Sikap Pengobatan Sendiri Responden

Tabel 4.11 Lanjutan. 17 Responden memperhaatikan kontraindikasi dan efek samping obat 337 87,8 47 12,2 0,000 18 Responden mematuhi aturan dan cara pakai obat 337 87,8 47 12,2 0,000 19 Responden memperhatikan kondisi dan tempat penyimpanan obat 166 43,2 218 56,8 0,009 20 Sikap responden tergantung dari jenis obat yang digunakan 275 71,9 109 28,1 0,000 21 Responden berkonsultasi ke dokter jika penyakit tidak juga membaik 312 81,3 72 18,8 0,000 Berdasarkan hasil penilaian jawaban seluruh responden mengenai sikap pengobatan sendiri, diperoleh bahwa sebagian besar responden telah menunjukkan sikap pengobatan sendiri yang baik terlihat pada persentase jawaban ya paling tinggi pada seluruh pertanyaan sikap kecuali pada pertanyaan nomor 19 mengenai apakah responden memperhatikan kondisi dan tempat penyimpanan obat. Hal tersebut memyebabkan sebagian besar responden memiliki sikap pengobatan sendiri yang termasuk dalam kategori baik 93 dan kurang baik hanya 6,8. Sikap pengobatan sendiri seluruh responden dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Sikap Pengobatan Sendiri Seluruh Responden NO. Kategori Sikap Jumlah N Frekuensi 1. Baik 358 93,2 2. Kurang baik 26 6,8 Total 384 100,0 Sikap pengobatan sendiri seluruh responden berdasarkan faktor sosiodemografi dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Sikap Pengobatan Sendiri Berdasarkan Faktor Sosiodemografi NO. Faktor Sosiodemografi Kategori Sikap Total Baik Kurang Baik 1. Fakultas - Kesehatan - Non Kesehatan 79 98,7 279 91,8 1 1,3 25 8,2 80 304 2. Jenis Kelamin - Laki-Laki - Perempuan 167 91,3 191 95 16 8,7 10 5 183 201 3. Usia - ≤ 20 tahun - 20 tahun 228 90,8 130 97,7 23 9,2 3 2,3 251 133 4. Tingkat Akademis - Semester 2 - Semester 4 - Semester 6 - Semester 8 89 89 84 91,3 127 96,2 58 96,7 11 11 8 8,7 5 3,8 2 3,3 100 92 132 60 5. Tempat Tinggal - Anak kos - Dengan keluarga 218 92,4 140 94,6 18 7,6 8 5,4 236 148 Total 358 26 384

4.9 Tindakan Pengobatan Sendiri

Tindakan pengobatan sendiri responden dinilai berdasarkan 4 kriteria, yaitu tepat golongan obat, tepat kelas terapi obat, tepat dosis obat dan tepat lama penggunaan obat. Signifikansi setiap jawaban tepat dan tidak tepat dianalisis dengan uji binomial. Berdasarkan hasil uji binomial diketahui bahwa keempat kriteria tersebut adalah signifikan p 0,05, menunjukkan bahwa responden dapat menggunakan obat dengan tepat berdasarkan masing-masing kriteria tersebut. Hasil uji binomial kriteria ketepatan tindakan swamedikasi terdapat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Uji Binomial Kriteria Ketepatan Pengobatan Sendiri NO. Kriteria Ketepatan Tepat Tidak Tepat Sig. N N 1. Tepat Golongan Obat 362 94,3 22 5,7 0,000 2. Tepat Kelas Terapi Obat 365 95 19 5 0,000 3. Tepat Dosis Obat 340 88,5 44 11,5 0,000 4. Tepat Lama Penggunaan Obat 258 67,2 126 32,8 0,000 Berdasarkan hasil penilaian kriteria ketepatan pengobatan sendiri, kesalahan pada kriteria durasi pemakaian obat paling banyak dilakukan responden yaitu sebanyak 32,8. Sesuai dengan hasil yang dijelaskan sebelumnya mengenai gambaran tingkat pengetahuan responden, bahwa pengetahuan mengenai durasi minum obat memang masih kurang. Kurangnya pengetahuan inilah yang diduga menjadi penyebab kesalahan pada durasi penggunaan obat tersebut. Kesalahan pada kriteria ketepatan dosis sebanyak 11,5. Ketidaktepatan pada kriteria tersebut disebakan karena kesalahan pada aturan pakai obat tiap kali minum. Hasil penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa tindakan pengobatan sendiri yang tidak sesuai aturan terjadi pada ketidaktepatan dosis obat Supardi dan Notosiswoyo, 2006. Berdasarkan hasil penelitian, responden membatasi aturan pakai obat yang digunakan , misalnya pada penggunaan obat flu dan batuk yang dipakai 2 kali sehari, seharusnya aturan pakai obat flu dan batuk yang tertera pada kemasanbrosur obat yang dianjurkan adalah 3 kali sehari agar dosis lazim harian obat tersebut terpenuhi dan penyakit dapat segera sembuh.