Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

commit to user 35

B. Kerangka Berpikir

Etika bisnis merupakan tuntunan perilaku bagi dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Untuk itulah, diperlukan tatakelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance GCG agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk GCG juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan dalam strategi korporasi yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera Wibisono, 2007. Namun, menurut Djoko Santoso dalam Efendi 2009 sebelum perusahaan menerapkan GCG sebaiknya perusahaan tersebut menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya perusahaan Corporate culture yang dianutnya . GCG dapat berjalan apabila individu-individu dalam perusahaan secara internal memiliki sistem nilai value system yang mendorong mereka untuk menerima, mendukung dan melaksanakan GCG. Implementasi GCG dapat berjalan dengan baik apabila didukung internalisasi budaya perusahaan yang baik pula. Salah satu prinsip GCG adalah responsibility pertanggungjawaban. Dengan demikian penerapan Corporate Social Responsibility CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep GCG sebagai entitas bisnis yang bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungannya Wibisono, 2007. Melalui bentuk kepedulian perusahaan yang baik kepada masyarakat disekitarnya diharapkan akan menciptakan kepercayaan di mata masyarakat sebagaimana yang disebutkan oleh Fukuyama 1995 sebagai modal sosial Social Capital . Sebagaimana pula disimpulkan Narayan dan Prichett 1997 bahwa kegiatan CSR mampu meningkatkan kapital sosial atau program CSR memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kapital sosial, tingkat kepercayaan masyarakat pada perusahaan juga akan meningkat. Ketika kepercayaan itu meningkat dengan sendirinya akan mencegah, mengurangi atau mengatasi konflik antara masyarakat dengan perusahaan, atau masyarakat dengan masyarakat, atau antara perusahaan dengan pemerintah daerah. Namun stakeholders khusunya commit to user 36 masyarakat sasaran jangan hanya dipandang sebagai sekedar obyek CSR, dalam artian pada akhirnya program CSR justru akan memanjakan masyarakat sasaran tersebut. Sehingga dalam hal ini setiap implementasi program CSRpun perlu dievaluasi. Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam yang di kutip oleh Ansyar 1989 dalam Fuddin 2008 menyatakan bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang dalam berguna untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Pelaksanaan program CSR sendiri memerlukan input dan proses yang akan memberikan dampak atau hasil dari pelaksanaan program tersebut. Input merupakan usaha yang dilakukan dengan menyajikan beragam hal fisik maupun nonfisik yang menjadi dasar kelengkapan untuk terselenggaranya proses dan mekanisme kerja program bagi tercapainya tujuan, sedangkan proses merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi pencapaian tujuan. Kelancaran dan kualitas proses ini akan menggambarkan apakah input yang telah disajikan selama ini cukup memadai dan efektif, serta apakah strateginya tepat sesuai dengan konteksnya. Termasuk dalam hal ini adalah struktur organisasi dan kelembagaan, partisipasi masyarakat, masalah dan solusi, serta monitoring kegiatan. Serangkaian proses tersebut pada akhirnya akan memberikan hasil yang menggambarkan tingkat efektifitas pelaksanaannnya Yayasan Indonesia Sejahtera, 1999. Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan, berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan dilaksanakan. Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu commit to user 37 program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menentapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi input meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif- alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, anternatif strategi program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan strategi program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur baik tatalaksana kejadian dan aktifitas. Setiap aktivitas dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk menentukan kekuatan dan kelemahan atau program ketika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil dan keputusan-keputuasan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi kegiatan penetapan tujuan operasional program, kriteria-kriteria pengukuran yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional. Untuk lebih jelasnya uraian tersebut dapat digambarkan sebagai kerangka berikut: Gambar 4. Skema Kerangka Berpikir Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility di PT SMART Tbk. 38 Undang- Undang No 40 Tahun 2007 CSR Budaya Perusahaan Masyarakat Konteks · Letak Topografi Perkebunan · Kelompok Sasaran Input · Sumber Daya Pelaksana · Dana Program Proses · Pemberian Donasi · Penguatan Potensi · Pelaksanaan Program · Monitoring dan Evaluasi Program Produk Dampak commit to user 39 III . METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

10 119 140

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Tinjauan Yuridis Mengenai Prinsip Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility) Di Indonesia Sehubungan Dengan Fiduciary Responsibilities Perusahaan Terhadap Para Pemegang Saham

3 44 131

Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

10 110 149

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TANGGUNG. docx

0 0 10

Corporate Social Responsibility PRODUK

0 0 11