Dari proses pemberian layanan bimbingan kelompok mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa secara keseluruhan perubahan hasil belajar dapat dilihat dari
sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Perubahan dapat dilihat pada siswa saat siswa berada dalam situasi kegiatan berlangsung dan
setelah diberi penilaian. Siswa mendapatkan pemahaman, perasaan senang, dan motivasi untuk tindakan yang akan dilakukan setelah mendapatkan layanan
bimbingan kelompok, sehingga dari layanan yang diberikan siswa lebih merasa termotivasi pada kehidupan sehari-harinya. Hal ini menunjukkan adanya
kesesuaian dengan analisis data yang secara statistik menunjukkan bahwa adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas
VIII SMP Negeri 13 Semarang.
4.2 Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap hasil belajar kognitif siswa SMP Negeri 13 Semarang tahun
ajaran 20152016. Berikut ini akan dipaparkan pembahasan yang meliputi hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Semarang sebelum mengikuti
layanan bimbingan kelompok, hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Semarang setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok, dan pengaruh
layanan bimbingan kelompok terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Semarang.
Berdasarkan pada perhitungan analisis deskriptif indikator hasil belajar kognitif dapat dilihat dari: pemahaman yang merupakan indikator yang
kenaikannya menonjol paling bagus, karena dengan kesulitan siswa dalam hal
penerimaan bahasa yang kurang baik serta cenderung kurang tanggap dalam menerima materi pelajaran, tetapi siswa berusaha untuk mempelajari dan
memperdalam kembali lebih rinci. Pemahaman disini menunjukkan kenaikkan yang paling menonjol bagus, karena pemahaman merupakan permasalahan utama
yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran dan hal penting sebab dalam mengingat diperlukan pemahaman terlebih dahulu Sudjana, 2004: 24
Pemahaman merupakan indikator yang masuk dalam kategori tinggi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, hal itu dikarenakan sebelum diberikan
perlakuan siswa sudah sedikit mengerti mengenai pendalaman materi yang diberikan pada dirinya, namun setelah diberikan layanan siswa menjadi lebih
mengerti mengenai pendalaman materi yang diberikan bagi dirinya. Pemahaman akan berpengaruh buruk kepada ingtan siswa, karena jika belum memahami maka
tidak dapat mengingat Sudjana, 2004: 24 Pengamatan merupakan indikator yang kenaikannya menonjol paling
rendah, karena siswa masih belum mampu untuk mempertahankan sikap rajin dalam belajar, susah ketika mengerjakan tugas dari guru, dan mudah putus asa
jika menemui suatu kesulitan belajar. Siswa sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal pengamatan, karena kalau diabaikan dapat berdampak buruk
terus-menerus bagi hasil belajar siswa sehingga membutuhkan perbaikan untuk memperbaikinya. Menurut Petunjuk Teknis No. 166113. VI91 tentang penilaian
dan analisis hasil evaluasi belajar serta program perbaikan adalah “apabila
seorang siswa dalam ulangan tes formatiftes sumatif mencapai nilai kurang
dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75, maka yang bersangkutan harus mengikuti perbaikan.” Dikdaksar 1991:2.
Keenam indikator hasil belajar siswa yang meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasipenerapan, analisis, dan sintesis yang tejadi kenaikan
tertinggi, yaitu pada indikator pemahaman sebesar 9,00. Hal tersebut sejalan dengan hasil pengamatan bahwa siswa mampu termotivasi dalam pendalaman
materi pelajaran yang lebih baik dan detail sehingga siswa mampu untuk memahami dan menyusun catatan sendiri dengan kalimat yang mudah dipahami.
Sedangkan indikator yang terjadi kenaikan paling rendah, yaitu pada indikator pengamatan sebesar 3,52. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan siswa mulai
aktif termotivasi dan rajin untuk belajar sehingga nantinya hasil belajar dalam setiap ulangan menjadi sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase pada penelitian layanan bimbingan kelompok mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa. Dengan hasil
belajar yang sebelum diberi perlakuan masuk dalam kategori sedang 66,90 dengan analisis per indikator masuk dalam kategori sedang 66,98 dan setelah
diberi perlakuan masuk dalam kategori tinggi 73,08 dengan analisis per indikator masuk dalam kategori tinggi 73,32 sehingga secara umum
mengalami kenaikan sebesar 6,33. Dari hasil analisis persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap hasil belajar kognitif siswa yang mengalami kenaikan sebanyak 6,33. Pada dasarnya sudah ada kenaikan yang
signifikan pada tingkat yang berbeda. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan setelah diberikan perlakuan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh
t
hitung
= dan t
tabel
= jadi nilai
t
hitung
t
tabel
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah mengikuti
layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian, dengan adanya layanan bimbingan kelompok yang diberikan kepada siswa SMP Negeri 13 Semarang
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar diartikan sebagai perubahan perilaku secara positif serta
kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi
verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya. Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah
perolehan suatu hasil belajar siswa. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai salah satu layanan bimbingan dan konseling yang anggotanya terdiri dari 8-15 orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok yang membahas tentang topik-topik yang sedang aktual hangat yang dipimpin oleh pemimpin kelompok. Melalui layanan
bimbingan kelompok tersebut diharapkan individu tersebut mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif khususnya dalam hal
ini mengenai belajar. Dalam skripsi ini setelah siswa mendapatkan layanan bimbingan
kelompok, mereka mampu menunjukkan perubahan dengan termotivasi melalui topik yang telah disampaikan yaitu mulai dari pemahaman mengenai kesulitan
belajar, belajar efektif, menumbuhkan semangat belajar, strategi manajemen waktu, persiapan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi pelajaran yang tidak
disenangi, menghadapi kegagalan di saat ujian dan persiapan dalam menghadapi ulangan. Jika ditinjau dari indikator hasil belajar kognitif siswa sebelum dan
sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok, hasil belajar kognitif siswa mengalami perubahan kearah yang lebih meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah mengikuti
layanan bimbingan kelompok. Hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
layanan bimbingan kelompok terhadap hasil belajar kognitif siswa. Namun hasil belajar kognitif siswa ini perlu untuk terus dikembangkan, terutama dalam
pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasipenerapan, analisis, dan sintesis. Hal tersebut hendaknya dapat dikembangkan guru bimbingan dan konseling beserta
guru mata pelajaran dan pendamping lainnya dengan memperhatikan faktor
internal maupun eksternal siswa agar hasil belajar kognitif siswa terus berkembang dan meningkat dengan baik.
4.3 Keterbatasan Peneliti