commit to user 53
B. Standar  Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT SMART Tbk.
Dalam Undang-undang No 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas disebutkan  bahwa  yang  dimaksud  perseroan  menurut  pasal  1  ayat  1
adalah  badan  hukum  yang  merupakan  persekutuan  modal,  didirikan berdasarkan  perjanjian,  melakukan  usaha  dengan  modal  dasar  yang
seluruhnya  terbagi  dalam  saham  dan  memenuhi  persyaratan  yang ditetapkan  dalam  undang-undang  ini  serta  peraturan  pelaksanaannya.
Produk  hukum  yang  mengatur  mengenai  implementasi  tanggung  jawab sosial perusahaan secara lebih rinci terdapat dalam pasal 74. Pasal 74 ayat
1  yang  menyatakan  perseroan  yang  menjalankan  kegiatan  usahanya  di bidang  dan    atau  berkaitan  dengan  segala    sumber  daya  alam  wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Inilah yang kemudian dimaksud dengan
corporate social responsibility.
Sedangkan  dalam  ayat  2  berbunyi  tanggung  jawab  sosial  dan lingkungan  itu  merupakan  kewajiban  perseroan  yang  dianggarkan  dan
diperhitungkan  sebagai  biaya  perseroan  yang  pelaksanaannya  dilakukan dengan  memperhatikan  kepatutan  dan  kewajaran.  Ayat  3  menyatakan
bahwa  perseroan  yang  tidak  melaksanakan  kewajiban  sebagaimana  dalam ayat 1 dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun  ayat  4  menyatakan  bahwa  ketentuan  lebih  lanjut  mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
Sesuai  dengan  Undang-Undang  tersebut  perusahaan  bukan  saja berkewajiban  secara
sosial  melainkan  juga  kepada  lingkungan. Sebagaimana pula bahwa hak  atas lingkungan hidup merupakan salah satu
hak  asasi  manusia  yang  diakui  oleh  PBB.  Sebenarnya  hak  ini  juga  telah diatur  dalam  pembuakaan  UUD  1945  alinea  4  jo.  Pasal  33  ayat  3  yang
saat  ini  disamakan  sebagai  hak  atas  lingkungan  dan  pembangunan berkelanjutan. Sementara itu Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan  Pokok  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  UU  PLH  juga  telah mengatur  sacara  tegas  dalam  Pasal  5  ayat  1  dan  kemudian  tercantum
commit to user 54
dalam  Pasal  5  ayat  1  Undang-Undang  Nomor    23  Tahun  1997  tentang Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  UU  PLH.  Hak  akan  lingkungan  hidup
tersebut  harapannnya  semakin  terlindungi  dengan  adanya  aturan  tambahan seperti peraturan dan kebijakan pemerintah.
Program-program  CSR  memiliki  banyak  standar  dalam  proses implementasinya.  Selama  lebih  dari  sepuluh  tahun  terakhir,  beragam
organisasi  internasional  yang  berpengaruh  di  dunia  telah  mendefinisikan beragam  standar  pemenuhan  minimum  bagi  perusahaan  untuk  pengelolaan
para  pemangku  kepentingannnya
stakeholder
.  Standar-standar  tersebut antara lain seperti the UN Global Compact, Social Accountability 8000, the
Equator  Principles,  RSPO,  Global  Reporting  Initiative  GRI,  maupun International  Standart  Organisation  ISO.  Sedangkan  pelaksanaan  CSR
Sinar  Mas  sendiri  secara  keseluruhan  mengacu  pada  standar  ISO  26000
Committee  Draft  ISO  26000
yang  ditargetkan  akan  berlaku  sebagai standarisasi pelaksanaan CSR pada tahun 2010 dan segera setelahnya akan
menjadi ISO untuk sertifikasi pelaksanaan CSR. Meski  demikian,  PT  SMART  Tbk  sebagai  anak  Sinar  Mas  yang
bergerak  dalam  agribisnis  dan  makanan  mendasarkan  CSRnya  menurut standar  RSPO
Rountable  Sustainable  Palm  Oil
yaitu organisasi  yang
bertujuan  mewujudkan  standarisasi  perkebunan  sawit  yang  ramah lingkungan.  RSPO  beranggotakan  perusahaan-perusahaan  yang  bergerak
dalam  usaha  perkebunan  kelapa  sawit  seperti  London  Sumatera, Sampoerna, Sinar Mas Agri, dll. Prinsip standarisasi perkebunan sawit yang
tersebut  diantaranya  adalah  ramah  lingkungan, kepedulian  terhadap  tenaga kerja, serta perusahaan harus mendokumentasikan kegiatan CSRnya dengan
melibatkan  masyarakat  dalam  menentukan  program  CSR  yang  akan dilaksanakan. RSPO sendiri berperan seperti audit.
Saat  ini  perindustrian  di  Eropa  menekankan  agar  menggunakan standar minyak sawit  yang memiliki sertifikasi RSPO ramah lingkungan.
Seperti  produk-produk  unilever  ketika  akan  dijual  di  pasaran  harus menggunakan  minyak  dengan
stemple
RSPO  tersebut.  Kondisi  pasar  di
commit to user 55
Eropa  hanya  mau  menerima  minyak  yang  memiliki  standar  RSPO,  jadi sangat  penting  bagi  PT  SMART  untuk  memenuhi  standar  RSPO  tersebut
agar produknya bisa dijual di luar negeri.
commit to user 56
V. HASIL DAN PEMBAHASAN