Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Sedemikian pentingnya sektor perekonomian ini sehingga dalam pembuatan kebijakan harus mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat mempengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari pemerintah dewasa ini adalah kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Sedangkan persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pembangunan perdesaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yaitu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik material maupun spiritual yang mencakup seluruh strata masyarakat perdesaan. Penduduk di daerah perdesaan mempunyai mata pencaharian sebagai petani pada umumnya. Petani mempunyai sikap hidup dan ciri khas, sitem kerja tetap dan terus menerus merupakan kegiatan rutinitas petani. Masyarakat perdesaan sebagai komunitas kehidupan warga tergantung dan dipengaruhi sektor pertanian. Pola kehidupan masyarakat masih sederhana dengan karakteristik kehidupan homogen serta budaya dan tradisinya mengacu pada orientasi masa lalu. Masyarakat perdesaan yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia terutama pada waktu dulu pola agraris tradisional mendominasi aspek kehidupan masyarakat. Pertanian merupakan suatu mata pencaharian di masyarakat perdesaan. Pendapatan dari sektor pertanian rendah dan jumlahnya tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pola penerimaan dan pengeluaran masyarakat perdesaan yang bersifat musiman dan sangat tergantung commit to user 2 pada alam menyebabkan mereka mencari biaya diluar sektor pertanian. Berbeda dengan dulu, sekarang ini pertanian di Indonesia semakin menurun. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh para petani lebih banyak terbukti dengan harga pupuk yang semakin mahal dan pengairan yang sulit, sehingga tidak sebanding dengan hasil yang mereka peroleh. Harga hasil pertanian semakin tidak menentu sehingga berdampak bagi perekonomian para petani Indonesia. Sekarang ini banyak petani yang tidak hanya bekerja di sawah saja, mereka berusaha untuk mendapatkan uang tambahan, salah satunya dengan berdagang. Di daerah perdesaan kebanyakan yang membuka usaha berdagang adalah para ibu rumah tangga. Berbagai macam jenis yang mereka jual, ada yang berjualan sayur-mayur keliling desa, makanan kecil, toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, bahkan ada yang menjual palawija di pasar. Modal merupakan unsur yang sangat penting bagi masyarakat dalam melakukan suatu usaha untuk berdagang, tetapi pada umumnya pada masyarakat perdesaan mempunyai kesulitan dalam kelemahan modal. Adanya kekurangan modal ini membuat ruang gerak aktivitas masyarakat perdesaan khususnya para pedagang golongan ekonomi lemah menjadi terbatas. Padahal modal merupakan unsur yang essensial dalam mendukung peningkatan taraf hidup yang lebih baik. Kebutuhan kredit modal bagi para petani perdesaan yang berdagang sebagian besar termasuk masyarakat golongan lemah sangat penting untuk membuka usaha. Namun para pedagang golongan ekonomi lemah ini sulit untuk memperoleh kredit terutama ketika mengajukan permohonan kredit di bank yang berskala besar dan umum. Bank yang berskala besar dan umum mempunyai prosedur perkreditan yang rumit yang mengharuskan debitur untuk memberikan jaminan. Padahal para pedagang golongan ekonomi lemah pada umumnya tidak memiliki barang yang cukup berharga yang dapat dijadikan jaminan kredit. Ada juga pihak yang dapat memberikan kredit kepada mereka yaitu renternir. Renternir memberikan kredit tanpa jaminan dan prosesnya cepat. Setiap hari para pedagang tersebut bisa mengangsur semampu mereka tanpa harus dibatasi berapa jumlah yang harus mereka angsur. Namun tanpa mereka sadari justru commit to user 3 pengembalian beserta bunganya sangat tinggi. Untuk itu pemerintah harus campur tangan membantu mereka dalam memecahkan masalah tersebut. Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri N0. 414.2842PMD tahun 2002 perihal program pemberdayaan masyarakat dengan transparasi dan akuntabilitas publik, Pemerintah membentuk Program Pengembangan Kecamatan yang berupaya menanggulangi kemiskinan. Fase pertama PPK PPK I dimulai pada 19981999 sampai 2002, fase kedua PPK II dimulai pada tahun 2003 dan berlangsung hingga 2006, sedangkan fase ketiga PPK III telah dimulai pada awal tahun 2006. Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan PPK, yang selama ini dinilai berhasil. Adanya PNPM Mandiri Perdesaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pedagang yang kesulitan modal. PNPM Mandiri Perdesaan memberikan bantuan kredit dengan prosedur yang mudah sehingga diharapkan mereka dapat memperluas dan meningkatkan usahanya agar memperoleh peningkatan pendapatan. Tujuan dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Keberadaan PNPM Mandiri Perdesaan di lingkup Kecamatan khususnya di Kecamatan Bringin diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pedagang golongan ekonomi lemah dalam usahanya mengatasi kesulitan permodalan dan upaya meningkatkan pendapatan dengan memberikan kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan modal usaha dalam bentuk kredit, sehingga diharapkan commit to user 4 mereka dapat melepaskan diri dari kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi. Pemerintah berharap dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan ini masyarakat pedagang golongan ekonomi lemah mampu meningkatkan taraf hidup mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul penelitian ini dijumpai dalam penelitian Shofia Arini tahun 2008 tentang Implementasi Pemberian Kredit Program Pengembangan Kecamatan PPK dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitiannya dalam prosedur pemberian kredit sebagian besar masyarakat perdesaan sudah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, jika ada yang belum memenuhi persyaratan itu dikarenakan belum mengumpulkan KTP. Kredit PPK tersebut digunakan oleh pedagang untuk menambah modal usaha mereka, sehingga setelah mendapat bantuan kredit PPK ini banyak pendapatan pedagang yang meningkat serta jumlah barang dagangan bertambah. Persentase peningkatan pendapatan mulai dari 25-100. Hambatan yang dihadapi pedagang dalam proses pemberian kredit PPK yaitu dalam proposal misalnya ada KTP yang sudah tidak berlaku dicantumkan dalam proposal dan setelah diadakan verifikasi ke lapangan besarnya kredit yang diajukan dalam surat perjanjian tidak sesuai dengan usaha yang dijalankan pedagang, sehingga ada perbaikan proposal. Selain itu ada juga pedagang yang merasa kecewa karena jumlah kredit yang cair tidak sesuai dengan jumlah pengajuan kredit. Upaya yang dilakukan UPK untuk mengatasi masalah tersebut yaitu pihak UPK berjanji jika nanti dalam pelunasan tidak ada yang terlambat maka untuk pengajuan kredit berikutnya akan sesuai dengan permohonan kredit. Dari hasil penelitian ini maka penulis tertarik mengadakan penelitian di Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi yang sudah melaksanakan program PNPM-MP di 10 Kelurahan. Dengan melihat latar belakang yang ada serta penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul ”IMPLEMENTASI PEMBERIAN KREDIT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT – MANDIRI PERDESAAN PNPM- commit to user 5 MP DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG GOLONGAN EKONOMI LEMAH DI KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2009 ”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Penerapan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas (PROSPEK) Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kelompok Amanah Kecamatan Medan Amplas

1 38 106

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah

0 7 77

Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perdesaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Kecil Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2009

1 13 89