commit to user 96
kompetensi pekerjaan. General Manager HRD PT SMART Urbanus Nangowe menegaskan bahwa sistem yang dirancang ini
memang baru pertama kali dilaksanakan dan para mahasiswa penerima beasiswa tersebut berikatan dinas yang nantinya akan
langsung bekerja pada pabrik-pabrik di PT SMART Kedaulatan Rakyat, 27 Agustus 2009.
Selain itu melalui CSR departmen CSR bidang pendidikan dilaksanakan dengan mendirikan sekolah di setiap perkebunan dengan
membentuk
pilot project
peningkatan kualitas sekolah menuju SSN Sekolah Standar Nasioanal baik untuk kualitas guru serta bangunan
fisiknya di Lampung dan Kalimantan Tengah. Bedanya disini CSR departmen memberikan nilai lebih yaitu SSN Plus. Plus disini berarti ada
tambahan nilai yaitu budi pekerti. Saat ini PT SMART telah mendirikan 129 sekolah TK-SD-SMP dengan 21.776 murid serta 1080 guru. Selain
itu juga diadakan training untuk guru yang juga melibatkan guru-guru di sekitar perkebunan.
Kontribusi sosial tidak saja dilakukan pada lingkup masyarakat yang kecil namun juga di tingkat makro. Bekerja sama dengan ETF, PT
SMART turut membangun Desa Mandiri Energi dengan tujuan untuk menfasilitasi masyarakat menyongsong era bioenergi. Desa yang
dijadikan proyek percontohan adalah Desa Way Isem di Lampung Utara. Melalui program ini masyarakat dibimbing utnuk menanam tanaman
Jathropa Curcas
dan memprosesnya menjadi minyak, baik untuk komersil maupun untuk digunakan sendiri. Alat-alat yang diperlukan
serta biaya produksi tahun pertama disediakan oleh program ini. Program ini bertujuan untuk menciptakan desa yang dapat memenuhi
sendiri kebutuhan energinya.
c. Program Ekonomi
Pendekatan melalui pemberdayaan bidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dilaksanakan
commit to user 97
dengan model konvensional dan radikal. Model konvensional merupakan usaha-usaha meningkatkan perekonomian masyarakat
yang berkaitan dengan usaha inti perusahaan yaitu pengelolaan kebun sawit, penyediaan peralatan kerja, peralatan panen dan lain-lain.
Model konvensional dilaksanakan melalui pola kemitraan yaitu bentuk kerja sama antara perusahaan dan masyarakat dengan prinsip saling
menguntungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat. Program yang telah dilaksanakan antara lain pemberdayaan pandai
besi. Program CSR untuk pandai besi dilaksanakan di perkebunan
Riau dimana para tukang pandai besi di sekitar perkebunan kelapa sawit di Riau diberi tambahan modal untuk membuat egrek alat untuk
mengunduh kelapa sawit yang terbuat dari besi. Sebelumnya egrek harus didatangkan dari Malaysia, namun dengan adanya program
pemberdayaan masyarakat pandai besi ini 100 produk yang dihasilkan akan diserap oleh PT SMART dan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan egrek PT SMART dari Sabang- Merauke. Sedangkan model radikal merupakan usaha-usaha peningkatan
perekonomian masyarakat yang tidak berkaitan dengan usaha inti perusahaan tetapi berdasar pada sumber daya yang ada di masyarakat
seperti pertanian terpadu dan usaha kecil seperti pemberdayaan masyarakat melalui budidaya magot. Budi daya maggot merupakan
program kerjasama dengan Pusat Budi daya Ikan Air Tawar di Depok serta Dinas Pertanian Jambi yang diimplementasikan di Desa
Sorolangu Jambi. Magot atau belatung merupakan makanan ikan yang sebelumnya didatangkan dari Brazil serta Kuba dengan harga yang
sangat mahal. Budi daya maggot sendiri memerlukan produk sampingan dari PKM yang diperoleh dari pabrik pengolah kelapa
sawit. Rencananya, program yang dananya full dari PT SMART ini pada bulan Desember 2009 program tersebut akan di
launching
kan oleh Gubernur Riau.
commit to user 98
Selain itu dalam kinerja ekonominya, PT SMART juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja di sekitar perkebunan. Pengangkutan
kelapa sawit biasanya dilakukan oleh kontraktor dari Jakarta namun PT SMART kemudian mengalihkan kepada masyarakat di sekitar
perkebunan yang sebelumnya bekerja pada pengangkut yang sifatnya
illegal logging.
Berdasarkan pemaparan program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT SMART baik melalui Tzu Chi perwakilan Sinar Mas, Eka
Tjipta Foundation maupun CSR departemen maka dapat dianalisis kecenderungan sifat kegiatan CSR unit pelaksana tersebut.
commit to user 99
Tabel 3. Karakteristik Program CSR PT SMART No
Paradigma Tzu Chi Sinar Mas
Eka Tjipta Foundation CSR Departemen
1. Bentuk Program
Penyaluran bantuan kemanusiaan dan
bencana alam, pengobatan dan bhakti
sosial Beasiswa, bantuan
kemanusiaan, ketrampilan
masyarakat Pemberdayaan pandai
besi, Budidaya Magot, pengelolaan
perkebunan yang ramah lingkungan
2. Bidang
Sosial, kemanusiaan Sosial
Lingkungan, Ekonomi, Sosial
3. Motivasi
Kepedulian, kasih gotong royong
Kemanusiaan yang bersumber dari nilai
keagamaan Kepedulian
Pemberdayaan potensi masyarakat,
Kelestarian lingkungan
4. Misi
Mengatasi masalah setempat
Membantu mengurangi kesulitan
Berkontribusi kepada masyarakat
5. Pengelolaan
Jangka pendek insidental
Jangka pendek, namun ada beberapa
yang sudah bertahap Terinternalisasi dalam
kebudayaan perusahaan, bertahap
dan berkelanjutan
6. Pengorganisasian
Kepanitiaan di bawah Tzu Chi Sinar Mas
Yayasan ETF melibatkan CSR
departemen dan Tzu Chi
CSR departemen dan instansi terkait,
pemerintah
7. Penerima Manfaat Masyarakat kurang
beruntung, korban bencana alam di luar
kebun Masyarakat umum
Masyarakat di lokasi perkebunan
8. Kontribusi
Hibah sosial Hibah, keterlibatan
sosial Hibah dan keterlibatan
sosial
9 Inspirasi
Sosial Sosial
Kepentingan bersama 10
Peran di CSR PT SMART
Pelaksana CSR Pelaksana sekedar
memfasilitasi Pelaksana CSR
Kecenderungan sifat CSR
Charity Filanthrophy
Community Development
Sumber : Analisis Data
commit to user 100
Berdasarkan karakteristik tersebut maka tiga unit pelaksana CSR di PT SMART memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda. CSR yang
dilaksanakan oleh Tzu Chi perwakilan Sinar Mas cenderung bersifat
charity
amal, ETF bersifat
filanthrophy
sedangkan kegiatan CSR departemen mengarah pada pemberdayaan masyarakat. Meski demikian
keberadaan dua unit CSR ini tentunya akan lebih memperbanyak kegiatan CSR dari PT SMART sendiri sehingga masyarakat yang merasakan
manfaatnyapun juga semakin banyak. Sikap PT SMART Tbk yang aktif dalam mencari peluang kegiatan sosial demi kesejahteraan kelompok dan
individu dalam lingkungan sosialnya sebagaimana diuraikan di atas, PT SMART memiliki sikap proaktif dalam memandang tanggung jawab
sosialnya kepada para
stakeholders
nya. Sedangkan apabila ditinjau dari segi penerima manfaat program
CSR,
stakeholder
sasaran program CSR PT SMART bisa dilihat pada tabel 4.
commit to user 101
Tabel 4.
Stakeholder
Sasaran Program CSR PT SMART N
o Pendekatan
Program Program
Stakeholder
Kepuasan 1. Lingkungan Pembukaan tanpa
pembakaran Kebijakan tanpa
limbah Aktif dalam RSPO
Kesehatan Masyarakat Pemerintah
Masyarakat Kepatuhan pada
hukum, operasional
usaha yang bersih
2. Sosial Penerimaan Tenaga
kerja Program pemagangan
Pengembangan ketrampilan
Pengembangan pengetahuan dan
wawasan Pengembangan akses
informasi Pengembangan sosial
keagamaan Komunitas
Masyarakat di lingkungan
perkebunan dan umum
Kepuasan kerja, gaji,
supervisi
3. Ekonomi Pola kemitraan
Komunitas Masyarakat
di lingkungan perusahaan,
pemerintah Kontribusi
terhadap masyarakat
dan pembangunan
Produk yang berkualitas
Konsumen Kualitas, harga
Keuntungan perusahan
Shareholder
pemegang saham
Prestasi keuangan
Sumber: Analisis Data Berdasarkan data dari tabel di atas maka penerima manfaat dari
program CSR PT SMART sebagian besar adalah masyarakat di sekitar operasional perusahaan, konsumen serta pemegang saham. Seluruh program
CSR akan jatuh kepada salah satu kategori yaitu meminimumkan dampak negatif termasuk mengkompensasinya atau memaksimumkan dampak
positif. Kategori tersebut dapat diuraikan secara lebih lanjut berdasarkan
commit to user 102
pemangku kepentingannya, artimya program CSR harus dibuat berdasarkan kepentingan yang sahih dari suatu kelompok tertentu. Kelompok tersebut
harus didekati secara langsung oleh perusahaan atau melalui fasilitator untuk mengetahui pandangan mereka tentang apa yang seharusnya dilakukan
oleh perusahaan sebagai upaya meminimumkan dampak negatif atau memaksimumkan dampak positif. Hal ini akan menjadi lebih mudah apabila
perusahaan telah melakukan pemetaan pemangku kepentingan terlebih dahulu. Hasilnya akan menjadi urutan prioritas program CSR untuk setiap
pemangku kepentingan. Perusahaan kemudian menyesuaikan dengan kebijakan dan ketersediaan sumber daya yang dimilikinya untuk kemudian
merundingkan suatu mekanisme berbagi sumber daya
resource matching
antara berbagai pihak termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Setelah prioritas dan ketersediaan sumber daya diketahui, maka program jangka
panjang hingga jangka pendek dapat disusun. Organisasi pelaksananya juga perlu dibuat dengan memasukkan masing-masing pemangku kepentingan
untuk memastikan bahwa program CSR tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Dalam penentuan prioritas sasaran, meskipun PT SMART tidak secara langsung menyebutkan urutan prioritas kelompok sasaran program
CSR yang dituju, namun berdasarkan tabel 4 maka dapat diketahui pola pemetaan kelompok sasaran tersebut yaitu mulai dari masyarakat yang ada
di lingkungan perkebunan, masyarakat umum, pemerintah, konsumen serta pemegang saham. Namun, sudah seharusnya PT SMART memetakan
prioritas kelompok sasaran sebagaimana yang disampaikan oleh Brown dalam Iriantara 2004 agar kelompok sasaran program yang beragam bisa
merasakan kemanfaatan CSR sesuai dengan porsinya. Dalam hal ini, pemetaan kelompok primer, sekunder dan tersier belum disebutkan secara
nyata, meskipun tentunya dalam memilih kelompok sasaran tersebut PT SMART tidak asal-asalan.
Dalam proses pelaksanaan program CSR PT SMART Tbk. terdapat nilai-nilai penguatan kapasitas bagi masyarkat sasarannya. Menurut Suharto
commit to user 103
2009 pekerjaan sosial industri menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial dalam pemberian pelayanan, program dan
kebijakan bagi para pegawai dan keluarganya, manajemen perusahaan, serikat-serikat buruh bahkan masyarakat di sekitar perusahaan yang terbagi
menjadi pelayanan sosial internal dan eksternal. Pelayanan sosial internal meliputi terapi individu, kelompok dan pengembangan sumber daya
manusia.
1. Penguatan Kapasitas Individu
Beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan dalam aktivitas terapi untuk penguatan kapasitas individu antara lain: 1 memberikan
bimbingan sosial kepada orang menderita sakit parah serta pegawai yang mengalami kejenuhan atau stress dalam bekerja 2 membantu para
pegawai yang menghadapi pemutusan hubungan kerja PHK dalam memperoleh pelatihan dan pekerjaan yang baru 3 memberikan
bimbingan sosial kepada pasangan muda yang baru menikah atau pelatihan
parenting skills
kepada pasangan yang memiliki anak 4 merancang program penitipan anak
daycare
bagi pegawai yang tidak memiliki pengasuh anak di rumahnya 5 pemberian pelayanan
perlindungan terhadap pegawai yang mengalami diskriminasi di tempat kerjanya 6 membantu pecandu alkohol dan narkoba untuk
menghilangkan ketergantungannnya. Beberapa program yang dilaksanakan oleh PT SMART berkaitan
dengan penguatan kapasitas individu antara lain: a.
Pendampingan dan bimbingan sosial kepada masyarakat yang menderita penyakit dan terkena musibah
PT SMART sangat memberikan perhatian kepada karyawan beserta keluarganya serta masyarakat yang berada di lingkungan
sekitar operasional perusahaan yang menderita penyakit terutama penyakit parah. Hal ini menjadi salah satu program dari Tzu Chi
perwakilan Sinar Mas dengan mengadakan pengobatan serta operasi penanganan penyakit. Selain melalui kegiatan baksos kesehatan, dalam
commit to user 104
melaksanakan programnya Tzu Chi perwakilan Sinar Mas bekerja sama dengan CSR departemen mengajak karyawan secara aktif
berupaya mencari data warga yang menderita penyakit tersebut. Bahkan dalam kasus tertentu dimana karyawan menderita penyakit
yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus, maka Tzu Chi memberikan pendampingan dan penguatan moral sampai dengan
kondisi tuntas. Misalnya karyawan yang sakit tersebut memerlukan penanganan operasi di Jakarta atau di kota luar, maka PT SMART
menanggung semua biaya operasional dan mengadakan pendampingan sampai dengan karyawan tersebut dalam kondisi yang diharapkan.
Demikian juga dengan beberapa kasus musibah seperti kebakaran, PT SMART juga memberikan bantuan kepada karyawan yang mengalami
musibah tersebut. Model yang dilakukan adalah karyawan sendiri yang mengajukan proposal sesuai dengan kebutuhannya serta bantuan
tersebut akan dipertanggungjawabkan dengan penyampaian laporan penggunaan bantuan kepada PT SMART kembali.
Bagi karyawan, keluarga maupun warga masyarakat yang menerima bantuan tersebut mereka akan menjadi duta dari Tzu Chi
Sinar Mas untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan juga. Mereka diminta aktif melaporkan kepada Tzu Chi jika mengetahui ada warga
di sekitarnya yang menderita penyakit atau terkena musibah. Secara simbolis Tzu Chi Sinar Mas juga memberikan celengan bambu yang
diharapkan diisi dengan koin oleh penerima bantuan, dan apabila sudah penuh harus diserahkan kembali kepada Tzu Chi. Nilai ini
mengajarkan kepada karyawan serta keluarganya agar sesuatu hal yang kecil tidak boleh dianggap remeh karena sekecil apapun batuan yang
diberikan akan memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Semangat ini juga dinilai mampu menumbuhkan kebanggan dari karyawan atas
perhatian yang telah diberikan perusahaan dimana ia bekerja.
commit to user 105
b. Terapi stress kerja, diskriminasi dan PHK dan apresiasi prestasi
karyawan Karyawan dalam menjalankan pekerjaan rutinnya bisa dipastikan
mengalami suatu kondisi kejenuhan pada saat-saat tertentu, bahkan sangat
dimungkinkan juga
mengalami penurunan
kinerja. Permasalahan seperti ini sudah menjadi hal yang sering dihadapi oleh
PT SMART. Beberapa terapi yang diberikan oleh manajemen PT SMART antara lain melalui
rolling
jabatan, pemberian hukuman bagi yang tidak disiplin dalam bekerja sampai dengan PHK. Selain itu bagi
karyawan semua jenjang yang berprestasi diberikan hak untuk promosi naik jabatan. Misalnya karyawan perawatan bisa naik jabatan sebagai
mandor perawatan, mandor panen bisa menjadi mandor satu, serta mandor satu bisa naik menjadi asisten kebun. Selain itu, untuk
mendukung iklim bagi para asisten kebun untuk berinovasi maka perusahaan mengadakan ajang inovasi asisten mulai dari tingkat
kebun, region dan tingkat nasional. Para asisten yang berprestasi memiliki hak untuk dipromosikan menjadi asisten kepala Askep
kebun. c.
Pengadaan tempat penitipan anak dan posyandu Program ini dilaksanakan di lokasi operasional perkebunan
perusahaan dengan model seperti kelompok bermain. Beberapa ibu yang bekerja sebagai pekerja kebun pembrondol dan aspol
memanfaatkan fasilitas ini dengan menitipkan anaknya pada tempat penitipan anak tersebut. Selain itu juga terdapat posyandu yang
kegiatan rutinnya antara lain pemeriksaan ibu hamil dan balita secara rutin setipa bulan. Fasilitas dari perusahaan ini memberikan aspek bagi
karyawan khusunya ibu dan anak-anak. d.
Perlindungan bagi pegawai Perlindungan bagi karyawan atau pegawai perusahaan di
perkebunan antara lain adanya jaminan kesehatan dan beras. Jaminan kesehatan diberikan kepada karyawan yang sakit dengan memberikan
commit to user 106
hak istirahat sehingga tidak mengalami pemotongan gaji serta adanya fasilitas klinik kesehatan yang bisa menjadi rujukan para karyawan
dan keluarganya. Pada aspek keamanan dan keselamatan kerja, para karyawan yang ada di kebun juga diberi peralatan standar keamanan
kerja untuk mencegah kecelakaan kerja antara lain helm, sepatu boat dan lain-lain yang telah menjadi standar operasional kerja di
perkebunan PT SMART. Bahkan setiap ada lingkaran pagi mandor- mandor panen dan perawatan selalu mengecek kelengkapan peralatan
kerja para karyawan di bawahnya. Kasus yang sering terjadi di perkebunan berkaitan dengan
masalah keamanan antara lain ancaman warga yang terkadang tidak senang dengan tipikal asisten kebun atau kekecewaan kepada
perusahaan. Permasalahan-permasalahan seperti itu merupakan kejadian yang memberikan pengalaman berharga bagi perusahaan.
Pengalaman tersebut salah satunya mengajarkan strategi agar asisten kebun bersikap profesional namun tetap menjaga kedekatan dan
komunikasi dengan pekerja dan masyarakat di sekitar perkebunan. Salah satu strategi yang digunakan perusahaan antara lain dengan
memperkuat implementasi CSR dengan membuka kedekatan komunikasi personal. Salah satu contohnya adalah peran pimpinan
atau atasan
karyawan yang
langsung mengunjungi
rumah karyawannya tersebut sebagai perwakilan perusahaan dalam
membantu karyawan. Hal ini akan mendorong munculnya loyalitas karyawan kepada pimpinannya. Kondisi ini juga akan menumbuhkan
setiap unit kerja di PT SMART memiliki kapabilitas serta iklim kebersamaan dalam satu unit atau kelompok kerja bisa saling
mensupport yang terbangun melalui rasa kepedulian antar personal. PT SMART meyakini bahwa penguatan CSR dalam suatu
perusahaan secara sistematis dapat dibangun melalui pendekatan
Individual Social Responsibility ISR.
Nilai-nilai kehidupan
Living Values
, budaya, adat-istiadat,
altruisme
dan kepedulian sosial menjadi
commit to user 107
platform
mengakarnya ISR di lingkup PT SMART. Pemahaman bahwa setiap individu di dalam PT SMART apapun jabatan dan posisi yang
diembannnya merupakan representasi dari perusahaan itu sendiri. Bagaimana visi dan perilaku perusahaan tergambar dari pola interaksi
antara perusahaan dengan
stakeholder
nya. Pemahaman mendasar inilah yang harus dibangun agar setiap individu yang bekerja di bawah bendera
PT SMART merasa menjadi bagian dari perusahaan. Selain itu melalui Standar Operasional Perusahaan SOP yang
mengatur setiap tatanan pelaksanaan program dari PT SMART hal ini memberikan
pembelajaran kepada
pelaksana program
maupun masyarakat sasaran agar senantiasa mematuhi apa yang telah ditetapkan
dalam aturan tersebut. Misalkan dalam hal pembagian beras bagi korban bencana atau masyarakat miskin, manajemen secara spesifik telah
memberikan arahan dalam SOP dalam pembagian tugas sebelum, saat dan pasca kegiatan. Sehingga kegiatan bisa sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, ini juga berlaku dalam pembagian gaji karyawan. Hal ini memberikan pembelajaran kepada setiap individu untuk memiliki sikap
peduli pada yang lain, bersikap disiplin, serta melanjutkan kebaikan yang telah diberikan oleh perusahaan.
2. Penguatan Kapasitas Kelompok
Terapi kelompok
group work group theraphy
merupakan salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media
dalam proses pertolongan profesionalnya. Terapi kelompok sangat sering digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah-masalah yang
dialami para pegawai seperti kecanduan alkohol, rokok, kemalasan kerja serta konflik antar pegawai. Dengan demikian masalah-masalah yang
ditangani terapi kelompok mirip dengan terapi individu, yang membedakannnya adalah proses pendekatannnya. Terapi kelompok
menggunakan kelompok sebagai media untuk penyembuhan dengan cara menyatukan individu-individu yang mengalami masalah sejenis disatukan
commit to user 108
dalam kelompok penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan dibimbing seorang atau tim pekerja sosial.
Orang-orang yang terlibat dalam kelompok biasanya memiliki hubungan relasi, interaksi, dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Mereka saling berbagi pengalaman, berbagi tujuan, dan berbagi cara mengatasi suatu masalah, yang tidak selalu mungkin dilakukan secara
sendiri-sendiri. Selain itu metode ini lebih efisien dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana karena proses pemecahan masalah tidak dilakukan secara
satu per satu melainkan bersama-sama. Beberapa contoh implementasi CSR dalam rangka penguatan kapasitas kelompok yang ada di PT
SMART antara lain: a.
Pendampingan Kelompok Masyarakat Pada aspek masyarakat penerima program CSR penguatan
kapasitas kelompok tampak dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dimana terdapat pendampingan mulai dari awal sampai
dengan kelompok tersebut bisa mandiri. Program pendampingan kelompok seperti ini baru intens dilaksanakan pada program yang
sifatnya pemberdayaan masyarakat, namun belum ada pada program yang hanya memberikan donatur atau bantuan. Selain itu masyarakat
juga perlu dilibatkan dalam setiap kegiatan CSR sehingga pada akhirnya masyarakat merasa memiliki terhadap program tersebut untuk kemajuan
komunitasnya. Beberapa contoh program pendampingan kelompok yang sudah ada antara lain pendampingan kelompok pemberdayaan
masyarakat untuk budi daya maggot. b.
Penguatan kelompok sosial kemasyarakatan Kelompok sosial kemasyarakatan yang dibentuk di lingkungan
masyarakat di lokasi perkebunan antara lain kelompok keagamaan, PKK, serta dasawisma. Kelompok keagamaan melalui kegiatan
pengajaran TPA maupun pengajian pekanan dan persekutuan doa merupakan sarana untuk membentuk insan masyarakat maupun pekerja
yang mimiliki dan mengaplikasikan nilai-nilai religi. Kondisi
commit to user 109
masyarakat yang kondusif seperti ini tentunya akan mendukung operasional perusahaan. Kegitan religi seperti ini juga dilaksanakan di
kantor pusat Sinar Mas. Sedangkan kegiatan PKK yang dilaksanakan antara lain
memberdayakan ibu-ibu yang ada di kebun melalui kegiatan pelatihan keluarga, lomba kebersihan antar divisi maupun antar dasawisma,
lomba balita sehat serta kegiatan olah raga. Kegiatan ibu-ibu ini biasanya dikoordinatori oleh istri asisten kebun maupun asisten kepala.
Jadi, penguatan kapasitas kelompok dilaksanakan juga melalui penguatan lingkup yang paling kecil yaitu keluarga.
3. Penguatan Kapasitas Organisasi
Organisasi sebagai wadah individu terlepas besar atau kecil, terstruktur secara formal atau informal, memiliki fungsi yang penting
dalam menjaga keteraturan sosial pada masyarakat modern. Saat ini dimana industrialisasi menggeser kehidupan agraris sebagian besar
masyarakat mulai meninggalkan kehidupan pedesaan dan hidup dalam lingkungan yang kompleks dan heterogen sehingga kebutuhan mereka
tidak memadai lagi dipenuhi secara sendiri-sendiri maupun kekeluargaan. Pada akhirnya masyarakat memerlukan organisasi-organisasi khusus
seperti perusahaan, sekolah, lembaga pelayanan sosial dan lain-lain. Dalam sistem makro yang lebih besar susunan organisasi membentuk
masyarakat, dan masyarakat merupakan arena yang penting dalam pemberdayaan masyarakat. Pada hakekatnya, masyarakat bukanlah
kumpulan individu-individu melainkan merupakan jaringan organisasi yang teratur. Masyarakat menyediakan suprastruktur yang memungkinkan
beragam organisasi beroperasi dan sebaliknya organisasilah yang menjalankan sebagian besar fungsi-fungsi masyarakat Suharto, 2009.
Penguatan kapasitas organisasi bisa dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas pegawai baik dalam menghadapi masalah-
masalah tertentu maupun dalam menjalin kerja sama dengan sesama pegawai. Fungsi pelatihan dan pengembangan organisasi adalah untuk
commit to user 110
membangun situasi kerja yang efektif dan peningkatan produktifitas organisasi. Pelatihan bisa juga dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan, informasi atau kesadaran akan isu-isu sensitif yang sedang populer gender, pekerja anak dan lain-lain melalui seminar dan
lokakarya. Beberapa kegiatan di PT SMART yang termasuk dalam penguatan
kapasitas organisasi antra lain: a.
Pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan Dalam peranannya memperkuat kapasitas kelompok, program
CSR perusahaan yang dilakukan pada aspek internal perusahaan antara lain dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
karyawan baik yang dilakukan oleh perusahaan secara tersentral maupun pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh masing-masing divisi
maupun departemen. Untuk memastikan bahwa penggunaan acuan kinerja yang terbaik tetap berlanjut dalam perseroan, secara internal PT
SMART juga telah mengembangkan alat untuk mengontrol indikator kinerja utama KPI pada setiap unit bisnis, yang disebut
Nerve System.
Sistem ini dikembangkan berdasarkan konsep
Balance Scorecard.
Selain itu juga diterapkan program SMART COIN
COrporate INtensification
di setiap departemen yang ada di kantor pusat maupun divisi operasi. SMART COIN ini merupakan alat bagi manajemen
untuk terus mengidentifikasi kelemahan di setiap departemen dan memperbaikinya dalam jangka waktu tertentu.
b. Keteladanan pimpinan dan perusahaan
Penguatan kapasitas organisasi sangat penting untuk menjaga eksistensi serta rasa kepemilikan terhadap perusahaan oleh para
karyawannya. Termasuk dalam hal ini yang dibentuk melalui implementasi program CSR. Dalam program penggalian dana yang
dilaksanakan oleh Tzu Chi perwakilan Sinar Mas, perusahaan memang telah mengeluarkan aturan besarnya dana yang dipotongkan dari gaji
karyawan setiap bulannnya. Namun dalam program seperti ini
commit to user 111
perusahaanpun juga mengeluarkan dana yang besarnya sama dengan yang telah dikeluarkan karyawan, hal ini yang biasa disebut sebagai
subsidi pemberian sumbangan. Jadi, misalnya setiap karyawan ditarik dana Rp 25.000,00 maka Rp 12.500,00 diambil dari potongan gaji
karyawan sedangkan yang Rp 12.500,00 sisanya disubsidi oleh perusahaan. Artinya dari setiap individu perusahaan mendapat
kewajiban namun organisasi atau dalam hal ini perusahaan juga bertindak sama
c. Lingkaran Pagi atau
check roll
Lingkaran pagi merupakan kegiatan yang paling awal dilaksanakan dalam aktivitas pekerjaan kebun. Kegiatan koordinasi
yang dilaksanakan setiap pukul 05.30 pagi ini merupakan forum yang berbentuk lingkaran yang dipimpin oleh asisten kebun dan mandor satu
dengan peserta mandor panen, mandor perawatan, kerani panen, serta kerani transport. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kinerja tim
untuk mengevaluasi kerja hari sebelumnya, mengkoordinasikan kerja pada hari tersebut, serta mengeksplore permasalahan-permasalahan
yang dihadapi masing-masing mandor seperti masalah pekerja dan lain- lain.
Setelah koordinasi dengan asisten kebun selesai, selanjutnya para mandor kemudian mengumpulkan para pekerja yang sudah
berkumpul untuk diabsen dan diberi pengarahan kerja untuk hari tersebut. Koordinasi mandor dengan para pekerjanya berperan juga
untuk mengevaluasi kerja pada hari sebelumnya serta mengeksplore permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja. Masalah-masalah yang
disampaikan oleh para pekerja inilah yang kemudian didiskusikan para mandor bersama asisten untuk mencari solusi yang terbaik.
Proses Implementasi kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh PT SMART melalui berbagai bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan,
diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan sia-sia tanpa memberikan suatu
commit to user 112
nilai kemanfaatan. Melihat sumber dana yang telah dikeluarkan dalam jumlah yang besar, aktifitas pemberdayaan yang senantiasa terus
berlangsung serta penggunaan berbagai macam sumber daya yang ada diharapkan kegiatan tersebut mampu memberikan dampak positif berupa
kemanfaatan program kepada pihak-pihak yang terlibat. 4.
Monitoring dan Evaluasi Program Setiap program CSR yang dilaksanakan oleh PT SMART berjalan
dengan standar SOP mulai dari penggalian awal sampai dengan evaluasi dan keberlanjutan, termasuk dalam hal ini adalah program CSR yang
berupa
charity, filantrophy,
maupun pemberdayaan masyarakat
.
Dalam program operasi bibir sumbing yang dilaksanakan oleh Tzu Chi perwakilan
Sinar Mas, pasca kegiatan operasi pasien tidak saja dibiarkan, melainkan pasien diberi sebuah perhatian sampai benar-benar sembuh termasuk dalam
hal pembiayaan rawat jalan. Dalam program pemberian santunan kepada karyawan perusahaan yang mengalami musibah kebakaran, untuk
memonitoring agar dana yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan, karyawan sendiri yang mengajukan besarnya permohonan serta
dana bantuan yang diberikan akan dipertanggungjawabkan penggunaannya kepada perusahaan kembali. Jadi, dalam hal ini, memberikan kebaikanpun
perlu dimonitoring agar kebaikan yang diberikan perusahaan tidak salah sasaran maupun disalahgunakan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
oleh Solihin 2009 bahwa apapun program CSR yang dilaksanakan perlu dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaan program CSR tidak
menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana pencapaian tujuan
program serta apakah terdapat penyimpangan yang memerlukan tindakan koreksi.
Selain itu setiap program CSR yang dilaksanakan baik oleh CSR departemen maupun Tzu Chi perwakilan Sinar Mas senantiasa selalu
dilaporkan kepada perusahaan. Bahkan di setiap perkebunan wajib
commit to user 113
melaporkan program CSR ynag telah dilaksanakan setiap 3 bulan sekali kepada CSR departemen di kantor pusat. Berdasarkan laporan-laporan
program CSR tersebutlah pada akhirnya laporan kegiatan CSR perusahaan setiap tahunnya diterbitkan serta dipublikasikan bersama dengan laporan
tahunan atau
annual report
perusahaan. 5.
Kendala Implementasi Program CSR Sebagaimana awal kemunculan program CSR sendiri ketika pertama
kali diwacanakan, implementasinyapun tentunya tidak lepas dari berbagai macam hambatan maupun kendala baik yang berasal dari sasaran program
maupun manajemen perusahaan sendiri. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam mengimplementasikan program CSR ada dua yaitu dari internal
perusahaan sendiri serta eksternal perusahaan. Kendala internal antara lain persepsi yang masih memandang sebelah mata program CSR sebagai
program yang kurang bermanfaat, serta publikasi kegiatan CSR yang telah dilaksanakan masih lemah. Hal ini senada yang disampaikan oleh Bapak
Nana: “
CSR masih diangap sebagai program yang kurang bermanfaat, karena hasilnya tidak signifikan terlihat. Bahkan
CSR dianggap sekedar mengurangi keuntungan perusahaan. Nah, itulah yang selalu kami yakini bahwa program CSR itu
memang berproses: Do Good, make good, dan look good. Orang seringnya melihat baiknya tapi lupa bagaimana harus
membuat baik.”
Wawancara, Selasa 12 Oktober 2009 Pada aspek publikasi, kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT
SMART masih minim yang tersosialisasikan kepada masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan kegiatan CSR yang dilaksanakan kurang bisa diketahui
oleh masyarakat secara luas sehingga berdampak pada beberapa kasus yang ditujukan ke PT SMART bahwa perusahaan ini dianggap tidak pernah
melaksanaakan CSR. Padahal CSR PT SMART sendiri kebanyakan dilaksanakan di perusahaan yang beroperasi di lingkup perkebunn. Laporan
CSR PT SMART sendiri telah menjadi bagian dari laporan tahunan perusahaan yang disampaikan secara transparan.
commit to user 114
Sedangkan dari kendala eksternal diantaranya dari masyarakat sasaran program CSR sendiri, LSM, maupun pemerintah. Terkadang
masyarakat yang telah dibantu melalui program CSR merasa masih kurang diperhatikan sehingga tidak jarang banyak masyarakat yang menuntut
perhatian yang lebih lagi dari perusahaan. Sedangkan dari pihak pemerintah, terkadang pemerintah sendiri kurang merespon atau kurang memberikan
dukungan pada implementasi CSR perusahaan, aparat pemerintah masih meminta imbalan setiap datang dalam peresmian program, atau perusahaan
sering dituntut melaksanakan pembangunan yang kemudian hasilnya diakui sebagai hasil pekerjaan pemerintah. Padahal seharusnya pemerintah menjadi
mitra yang baik dalam mengembangkan kegiatan CSR terutama perannnya sebagai salah satu bagian dari tiga mitra potensial yang meliputi perusahaan,
pemerintah dan kelompok sasaran. Implementasi program CSR sendiri memiliki tiga pilihan yaitu
dikerjakan sendiri oleh perusahaan, dilaksanakan bersama mitra serta diserahkan kepada pihak tertentu. Biasanya perusahaan yang melaksanakan
sendiri didasarkan pada pertimbangan kontrol penuh atas CSR atau melihat minimnya kapasitas manajerial dan teknis para pemangku kepentingan.
Sementara pada kondisi lain, perusahaan mungkin berpendapat bahwa perusahaan sendiri tidaklah memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang termasuk dalam ranah CSR sehingga lebih baik diserahkan dikontrakkan kepada pihak
yang lebih mampu. Masing-masing pendekatan
ekstrim ini memiliki berbagai kekurangan dan kelebihan, namun dalam berbagai literatur tampaknya pendekatan kemitraan terutama kemitraan tiga
sektor digambarkan sebagai pendekatan yang paling besar kemungkinan keberhasilannnya. Hal ini terutama disebabkan oleh sifat berbagi sumber
daya
matching resources
dari pendekatan ini dan dipersyaratkannya kontrol dan transparansi. Pendekatan ini juga lebih meminimumkan
duplikasi program, baik dengan pembangunan pemerintah atau pekerjaan dampingan organisasi masyarakat sipil. Hal inilah yang seharusnya
dilakukan oleh pemerintah serta PT SMART dan kelompok sasaran sebagai
commit to user 115
mitra yang baik dalam melaksakan program CSR sehingga hasil yang diharapkan dari CSR menjadi optimal.
E. Dampak Pelaksanaan CSR PT SMART