Metode Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

sunnah dan jejak langkahmu, maka Rasulullah Saw., banyak bermusyawarah dengan mereka. – تمزعاذ ف Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu, – ه لع لك تف maka bertawakkallah kepada Allah artinya percayalah kepada-Nya – يلك ت لا حي ه ا Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya. 2 Demikian Tafsir Jalalain yang tampak sederhana, sehingga penulis mengutipnya secara utuh. Secara ringkas dapat dibaca sebagai berikut: Maka rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka hai Muhammad, sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak, dan sekiranya kamu bersikap keras, artinya akhlakmu jelek tidak terpuji dan berhati kasar, hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka atas kesalahan yang mereka perbuat dan mintakanlah ampun bagi mereka atas kesalahan- kesalahan itu hingga Ku-ampuni, serta berundinglah dengan mereka, artinya mintalah pendapat atau buah pikiran mereka, mengenai urusan itu, yakni urusan peperangan dan lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunnah dan jejak langkahmu, maka Rasulullah Saw., banyak bermusyawarah dengan mereka. Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati, untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu, maka bertawakkallah kepada Allah, artinya percayalah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Bahwa ayat ini diturunkan khusus untuk Nabi Muhammad Saw, berkenaan dengan peristiwa perang Uhud, namun menjadi pelajaran bagi seluruh umat. Dikisahkan, bahwa sebelum perang Uhud, Rasulullah Saw., mengungkapkan dalam majelis permusyawaratan dengan menyampaikan mimpinya kepada para sahabatnya: “Demi Allah. Sungguh aku telah 2 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As- Suyuţi. Tafsir Jalalain: Berikut Asbâbun Nuzûl,Terj. Bahrun Abubakar, LC,Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, Jilid 1, Cet. II, h. 272-273 bermimpi baik. Aku bermimpi melihat sapi disembelih, mata pedangku sumbing, dan aku memasukkan tanganku dalam baju besi.:” Rasulullah menakwilkan mimpinya tersebut: sapi disembelih, bermakna sekelompok sahabatnya yang terbunuh; dan mata pedangku sumbing bermakna seorang dari ahli baitnya terluka; sedangkan memasukkan tangan dalam baju bermakna kota madinah. Dengan takwil mimpi ini, beliau mengusulkan pendapatnya kepada para sahabat agar tidak keluar dari kota Madinah. 3 Namun sebagian sahabat yang tidak ikut ketika perang Badr, mengusulkan untuk keluar dan mendesak agar menghadapi musuh di luar kota Madinah, sampai akhirnya Rasulullah menyetujuinya. Rasulullah pun masuk ke rumahnya kemudian keluar dengan mengenakan baju perang dan membawa senjata. Melihat keadaan Rasulullah itu, sahabat yang mengusulkan hal tersebut, menyesali diri karena merasa telah memaksa Rasulullah , kemudian mengatakan: “Ya Rasulullah, kami telah mendesak Anda untuk keluar padahal tidak selayaknya kami berbuat demikian. Karena itu jika Anda suka, maka sebaiknya duduklah saja dan mengurungkan niat untuk menghadapi musuh di luar Madinah”. Maka Rasulullah pun menjawab: “Tidak pantas bagi seorang Nabi apabila telah memakai pakaian perangnya untuk meletakkannya kembali sebelum berperang”. 4 Tidak jauh berbeda dengan kisah tersebut, dalam Tafsir Al-Maragi dapat dibaca: Ayat itu turun seusai perang Uhud. Ketika itu sebagian sahabat ada yang melanggar perintah Nabi saw. Akibat pelanggaran itu, akhirnya menyeret kaum muslimin ke dalam kegagalan sehingga kaum musyrikin dapat mengalahkan mereka kaum muslimin, dan Rasulullah saw. mengalami luka-luka. Namun Nabi saw. tetap bersabar, tahan uji, dan bersikap lemah lembut, tidak mencela kesalahan para sahabat. Sikap Rasulullah itu adalah menuruti kitabullah. Sebab dalam peristiwa itu, banyak sekali ayat-ayat yang diturunkan. Di situ dibahas kelemahan yang dialami sebagian kaum 3 Syaikh Shafiyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sejarah Hidup Muhammad. Terj. Rahmat dari Sirah Nabawiyah Cet. 3. Jakarta: Robbani Press. 2002 h. 347 4 Muhammad Sa‟id Ramadhan Al-Buthy. Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW. Terj. Ainur Rafiq Shaleh Tahmid, Lc. dari Fiqhus Sirah: Dirasat Minhajiah ‘Ilmiah li Siratil Musthafa ‘Alaihi Shalatu wa-Salam. Cet. 3 Jakarta: Robbani Press. 2000 h. 217