Batuk Penyakit dan Pilihan Obat Pada Pengobatan Sendiri

a. Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal. b. Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang meragsang tenggorokan dan udara malam hari. Penanggulangan dengan terapi obat adalah dengan menggunakan obat batuk. Sesuai dengan jenis batuk, maka obat batuk dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ekspektoran pengencer dahak, antitusif penekan batuk. Banyak obat batuk dipasaran beredar dalam bentuk kombinasi yang tidak lebih unggul dari bentuk tunggal. a. Ekspektoran Pengencer Dahak Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi cairan saluran napas, sehingga mempermudah perpindahan dahak dan ekspektoransinya pengeluarannya. Beberapa ekspektoran yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah: gliserilguaiakolat, ammonium klorida, bromheksin, dan succus liquiritiae. b. Antitusif Penekan Batuk Obat-obat kelompok ini bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Antitusif yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah: dekstrometorfan HBr, noskapin dan difenhidramin HCl Dikenal juga istilah mukolitik, yaitu obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Beberapa contoh mukolitik yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri antara lain bromheksin dan asetilsistein Estuningtyas, 2007. Dosis pemakaian obat batuk untuk dewasa umumnya tiga hingga empat kali sehari. Batas waktu penggunaan obat batuk pada pengobatan sendiri tidak lebih dari tiga hari Depkes RI, 2006. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan obat batuk adalah: a. Apabila batuk berlangsung lebih dari 3 hari atau setelah pengobatan sendiri tidak ada perbaikan atau batuk menjadi lebih berat, dahak bercampur darah atau berwarna hijaukuning, sesak maka segera konsultasi ke dokter atau unit pelayanan kesehatan. b. Obat-obat batuk yang beredar di pasaran dimaksudkan untuk meringankan gejala batuk Depkes RI, 1997.

2.6.4 Flu

Flu adalah penyakit yang menyerang bagian hidung, tenggorokan dan paru- paru yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini dapat menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain. Umumnya, penyebaran terjadi melalui udara, dari batuk atau bersin. Virus flu juga dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan penderita atau kontak dengan benda-benda yang digunakan oleh penderita WHO, 2012. Gejala yang dialami pada saat flu, antara lain demam, menggigil, batuk, sakit kepala, nyeri otot dan nyeri sendi, malaise parah rasa tidak enak badan, sakit tenggorokan dan hidung berair. Gejala tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu tanpa perlu menggunakan obat-obatan. Akan tetapi, gejala dapat muncul lebih parah pada orang-orang dengan sisitem imun yang rendah atau pada penderita penyakit kronis WHO, 2012. Obat flu hanya dapat meringankan keluhan dan gejala saja, tetapi tidak dapat menyembuhkan. Obat flu yang diperoleh tanpa resep dokter umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat berkhasiat, yaitu: a. Antipiretik-analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam. b. Antihistamin, untuk mengurangi rasa gatal di tenggorokan atau reaksi alergi lain yang menyertai flu. Bekerja dengan menghambat efek histamin yang dapat menyebabkan alergi . Contoh: CTM dan difenhidramin HCl. c. Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat. Contoh: fenilpropanolamin, fenilefrin, pseudoefedrin dan efedrin. d. Antitusif, ekspektoran dan mukolitik untuk meredakan batuk yang menyertai flu. Obat flu dengan berbagai merek dagang dapat mengandung kombinasi yang sama, sehingga tidak dianjurkan menggunakan berbagai merek obat flu pada saat bersamaan. Dosis pemakaian untuk dewasa umumnya tiga kali sehari. Batas waktu penggunaan obat flu pada pengobatan sendiri adalah tidak lebih dari tiga hari Depkes RI, 2006.

2.6.5 Maag

Gastritis adalah radang selaput lendir lambung, dapat disertai tukak lambung usus 12 jari, atau tanpa tukak dan dikenal juga sebagai sakit maag. Selain karena infeksi bakteri Helicobacter pylori, gastritis disebabkan oleh rangsangan kelebihan asam lambung. Adapun kelebihan asam lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Faktor kecemasan, emosi atau stress b. Obat-obat tertentu misalnya obat pereda nyeri dan radang