis perjalanan wisata adalah paket wisata yang dimulai dari rumah tua museum dan paket wisata yang dimulai dari kawasan Gereja Tugu Gambar 60. Sedangkan paket perjalanan wisata berdasarkan jenis wisatawan adalah paket wisata bagi wisatawan yang datang secara individu Tabel 14 dan bagi wisatawan dalam kelompok Tabel 16. Paket wisata yang direncanakan adalah paket wisata sehari tanpa adanya kegiatan menginap. Hal ini dikarenakan aktivitas wisata yang dilakukan hanya direncanakan selama pagi hingga sore hari, yaitu dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 15.00. Selain itu, paket wisata pada kawasan Kampung Tugu dapat ditempuh dalam waktu selama empat jam tersebut. Paket wisata yang dibedakan berdasarkan awal perjalanan wisatanya memiliki kesamaan objek dan atraksi wisata yang akan dinikmati, serta memiliki persentase waktu yang sama. Perbedaan pada paket wisata ini hanya terdapat pada urutan objek dan atraksi wisata saat melakukan perjalanan wisata. Sedangkan, untuk paket wisata bagi wisatawan yang tergabung dalam kelompok tertentu akan dilakukan dengan paket khusus. Wisatawan yang datang secara berkelompok langsung mendapatkan pemandu wisata serta diberikan pengarahan singkat pada ruang serbaguna pada kantor registrasi sebelum mengikuti perjalanan wisata. Kegiatan wisata secara berkelompok memerlukan registrasi terlebih dahulu, agar dapat dilakukan tanpa hambatan kekurangan pemandu wisata atau pun hambatan penuhnya jalur wisata. Sedangkan, untuk kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang datang secara individu dapat langsung melakukan pembelian tiket tanpa registrasi. Akan tetapi, untuk mendapatkan pemandu wisata dalam melakukan perjalanan membutuhkan pendaftaran permintaan pemandu wisata terlebih dahulu, serta tidak mendapatkan panduan singkat mengenai sejarah kawasan dalam ruang serbaguna.