Tindakan Pengobatan Sendiri HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.14 Uji Binomial Kriteria Ketepatan Pengobatan Sendiri NO. Kriteria Ketepatan Tepat Tidak Tepat Sig. N N 1. Tepat Golongan Obat 362 94,3 22 5,7 0,000 2. Tepat Kelas Terapi Obat 365 95 19 5 0,000 3. Tepat Dosis Obat 340 88,5 44 11,5 0,000 4. Tepat Lama Penggunaan Obat 258 67,2 126 32,8 0,000 Berdasarkan hasil penilaian kriteria ketepatan pengobatan sendiri, kesalahan pada kriteria durasi pemakaian obat paling banyak dilakukan responden yaitu sebanyak 32,8. Sesuai dengan hasil yang dijelaskan sebelumnya mengenai gambaran tingkat pengetahuan responden, bahwa pengetahuan mengenai durasi minum obat memang masih kurang. Kurangnya pengetahuan inilah yang diduga menjadi penyebab kesalahan pada durasi penggunaan obat tersebut. Kesalahan pada kriteria ketepatan dosis sebanyak 11,5. Ketidaktepatan pada kriteria tersebut disebakan karena kesalahan pada aturan pakai obat tiap kali minum. Hasil penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa tindakan pengobatan sendiri yang tidak sesuai aturan terjadi pada ketidaktepatan dosis obat Supardi dan Notosiswoyo, 2006. Berdasarkan hasil penelitian, responden membatasi aturan pakai obat yang digunakan , misalnya pada penggunaan obat flu dan batuk yang dipakai 2 kali sehari, seharusnya aturan pakai obat flu dan batuk yang tertera pada kemasanbrosur obat yang dianjurkan adalah 3 kali sehari agar dosis lazim harian obat tersebut terpenuhi dan penyakit dapat segera sembuh. Kesalahan pada kriteria ketepatan golongan obat sebanyak 5,7, dimana responden menggunakan golongan obat keras pada pengobatan sendiri. Kesalahan tersebut dilakukan oleh mahasiswa kesehatan yang berpendapat bahwa mereka mencoba menerapkan ilmu yang mereka miliki untuk diri mereka sendiri. Kesalahan pada kriteria ketepatan kelas terapi obat sebanyak 5. Kejadian tersebut terjadi pada responden yang mengatasi keluhan flu dengan parasetamol saja, penggunaan kombinasi obat yang salah seperti kombinasi mylanta dan norit untuk mengatasi keluhan maag, kombinasi entrostop dan promag untuk keluhan diare dan keluhan demam menggunakan amoksisilin. Tindakan pengobatan sendiri yang dilakukan mahasiswa dikategorikan benar apabila memenuhi keempat kiteria ketepatan pengobatan sendiri dan salah jika memenuhi kurang dari empat kriteria tersebut. Berdasarkan hasil penilaian keempat kriteria ketepatan pengobatan sendiri diketahui bahwa tingkat kesalahan dalam pengobatan sendiri dikalangan mahasiswa sebanyak 40,1 dan sebanyak 59,9 menunjukkan bahwa mahasiswa sudah benar dalam upaya pengobatan sendiri yang dilakukan. Tingkat kesalahan pengobatan sendiri seluruh responden dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Seluruh Responden NO. Kategori Kesalahan Jumlah N Persentase 1. Benar 230 59,9 2. Salah 154 40,1 Total 384 100

4.10 Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Faktor Sosiodemografi

a. Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Fakultas Tingkat kesalahan dalam pengobatan sendiri di kalangan mahasiswa non kesehatan 39,2 berbeda secara signifikan dibandingkan mahasiswa kesehatan 43,7 dengan p = 0,000 0,05. Tingkat kesalahan pengobatan sendiri pada mahasiswa kesehatan lebih tinggi dibanding mahasiswa non kesehatan karena pada prakteknya mereka banyak menggunakan obat yang ternasuk golongan obat keras dengan alasan memiliki latar belakang pendidikan kesehatan sehingga akan lebih tahu tentang obat dan ingin mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki untuk diri sendiri. Tingkat kesalahan pengobatan sendiri berdasarkan fakultas dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan Gambar 4.2. Tabel 4.16 Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Fakultas NO. Kategori Tindakan Fakultas P Value Non Kesehatan Kesehatan 1. Benar 185 60,8 45 56,3 0,000 2. Salah 119 39,2 35 43,7 Total 304 80 Gambar 4.2 Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Fakultas 119 35 185 45 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 non kesehatan kesehatan salah benar

b. Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Jenis Kelamin

Tingkat kesalahan pengobatan sendiri mahasiswa laki-laki 42,6 tidak berbeda secara signifikan dibanding mahasiswa perempuan 37,8 dengan p = 0,872 0,05. Kecenderungan swamedikasi lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibanding laki-laki, baik untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga atau diri sendiri. Hal tersebut menyebabkan perempuan lebih paham dan berhati- hati dalam pemilihan dan penggunaan obat sehingga kesalahan pengobatan sendirinya pun lebih rendah walaupun secara statistik tingkat kesalahan pengobatan sendiri antara mahasiswa perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan. Tingkat kesalahan pengobatan sendiri berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan Gambar 4.3. Tabel 4.17 Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Jenis Kelamin NO. Kategori Tindakan Jenis Kelamin P Value Laki-Laki Perempuan 1. Benar 105 57,4 125 62,2 0,872 2. Salah 78 42,6 76 37,8 Total 183 201 Gambar 3.3 Tingkat Kesalahan Pengobatan Sendiri Berdasarkan Jenis Kelamin 76 78 125 105 20 40 60 80 100 120 140 perempuan laki-laki salah benar