Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi, dan juga perekam. Peneliti menerapkan kegiatan wawancara kepada setiap partisipan, mulai dari wali kelas II, guru pendamping umum, guru pendamping pribadi, dan kedua orang tua. Basrowi dan Suwandi 2008:144 menyebutkan bahwa wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara dam hanya menggunakan garis-garis besar yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur digunakan agar peneliti dapat mengembangkan pertanyaan terhadap jawaban yang diberikan oleh partisipan, sehingga data yang diperoleh semakin mendalam. Tidak hanya wawancara, peneliti juga melakukan dokumentasi dengan merekam percakapan antara peneliti dan responden saat melakukan wawancara. instrumen yang digunakan untuk dokumentasi tersebut adalah perekam suara. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terhadap Fito selama dua kali. Dalam kegiatan ini, peneliti tidak sendirian melakukan kegiatan observasi. Peneliti meminta bantuan wali kelas, guru pendamping umum, dan juga pendamping pribadi untuk melakukan observasi terhadap si anak. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berpedoman pada DSM IV. Lembar observasi tersebut berguna untuk mengetahui bahwa seseorang yang diamati mengalamai hiperaktif atau tidak.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti melakukan kegiatan penelitian secara langsung mulai dari tahap persiapan hingga saat eksekusi. Raco 2010:78 menjelaskan, untuk menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang topik yang akan diteliti, memiliki wawasan yang luas, dan menguasai metode yang akan digunakan dalam penelitian. Sebelum terjun ke lapangan, peneliti melakukan beberapa persiapan. Salah satunya adalah peneliti mencari dan membaca beberapa buku referensi terkait dengan tema penelitian. Hal tersebut peneliti lakukan untuk menambah wawasan peneliti terkait tentang apa itu hiperaktif dan juga peneliti menambah pengetahuan tentang gaya belajar anak. Wawasan tentang apa yang peneliti baca tersebut sangat berpengaruh pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap para partisipan penelitian. Peneliti tidak cukup hanya memahami teori saja, tetapi juga harus memiliki kemampuan yang lainnya. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti berusaha untuk bersikap responsif terhadap lingkungan di SD Perahu, maupun saat melakukan wawancara dengan Bu Asih di Bina Anggara. Di samping itu, peneliti juga berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dan menjalin hubungan yang baik terhadap beberapa partisipan penelitian. Dalam mengajukan pertanyaan wawancara, peneliti tetap harus menghargai dan menjaga perasaan partisipan, terutama saat melakukan wawancara dengan orang tua. Dalam melakukan pengambilan data, khususnya wawancara, peneliti mendapatkan sedikit kesulitan ketika wali kelas II dan guru pendamping pribadi hanya menjawab pertanyaan wawancara dengan jawaban singkat. Peneliti mengatasi kesulitan tersebut dengan membuat wawancara menjadi lebih santai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan tidak banyak memberikan tekanan kepada partisipan. Selain itu apabila peneliti melihat bahwa partisipan kesulitan mencerna pertanyaan wawancara, maka peneliti bersedia untuk menjelaskan maksud pertanyaan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.

3.6. Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

STUDI KASUS ANAK HIPERAKTIF DAN USAHA GURU DALAM MEMUSATKAN PERHATIAN BELAJAR SISWA DI MI Studi Kasus Anak Hiperaktif dan Usaha Guru Dalam Memusatkan Perhatian Belajar Siswa di MI Muhammadiyah Ceporan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelaja

0 3 14

STUDI KASUS ANAK HIPERAKTIF DAN USAHA GURU DALAM MEMUSATKAN PERHATIAN BELAJAR SISWA DI MI Studi Kasus Anak Hiperaktif dan Usaha Guru Dalam Memusatkan Perhatian Belajar Siswa di MI Muhammadiyah Ceporan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajar

0 3 11

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 13

Persepsi guru terhadap metode pengajaran untuk anak hiperaktif kelas IV SD Pelangi.

0 1 141

Persepsi guru terhadap minat belajar anak hiperaktif kelas VI di SD Kasih.

0 1 158

Persepsi guru terhadap perkembangan emosi anak hiperaktif kelas II di SD Kasih.

0 4 123

Persepsi guru terhadap kemandirian belajar anak hiperaktif kelas IV di SD Kasih.

3 9 147

ANALISIS PERSEPSI ANAK TERHADAP GAYA PEN

0 0 3

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

0 1 175