Lemah Lembut dan Tidak berlaku keras lagi berhati kasar

berlaku dzalim, karena kesanggupan memaafkan guna memperbaiki hubungan sosial adalah kebajikan yang dicintai Allah. tetapi karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu, mereka suka merobah Perkataan Allah dari tempat-tempatnya, 38 dan mereka sengaja melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu Muhammad senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka yang tidak berkhianat, maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. QS. 5Al-Maidah: 13 Kalau pun ada hak manusia untuk menghukum, itu semata-mata melaksanakan perintah Tuhan, seperti hukuman qishash 39 oleh lembaga yang diberikan wewenang, bukan dilakukan oleh setiap individu yang dipengaruhi oleh kepentingan pribadi karena rasa dendam di hati. Bahkan, masih ada peluang untuk memaafkan dari pihak korban, bila hendak memenuhi anjuran Tuhan. Sebagaimana firman Allah: 38 Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi. Lihat Al- Qur’an dan Terjemahannya terbitan Khadim al-Haramain asy-Syarifain Pelayan kedua Tanah Suci Raja Fahd ibn „Abd al‟Aziz, dan telah mendapatkan Tanda Tashih dari Departemen Agama RI pada 3 Sya‟ban 1410 H28 Februari 1990. h. 160 39 Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kemaafan dari ahli waris yang terbunuh, yaitu dengan membayar diat ganti rugi yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. Sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, bila ahli waris si korban, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat karena balas dendam, maka terhadapnya di dunia diberlakukan qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih. Lihat Al- Qur’an dan Terjemahannya, ... h. 43 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah yang diberi maaf membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. QS. 2Al-Baqarah: 178 Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, oleh karena itu siapa memaafkan dan berbuat baik 40 , maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. QS. 42Asy-Syuura: 40 Syarat pemberlakuan hukum qishaash adalah bila telah menjadi hukum positif dalam masyarakat yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, jika belum ada kesepakatan bersama, maka hukum qishaas tidak dapat diterapkan. Hikmah dari hukuman qishaash ini adalah guna menegakkan keadilan serta menjamin keberlangsungan hidup hak asasi manusia. Dan dalam qishaash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal 41 , supaya kamu bertakwa. QS. 2Al- Baqarah: 178 40 Yang dimaksud berbuat baik di sini ialah berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Lihat Al- Qur’an dan Terjemahannya… h. 789 41 Mungkin maknanya adalah, hanya orang-orang yang tidak berakal sajalah yang menolak penerapan hukum qishaash dalam sebuah tatanan masyarakat. Wallahu a’lam [] Perintah untuk memaafkan mengandung hikmah bagi manusia, bahwa bagaimana mungkin seseorang yang ingin mendapatkan ampunan Tuhan, bila hatinya tidak memaafkan sesama? Begitu pula bagaimana mungkin ia meminta maaf atas kesalahannya kepada sahabatnya, tetapi pada saat yang sama, ia tidak sanggup memaafkan saudaranya yang bersalah padanya? Tidak ada cara lain kecuali, jadilah pemaaf. Firman Allah: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. QS. 7Al- A‟raf: 199 Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 24An- Nūr: 22 42 Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. QS. 42Asy-Syuura: 37 42 Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar Shiddiq ra. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh memaafkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu. Lihat Al- Qur’an dan Terjemahannya, ... h. 547