Wawancara Teknik Pengumpulan Data

commit to user 47 Suharsimi Arikunto 2005: 97 menjelaskan bahwa “Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan berdasar strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu”. Peneliti hanya memilih informan yang benar-benar menguasai permasalahan yang dikaji, peneliti hanya mengamati kondisi lokasi penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. informan dapat bertambah atau berganti sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Informan tersebut dapat menunjuk informan lain yang dipandang lebih tahu tentang permasalahan yang diteliti. Teknik penentuan informan seperti ini disebut teknik bola salju atau snowball sampling. Dalam H.B. Sutopo 2006:65 teknik snowball sampling adalah peneliti dapat mengumpulkan data tanpa rencana, semakin lama semakin menemukan informan yang paling mengetahui informasi pada akhirnya akan menggali informasi secara lengkap dan mendalam. Jadi penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk percakapan antara dua orang atau lebih. Menurut Moleong 2006: 186 menyatakan bahwa “Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewes yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Adapun jenis wawancara menurut Patton seperti yang dikutip Moleong 2006: 187 adalah sebagai berikut : commit to user 48 a. Wawancara pembicaraan informal Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitas dalam mengajukan pertanyaan. b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Secara umum langkah-langkah dalam menyusun pedoman wawancara adalah membuat Lay-out, memilih pertanyaan yang relevan, mencobakan try-out, dan membuat pedoman guide sheet wawancara yang siap digunakan. c. Wawancara baku terbuka Merupakan wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-kata, dan cara penyajiannya sama untuk semua informan. Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak harus linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dan pendalaman data yang diperoleh. Tahapan tersebut menurut H. B Sutopo 2006:70-72 meliputi : a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Informasi atau data baik kelengkapan dan juga kedalamannya, adalah sangat penting artinya bagi kualitas simpulan hasil penelitian. Oleh karena itu dalam hal pengumpulan informasi lewat wawancara mendalam, peneliti harus bisa mendapatkan narasumber atau informan yang tepat. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah 1 Ketua UPK Kecamatan Bringin 2 Fasilitator Kecamatan Bringin 3 Ketua TPK di Tingkat Kelurahan 4 Pedagang golongan ekonomi lemah di Kecamatan Bringin commit to user 49 b. Persiapan wawancara Setelah penentuan informan, peneliti perlu mempersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga bila perlu peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informannya agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat sehingga bisa berakibat hanya mendapatkan informasi yang kurang sesuai dengan yang sebenarnya diharapkan. c. Langkah awal Pada saat melakukan pertemuan dengan nara sumber, peneliti perlu benar- benar memahami konteksnya agar proses wawancara disesuaikan dengan kondisinya dan bisa berjalan lancar. d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap terasa santai tetapi lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar yang baik tetapi harus berusaha bersikap kritis. e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktivitasnya. Bila peneliti menangkap gejala kelelahan baik pada informan maupun pada peneliti sendiri, maka ia wajib berpikir apakah sudah waktunya peneliti menghentikan wawancara tersebut, dan sudah menarik simpulan dari semua informasi yang telah diperolehnya.

2. Dokumentasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Penerapan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas (PROSPEK) Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kelompok Amanah Kecamatan Medan Amplas

1 38 106

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah

0 7 77

Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perdesaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Kecil Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2009

1 13 89