82
Melalui efisiensi di bidang pelayanan perijinan, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki harapan kepada
seluruh masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan untuk semakin terdorong melakukan pengurusan ijin terhadap usaha atau kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan perijinan.
6. Efektif
Efektivitas pelayanan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi dalam memberikan pelayanan kepada
publik atau masyarakat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sunaryo Sinaga,S.T, selama ini KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan sudah
memberikan pelayanan perizinan yang efektif. KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan membuat penyederhanaan SOP, persyaratan yang tidak menyulitkan
pemohon, dan waktu penerbitan izin dalam satu hari kerja.
7. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban
Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan publik berarti pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi
hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan memberikan perlakuan yang
sama kepada setiap pemohon ijin yang datang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos yaitu :
“KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan hanya akan memproses perizinan pemohon yang memberikan persyaratan berkas lengkap. Apabila berkas yang
diberikan pemohon tidak lengkap, kami tentu tidak akan memprosesnya. Kami hanya melakukan koreksi terhadap berkas agar pemohon izin dapat
Universitas Sumatera Utara
83
melengkapi berkasnya. Selain itu kami juga melakukan pengecekan kondizi dilapangan, untuk menyesuaikan dengan berkas yang dimohonkan. Apabila
berkas yang diberikan pemohon sudah lengkap, maka penerbitan izin dapat dilakukan dalam satu hari.”
8. Profesional
Asas profesional dalam pelayanan publik tentu menyangkut ciri dasar maupun karakter yang harus melekat dari penyelenggara pelayanan publik yang
tetap mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi serta tetap mengerjakan peran dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Terkait dengan
hal tersebut, penulis menyoroti dari latar belakang pendidikan para pegawai yang bekerja sebagai penyelenggara pelayanan perijinan terpadu di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan, dimana setiap pegawai disana memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang berasal
dari pendidikan komputer, teknik, manajemen, administrasi Negara, hukum, dan lain sebagainya. Namun, ketika ditanyakan mengenai perbedaan latar belakang
keilmuan ini dengan keahlian yang sebenarnya dibutuhkan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan, Bapak Sunaryo Sinaga, ST
mengemukakan bahwa : “Sejak saya bekerja di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Humbang Hasundutan, saya berusaha menyesuaikan diri dengan bidang pekerjaan yang akan saya geluti disini. Learning by doing, saat kita telah
terbiasa mengerjakan kegiatan atau pekerjaan yang diserahkan kepada kita, disitulah kita akan belajar untuk menguasai pekerjaan tersebut. Yang
paling penting adalah kita mengerjakannya sesuai dengan tugas dantanggung jawab kita, sesuai dengan prosedur dan jalur yang benar.
Serta selalu memberikan kinerja yang terbaik dalam bidang yang kita geluti saat ini.”
Melalui pernyataan yang beliau sampaikan terlihat bahwa adanya kemauan
dan tekad dari pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan untuk menjadi seorang pegawai yang profesional meskipun memiliki
Universitas Sumatera Utara
84
perbedaan antara latar belakang pendidikan yang dimiliki dengan bidang pekerjaan yang ditangani.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan pengetahuan pegawai negeri agar mampu melaksanakan peran dan pekerjaannya dengan baik,
pemerintah dalam negeri sampai saat ini masih intens melaksanakan program pendidikan dan pelatihan diklat, begitu juga dengan pegawai di Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan yang juga turut ikut serta dalam pelaksanaan program diklat tersebut. Hal ini sehubungan
pernyataan yang disampaikan Kepala KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan, yaitu:
”Untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan para pegawai KPPT melakukan program pendidikan dan pelatihan yang bisa diikuti oleh
pegawai, kegiatan ini disesuaikan dengan program yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten, Propinsi, dan juga Pusat.”
Berikut kutipan pernyataan dari Bapak Sunaryo Sinaga, ST selaku pegawai yang pernah mengikuti program diklat :
“Diklat terkait Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu dilaksanakan 1 atau 2 kali dalam setahun oleh Kementerian Dalam
Negeri. Selain itu, beberapa pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan juga ada yang sudah
mengikuti diklat terkait dengan bentuk-bentuk perijinan yang ditangani oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang
Hasundutan. Kami juga mengikuti Diklat Sesuai dengan Program Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi”.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V ANALISIS DATA
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan adalah suatu organisasi yang penyedia layanan ikut serta aktif dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Administrasi pelayanan perizinan. Dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan terpadu kepada
masyarakat perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam kepemilikan perizinan usaha dan
organisasi mereka. Dengan meningkatnya keikutsertaan masyarakat ataupun masyarakat yang memilikimengurus sertifikat perizinan, maka akan mendukung
penerimaan daerah dari sektor retribusi perizinan dan pajak yang diterima. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, perlu
dilaksanakan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Upaya yang dilakukan merupakan strategi yang dijalankan oleh instansi; dalam
hal ini menggunakan lima strategi Osborne dan Plastrik 2001 di lingkungan birokrasi, yaitu: strategi pengembangan struktur, strategi pengembangan
penyederhanaan sistem prosedur, strategi pengembangan infrastruktur, strategi pengembangan budayakultur, strategi pengembangan kewirausahaan. Kelima
strategi Osborne dan Plastrik inilah yang menjadi landasan peneliti untuk menganilis bagaimana strategi peningkatan kualitas pelayanan perizinan dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah PAD di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
86
5.1. Strategi Pengembangan Struktur
Pada strategi pengembangan struktur ini organisasi pelayanan publik dituntut untuk mengembangkan struktur organisasinya agar maju, berkembang,
dan bersaing secara sehat dengan instansi penyedia layanan publik lainnya secara sehat mengikuti arus global. Struktur yang dimaksud bukan hanya merujuk pada
pengertian organisasi pelayanan publik itu sendiri, tetapi menyangkut pengertian kelembagaan yang lebih luas. Konsep kelembagaan berhubungan dengan nilai,
norma, aturan hukum, kode etik, dan budaya. Sedangkan organisasi merupakan tempat orang berkumpul untuk mengorganisir dirinya.
Struktur birokrasi yang diterapkan dalam suatu organisasi sangat mempengaruhi kemudahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan. Apabila pelaksanaan kebijakan dalam suatu organisasi memiliki struktur yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit jalannya program dan
kegiatan yang ditetapkan. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu organisasi memiliki struktur birokrasi yang sederhana dan jelas, maka pelaksanaan program
dan kegiatan akan lebih efektif dan efisien. Struktur birokrasi menunjukkan kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan Standard Operational Prosedure
yang digunakan pada saat pelaksanaan program dan kegiatan organisasi. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
memiliki struktur organisasi dengan struktur yang cukup pendek dan sederhana, yang terdiri dari: Kepala Kantor, Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi
Standarisasi dan Sosialisasi dan tim teknis, Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dan tim teknis, Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi dan tim
Universitas Sumatera Utara