dengan gaya mereka sendiri akan lebih mudah dalam menerima dan memahami materi yang diberikan oleh gurunya.
2.2. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Kurniawati, Kasiyati, dan Amsyarudin 2014, berjudul “Persepsi Guru Kelas Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di
SD Payakumbuh. Populasi penelitian tersebut adalah 34 guru kelas SD Payakumbuh yang tersebar di lima sekolah. Penelitian tersebut memperlihatkan
hasil bahwa 50,7 guru kelas memahami anak berkebutuhan khusus, 58,2 guru memperhatikan kehadiran anak berkebutuhan khusus di sekolah, 58,8 dari anak-
anak berkebutuhan khusus melakukan interaksi sosial dengan para guru, 53,4 anak berkebutuhan khusus melakukan interaksi dengan teman sebaya, 40,8 guru
memiliki pendapat bahwa anak mengalami gangguan dalam prestasi belajar. Penelitian yang kedua berjudul “Penanganan Anak Hiperaktif Melalui Metode
Sensory Integrative Therapy ” ditulis oleh Tin Suharmini 2004. Dari penelitian
tersebut dijelaskan bahwa metode sensory integrative therapy merupakan cara
untuk mengembangkan konsentrasi, mengontrol tingkah laku, dan melatih kemampuan sosial anak hiperaktif. Metode tersebut dikemas dalam tiga terapi
yaitu Pretend Play, Music Therapy, dan Behavior Modification. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan problem anak hiperaktif. Problem tersebut antara lain
problem motorik, problem perilaku sosial dan tidak mau diam, meledak-ledak, mendebat, dan tidak mau memenuhi perintah orang lain.
Penelitian yang ketiga yaitu “Visual, Auditori, Kinaesthetic Learning Styles
and Their Impact on English Language Teaching”, ditulis oleh Gilakjani 2012.
Tujuan penelitian untuk meningkatkan kesadaran fakultas dan memahami pengaruh dari gaya belajar dalam proses pengajaran. Penelitian tersebut
mengungkapkan setiap mahasiswa EFL Iran memiliki gaya belajar yang berbeda- beda. Ada tiga gaya belajar umum yang sudah dikenal secara umum yaitu gaya
belajar visual, auditori, dan kinestetik. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari seratus mahasiswa telah mengisi kuesioner untuk menentukan gaya belajar
mereka dan didapatkan bahwa 50 mahasiswa menyukai gaya belajar visual, 35 menyukai gaya belajar auditori, dan 15 menyukai gaya belajar kinestetik.
Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian pertama meneliti tentang persepsi guru terhadap anak
berkebutuhan khusus. Penelitian kedua meneliti tentang metode terapi yang akan dilakukan untuk anak hiperaktif. Dari penelitian tersebut juga disebutkan beberapa
permasalahan dari anak hiperaktif yaitu permasalahan motorik, perilaku, dan konsentrasi. Sedangkan penelitian yang ketiga meneliti tentang gaya belajar.
2.3. Kerangka Berpikir