251 responden berusia 20 tahun, yaitu usia antara 18 - 20 tahun. Responden semester 2 berjumlah 100 orang, semester 4 berjumlah 92 orang, semester 6
berjumlah 132 orang dan semester 8 berjumlah 60 orang. Responden didominasi oleh mahasiswa kos sebanyak 236 responden dan 148 responden adalah
mahasiswa yang tinggal dengan keluarga. Hal tersebut disebabkan karena prevalensi mahasiswa pendatang yang berasal dari luar Medan lebih banyak
dibanding mahasiswa asal Medan. Karakteristik responden yang didapat selama
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2
Karakteristik Sosiodemografi Responden
Variabel Jumlah N
Persentase Fakultas
Kesehatan Non Kesehatan
80 304
20,8 79,2
Jenis Kelamin Laki-Laki
Perempuan 183
201 47,7
52,3 Usia
20 Tahun ≤ 20 Tahun
133 251
34,6 65,4
Tingkat Akademis Semester 2
Semester 4 Semester 6
Semester 8 100
92 132
60 26,0
24,0 34,4
15,6
Tempat Tinggal Anak Kos
Dengan keluarga 236
148 61,5
38,5 Total
384 100
4.3 Keluhan yang Diatasi dengan Pengobatan Sendiri
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 6 jenis penyakit yang banyak diatasi mahasiswa dengan pengobatan sendiri yaitu demam 25,5, flu dan nyeri masing-
masing 22,1, batuk 14,1, diare dan maag masing-masing 5,5 dan sisanya 5,2 penyakit lain seperti alergi, masuk angin, ISPA, penyakit kulit, anemia dan
sariawan. Keluhan yang diatasi mahasiswa dengan pengobatan sendiri yang
didapat selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3
Keluhan yang Diatasi Mahasiswa dengan Pengobatan Sendiri NO.
Keluhan Jumlah N
Persentase 1.
Demam 98
25,5 2.
Flu 85
22,1 3.
Nyeri 85
22,1 4.
Batuk 54
14,1 5.
Maag 21
5,5 6.
Diare 21
5,5 7.
Alergi 7
1,8 8.
Anemia 4
1,0 9.
ISPA 3
0,8 10.
Masuk angin 3
0,8 11.
Penyakit kulit 1
0,3 12.
Sariawan 1
0,3 13.
Asma 1
0,3 Total
384 100,0
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia banyak melakukan pengobatan sendiri untuk keluhan demam, sakit
kepala, batuk dan flu Badan Pusat Statistik, 2001. Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi atau non infeksi. Faktor infeksi seperti kuman, virus, parasit
dan mikroorganisme dan faktor non infeksi seperti tirotoksin, dehidrasi, alergi, stress, trauma, dan penyakit keganasan seperti kanker Depkes RI, 1997.
Lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih terutama untuk mahasiswa kost, stress yang dialami mahasiswa akibat jadwal dan tugas selama kuliah serta suhu
lingkungan yang sangat tinggi di kota Medan seperti yang dilaporkan oleh BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang mencapai 34 derajat diduga
menjadi faktor utama penyebab demam di kalangan mahasiswa.
23,1 17,7
17 16
14,7 10,6
0,9 5
10 15
20 25
Pengalaman penggunaan
obat sebelumnya
Lebih murah Lebih cepat Penyakit
ringan Pengetahuan
tentang obat Pengaruh
iklan Sisa
Alasan Pengobatan Sendiri
Faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab timbulnya penyakit maag di kalangan mahasiswa. Aktivitas mahasiswa yang padat akan
mempengaruhi perilaku hidup sehat khususnya pola makan sehari-hari. Ketidakteraturan pola makan menjadi salah satu penyebab timbulnya gejala maag
pada mahasiswa. Stress yang berkepanjangan juga menjadi pemicu maag, karena dapat meningkatkan produksi asam lambung Fahrur, 2009.
4.4 Alasan Melakukan Pengobatan Sendiri
Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman penggunaan obat sebelumnya menjadi alasan utama mahasiswa melakukan pengobatan sendiri yaitu sebanyak
23,1. Alasan lainnya adalah 17,7 menyatakan pengobatan sendiri lebih murah, 17 menyatakan pengobatan sendiri lebih cepat, 16 menyatakan karena
penyakit ringan, 14,7 menyatakan karena adanya pengetahuan tentang obat, 10,6 menyatakan karena adanya pengaruh iklan, dan sisanya menyatakan karena
adanya anggota keluarga di bidang kesehatan. Alasan mahasiswa melakukan pengobatan sendiri dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Alasan Mahasiswa Melakukan Pengobatan Sendiri
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Gondar Abay dan Amelo, 2010 yang menunjukkan bahwa 29 dari 82 responden 35,4
mahasiswa melakukan pengobatan sendiri karena pengalaman penggunaan obat sebelumnya dan penelitian di Palestina menunjukkan bahwa 459 dari 1581
responden 29 menyatakan hal yang sama. Banyak penelitian menunjukkan bahwa motivasi untuk melakukan pengobatan sendiri adalah karena biaya yang
efisien Milton, 1999. Alasan pengaruh iklan pada pengobatan sendiri adalah paling sedikit yaitu 10,6. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat dengan
pendidikan tinggi umumnya tidak mudah terpengaruh oleh iklan dan lebih banyak membaca label pada kemasan obat sebelum menggunakannya Kristina, 2008.
4.5 Kelompok Obat yang Digunakan Pada Pengobatan Sendiri
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 47,7 mahasiswa menggunakan golongan obat bebas seperti parasetamol, obat diare yang mengandung attapulgit
aktif dan obat maag yang mengandung magnesium dan aluminium hidroksida. Golongan obat yang digunakan oleh mahasiswa pada pengobatan sendiri dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan
NO. Golongan Obat
Jumlah N Frekuensi
1. Obat bebas
183 47,7
2. Obat bebas terbatas
149 38,8
3. Obat wajib apotek
21 5,5
4. Obat keras
24 6,3
5. Obat tradisional
7 1,8
Total 384
100,0 Sebanyak 38,8 mahasiswa menggunakan golongan obat bebas terbatas
yaitu obat-obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan flu dan batuk. Khusus untuk obat bebas terbatas diberi tanda peringatan untuk aturan pakai obat karena