26
Metode PHA didasarkan pada penilaian orang yang ahli dibidang yang dipermasalahkan atau yang sedang dikaji untuk dicari pemecahannya. Peralatan
utama PHA adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keahlian, pengalaman dan wawasan yang luas sangat diperlukan untuk
memberikan suatu penilaian yang tepat terhadap variabel keputusan yang dijadikan kriteria pemilihan.
Hal yang diutamakan dalam data yang diterapkan pada analisis PHA adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian
metode PHA dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang
dipermasalahkan. Walaupun hanya didasarkan pada penilaian satu orang metode PHA mampu menyajikan suatu analisis kuantitatif serta kualitas yang memadai.
Terdapat empat kelebihan menggunakan metode PHA, antara lain sebagai berikut :
1. Struktur yang hirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih
sampai kepada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2.
Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi konsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan. 3.
Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitifitas pengambilan keputusan.
4. Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif
dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen hirarki.
Kelemahan dari penggunaan metode PHA ini yaitu adanya penilaian yang subjektif, tidak baku karena berdasarkan pemikiran sesorang. Namun hal ini
dapat diatasi dengan benar-benar memilih orang yang ahli atau pakar di bidang yang akan diteliti.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Semakin bertambahnya permintaan masyarakat akan makanan yang sehat dan bergizi, menyebabkan bermunculnya restoran-restoran yang sejenis di Kota
27
Bogor. Bisnis di bidang restoran ini berusaha membidik pangsa pasar yang ada dan mencoba bersaing dalam bisnis yang sama, dengan harapan dapat merebut
pangsa pasar yang telah dimiliki oleh pemimpin pasar. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat persaingan diantara pemilik bisnis restoran.
Perlu strategi promosi yang baik yang dapat mengkomunikasikan produknya kepada konsumen sehingga penjualan meningkat. Berkaitan dengan
hal tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi kegiatan promosi apa yang pernah dilakukan oleh restoran Gurih 7 sejak pertama berdiri
sampai saat ini. Setelah mengevaluasi kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh restoran Gurih 7 maka dirumuskan strategi promosi yang sesuai untuk
restoran Gurih 7 dan yang paling berpengaruh dalam bauran promosi dengan menggunakan analisis deskriptif yang nantinya akan diolah dengan menggunakan
metode PHA dan Software expert choice 2000. Pada tahap akhir, setelah dianalisis dengan metode PHA Proses Hirarki Analitik akan dapat dihasilkan
alternatif strategi promosi restoran Gurih 7 yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan sehingga kegiatan promosi menjadi efektif dan efisien bagi
perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka akan didapat urutan prioritas dari
strategi promosi yang akan diterapkan dalam upaya mempertahankan konsumen yang telah dimiliki oleh perusahaan. Secara sistematis, kerangka pemikiran
operasional dapat dilihat pada Gambar 1.
28
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional di Restoran Gurih 7 Memperkenalkan Restoran Gurih 7
Mengidentifikasi Strategi Promosi Restoran Gurih 7
Evaluasi kinerja promosi Restoran
Gurih 7 Faktor Penyusun
Strategi Promosi Restoran Gurih 7
Rumusan Alternatif Strategi Promosi yang Efektif dan Efisien
Restoran Gurih 7
Merumuskan Alternatif Strategi
Promosi PHA Tujuan Promosi
Restoran Gurih 7 Bogor
29
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Restoran Gurih 7, Jalan Padjajaran No. 102 Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan
bahwa restoran Gurih 7 merupakan salah satu restoran khas sunda di Kota Bogor yang sedang berkembang di tengah persaingan restoran-restoran sunda yang ada
di Kota Bogor. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Juli sampai Januari 2009.
4.2 Jenis dan Sumber Data