Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data

29 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Restoran Gurih 7, Jalan Padjajaran No. 102 Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa restoran Gurih 7 merupakan salah satu restoran khas sunda di Kota Bogor yang sedang berkembang di tengah persaingan restoran-restoran sunda yang ada di Kota Bogor. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Juli sampai Januari 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, berupa data hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan. Responden terdiri dari pihak-pihak perusahaan yang terkait dengan penerapan promosi restoran Gurih 7. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data-data yang didapat dari literatur maupun dari instansi- instansi terkait. Data sekunder diperoleh juga dari data yang dimiliki oleh perusahaan seperti gambaran umum perusahaan dan data perusahaan, serta data dari dinas terkait, internet dan lainnya.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan. b. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara terhadap pihak- pihak perusahaan, seperti bagian pemasaran. c. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, laporan bulanan perusahaan dan literatur-literatur diluar perusahaan yang menunjang. d. Studi Pendahuluan, yaitu dengan mendatangi perusahaan dan melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan sebelum menyusun skripsi. Dari studi pendahuluan ini diperoleh gambaran hirarki 30 sementara sebagai pedoman untuk membuat kuesioner, tetapi hirarki tersebut memiliki kemungkinan untuk berubah pada saat penelitian ke lapangan berlangsung. e. Teknik Pengisian Kuesioner, yaitu pengisian kuesioner oleh dua orang terpilih, yang benar-benar mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan promosi restoran Gurih 7, agar dapat mengisi kuesioner secara objektif.

4.4. Metode Pengolahan Data

Metode PHA digunakan sebagai alat analisis untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat mengenai prioritas promosi bagi perusahaan. Metode PHA merupakan suatu metode pengambilan keputusan berdasarkan penilaian dan pertimbangan yang logis dan sistematis. Selain itu, PHA memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif digunakan untuk mendefinisikan persoalan dan menyusun hirarki preferensi. PHA memasukkan pertimbangan-pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis, serta memberikan kerangka yang memungkinkan pemakainya utuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. PHA menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari satu bagian masalah dengan elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode PHA terdiri dari delapan langkah kerja utama Saaty, 1993, antara lain : 1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan permasalahan yang diinginkan. Permasalahan yang ada harus didefinisikan dengan jelas agar pemilihan fokus dan elemen-elemen pada tingkat dibawahnya dapat dirumuskan dengan baik. Dalam menjawab permasalahan maka dibuat dua hirarki untuk memudahkan proses pengolahan data dan interpretasi hasil olahan data. Tidak ada prosedur yang pasti komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria dan aktivitas- aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu sistem hirarki. 31 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub sistem tujuan dan akhirnya ke alternatif, pilihan atau skenario. Pada struktur hirarki strategi promosi di restoran Gurih 7 terdapat dasar pemilihan DP pada tingkat 2, kendala K dan pendukung P pada tingkat 3, dan alternatif strategi promosi A pada tingkat 4, sedangkan pada struktur hirarki faktor-faktor penyusun strategi promosi restoran Gurih 7, tersusun beberapa tingkatan, yaitu tujuan promosi TP pada tingkat 2, faktor penyusun FP pada tingkat 3, dan sub faktor penyusun SF pada tingkat 4. Kedua hirarki dapat dilihat pada Gambar 2. Tingkat 1 : Fokus Tingkat 2 : Kriteria Memilih Strategi Tingkat 3 : Sub Kriteria Tingkat 4 : Alternatif Stategi Promosi Gambar 2. Struktur Hirarki Strategi Promosi Restoran Gurih 7 Keterangan : F : Menetapkan Strategi promosi Restoran Gurih 7 DP : Dasar pemilihan strategi promosi Restoran Gurih 7 KP : Kendala dan pendukung strategi promosi Restoran Gurih 7 A : Alternatif strategi promosi Restoran Gurih 7 Menetapkan Strategi Promosi Restoran Gurih 7 F DP1 DPn K1 Kn P3 Pn A1 A2 An 32 3. Menyusun matriks banding berpasangan Matriks banding berpasangan adalah matriks yang mempertimbangkan bobot unsur dalam suatu hirarki dengan unsur-unsur dalam hirarki di atasnya. Matriks ini disusun sesuai dengan tujuan penelitian dan struktur hirarki analisa. Matriks ini dimulai dari puncak hirarki untuk fokus identifikasi permasalahan sebagai dasar melakukan perbandingan berpasangan antar variabel yang terkait yang ada di bawahnya. 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang dilakukan dari hasil perbandingan yang diperoleh pada langkah 3. Tabel 6. Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya 5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya 7 Satu elemen lebih jelas lebih penting daripada elemen lainnya Satu elemen yang kuat disokong dan dominasinya 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu atas lainnya memiliki tingkat yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan Kebalikannya Jika untuk aktifitas I mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber: Saaty,1993 Setelah matriks perbandingan berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap 33 elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan “seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi atau diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j?”. Apabila elemen-elemen yang diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka pertanyaanya adalah seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen kolom ke-j sehubungan dengan elemen di puncak hirarki. Untuk menganalisis matriks berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 4. Angka- angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya. 5. Memasukkan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila F1 lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki X dibandingkan dengan Fj, sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan dengan Fj maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai kebalikannya. Contoh: bila F 12 memiliki nilai 3, maka nilai elemen F 21 adalah 13. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Matriks perbandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi: 1 Matriks Pendapat Individu MPI, 2 Matriks Pendapat Gabungan MPG. Matriks MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan a ij yaitu elemen matriks pada baris ke-I dan kolom ke-j. Matriks Pendapat Individu dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 7. Matriks Pendapat Individu X A1 A2 A3 … An A1 A11 A21 A31 … A1n A2 A21 A22 A32 … A2n A3 A31 A32 A33 … A3n … … … … … … An An1 An2 An3 … Ann Sumber: Saaty, 1993 34 MPG adalah susunan matriks baru dengan elemen g ij berasal dari rata- rata geometrik pendapat individu-individu yang Consistensi Rasionya lebih kecil atau sama dengan 10 persen dan setiap elemen pada baris dan kolom sama dari MPI yang baru dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 8. Matriks Pendapat Gabungan X G1 G2 G3 … Gn G1 G11 G21 G31 … G1n G2 G21 G22 G32 … G2n G3 G31 G32 G33 … G3n … … … … … … Gn Gn1 Gn2 Gn3 … Gnn Sumber: Saaty, 1993 7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu: 1 Pengolahan horizontal dan 2 Pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dilakukan untuk MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Consistensi Ratio Tinggi. a. Pengolahan horizontal terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas Vektor Eigen, uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Perkalian baris Z atau Vektor Eigen VE dengan rumus: Zi = n n k aij ∏ = 1 i,j = 1,2,...,n Perhitungan Vektor Prioritas VP atau rasio Vektor Eigen adalah: 35 VPi = ∑ ∏ ∏ = = = n i n n k n n k aij aij 1 1 1 VP = VPi, untuk i = 1,2,3,...,n Perhitungan nilai Eigen Maks λ maks , dengan rumus: VA = aij x VP dengan VA = VAi VB = VPi VA dengan VB = VBi Perhitungan Consistensi Indeks CI, dengan rumus : CI = 1 − − n n maks λ Perhitungan Consistensi Rasio CR, dengan rumus: CR = RI CI RI = Indeks acak Random Indeks Menurut Saaty dari matriks berorde 1 sampai dengan 15 yang menggunakan sampel berukuran 100 Tabel 6. Nilai Consistensi Ratio CR yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat inkonsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, karena CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan dalam suatu matriks pendapat. Tabel 9. Nilai Indeks Acak Orde n Indeks Acak RI Orde n Indeks Acak RI 1 0,00 8 1,41 2 0,00 9 1,45 3 0,58 10 1,49 4 0,90 11 1,51 5 1,12 12 1,48 6 1,24 13 1,56 7 1,32 14 1,57 b. Pengolahan vertikal merupakan pengolahan lanjut setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal. Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan 36 suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat tertentu dalam suatu tingkat hirarki terhadap fokus atau tujuan utamanya. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam pengolahan horizontal sebelumnya disebut prioritas lokal, karena hanya berkenan dengan sebuah kriteria pembanding yang merupakan anggota elemen-elemen tingkat di atasnya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen pada tingkat dalam suatu hirarki terhadap sasarannya. Apabila CV ij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-I terhadap sasaran utama maka : CV ij =∑CH ij t, i-1 x VWti-1 Untuk; i=1,2,3,…,n j =1,2,3,…,n t =1,2,3,…,n Dimana: CH ij t, i-1 = nilai prioritas pengaruh elemen ke-I terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya i-1, yang diperoleh dari hasil pengolahan horizontal. VWt i-1 = prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke-i-1 terhadap sasaran utama yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal. P= Jumlah tingkat hirarki keputusan r= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i s= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i-1 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki Langkah ini dilakukan dengan mengkalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan Consistensi Indeks Acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, Consistensi Ratio harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Consistensi Ratio diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Jika Consistensi Rasio mempunyai nilai lebih dari 10 persen, maka informasi harus 37 ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner dan mengarahkan responden yang mengisi kuesioner. 38 V GAMBARAN UMUM RESTORAN GURIH 7

5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Gurih 7