2. Disiplin Kerja
Dalam uraian ini, penulis akan menguraikan pengertian kerja dan faktor-faktor penunjang disiplin kerja.
a. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi. Semua organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya
menuntut kedisiplinan para anggotanya. Menurut Henri Simamora 1995:565, disiplin kerja adalah
bentuk pengesahan dari karyawan, dan pelaksanaan yang teratur yang menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi.
Menurut Nitisemito 1992:199, kedisiplinan diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan
peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun lisan. Menurut Siswanto 1987:188, disiplin kerja adalah suatu
sikap menghormati, menghargai, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang telah diberikan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah ketaatan dan kepatuhan seseorang atau
sekelompok orang terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis serta mampu menerima sanksi apabila
melanggarnya. Disiplin kerja tidak hanya berkaitan dengan tata tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saja, tetapi erat hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan secara langsung dari mulai pedoman atau patokan dalam bekerja sampai
pencapaian hasil.
b. Faktor-Faktor Penunjang Kedisiplinan
Menegakkan kedisiplinan terhadap karyawan-karyawan dalam suatu perusahaan memang sulit diwujudkan. Untuk
mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka membina dan menegakkan kedisiplinan, perusahaan harus memahami betul
faktor-faktor yang dapat menunjang kedisiplinan. Pada dasarnya banyak faktor yang menunjang kedisiplinan
karyawan dalam suatu organisasi. Setidaknya ada delapan faktor yang dapat menunjang tingkat kedisiplinan Henri Simamora, 1995:566-
570: 1 Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, karena tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada
karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakan pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
disiplin karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan atau panutan oleh para bawahannya. Para pimpinan harus dapat memberikan
contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatannya. Maka diyakini bahwa jika seorang
pemimpin dapat berbuat seperti diatas, para bawahannya pun akan ikut baik, tetapi jika teladan pimpinan kurang baik kurang
disiplin, maka para bawahan pun akan ikut bekerja dengan seenaknya sendiri. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya
akan dicontoh dan diteladani bawahannya. 3 Kompensasi
Kompensasi sangatlah penting karena merupakan dorongan utama seseorang untuk bekerja, dan juga karena kompensasi yang
diberikan perusahaan kepada karyawan mempunyai kadar pengaruh yang tinggi terhadap disiplin kerja pada diri karyawan.
Setiap perusahaan atau organisasi manapun sebaiknya dapat menetapkan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang
diberikan karyawan, sehingga bukan saja menjamin terwujudnya tujuan pembinaan karyawan tetapi juga dapat menciptakan
karyawan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk kedepannya, selain itu juga untuk meningkatkan omset output produksi agar
semakin berpengaruh didalam perusahaan atau organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan uang
dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Kompensasi bukanlah upah meskipun upah merupakan bagian dari
kompensasi. Kompensasi selain berbentuk uang dapat pula dapat berupa fasilitas perumahan, tunjangan keluarga, fasilitas
kendaraan, asuransi kesehatan, dan lain-lain. 4 Keadilan
Pimpinan perusahaan harus dapat bersikap adil, karena keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan dalam
perusahaan. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa maupun pemberian hukuman akan
merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula,
jadi keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.
5 Waskat Pengawasan Melekat Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan adanya waskat berarti pimpinan atau atasan harus bersifat aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. Dalam hal ini pimpinan atau atasan
dituntut dapat mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bawahannya yang mengalami kesulitan atau masalah dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengawasan melekat ini efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan, Karena karywan merasa perhatian,
bimbingan, petunjuk, arahan dan pengawasan langsung dari atasan. Dilain pihak, dengan adanya waskat, atasan atau pimpinan
juga secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan dari setiap individu bawahannya, sehingga dari
penilaian setiap bawahan bersifat objektif atau transparan. Waskat menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan
dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan kebersamaan aktif antara bawahan dan atasan
terwujudlah kerjasama yang baik dan harmonis dalam perusahaan yang mendukung terbinanya kedisiplinan karyawan yang baik.
6 Sanksi Hukuman Sanksi hukuman dalam perusahaan sangatlah tepat untuk
dinyatakan, karena baik berat atau ringannya sanksi hukuman dapat langsung mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan.
Namun sanksi hukuman tersebut alangkah baiknya berupa hukuman yang sifatnya mendidik karyawan untuk mengubah
perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya wajar dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedsiplinan dalam perusahaan. Sanksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hukuman juga seharusnya tidak terlalu ringan atau terkalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik.
7 Ketegasan Atasan harus bersifat tegas karena ketegasan pimpinan
dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi yang telah ditetapkan. Jika pimpinan berani bertindak tegas
maka pimpinan itu akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demikian pimpinan atau atasan akan
memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. Tetapi jika sebaliknya, apabila seorang pemimpin kurang
tegas atau tidak berani menghukum karyawan yang tidak disiplin, sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan
sikap tidak disiplin karyawan akan semakin banyak karena para karyawan beranggapan bahwa peraturan dan sanksi hukuman tidak
berlaku lagi atau hanya bersifat formalitas. 8 Hubungan kemanusiaan
Di dalam suatu perusahaan hubungan kemanusiaan juga sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan.
Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal ataupun
horisontal diantara semua karyawannya agar terwujud lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan suasana kerja yang nyaman. Hal seperti ini akan membangkitkan motivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.
Sedangkan Alex S. Nitisemito 1992:200 menjelaskan tentang 6 enam hal menunjang kedisiplinan.
1 Kesejahteraan Dari tingkat kesejahteraan yang cukup, manusia dapat
hidup layak. Dengan kelayakan hidup ini para karyawan akan lebih tenang dalam menghadapi tugas-tugasnya, dan dengan
ketenangannya yang berbekal kesejahteraan tersebut diharapkan para karyawan akan lebih berdisiplin.
2 Ancaman Untuk penegakkan kedisiplinan perlu adanya ketegasan
bagi mereka yang indisipliner. Di sini berarti ancaman tidak dapat dilakukan sendiri untuk menegakkan kedisiplinan, karena
kedisiplinan sebenarnya merupakan kebiasaan, maka ancaman yang diberikan bukanlah suatu hukuman tetapi lebih ditekankan
agar mereka melaksanakan kebiasaan atau tugas-tugas dengan lebih baik dianggap baik.
3 Ketegasan Suatu ancaman atau sanksi hukuman yang tidak
dilaksanakan dengan tegas dan konsekuen justru akan lebih buruk akibatnya. Jika suatu pelanggaran dilakukan tanpa adanya suatu
tindakan atau membiarkan pelanggaran itu terjadi berlarut-larut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan mengakibatkan karyawan menganggap bahwa sanksi yang diberikan hanyalah ancaman kosong belaka atau hanya untuk
semata-mata menakuti karyawannya tetapi tanpa adanya tindakan. Kalau dibiarkan terus, mereka akan berani melanggar lagi karena
tidak ada tindakan-tindakan yang tegas. 4 Partisipasi
Dengan memasukkan unsur partisipasi dari karyawan maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman
hukuman adalah hasil dari persetujuan bersama. Misalnya: suatu perusahaan ingin melaksanakan kedisiplinan yaitu agar setiap
karyawan datang tepat pada waktunya, disini pimpinan juga mengemukakan arti pentingnya masuk tepat pada waktunya bagi
kemajuan perusahaan tersebut. Jika perusahaan berhasil memasukkan unsur partisipasi
dalam peraturan yang mencantumkan ancaman hukuman, maka kecenderungan mereka akan lebih konsekuen dalam
melaksanakannya. Di samping itu juga perusahaan tidak bertindak secara dictator atau sewenang-wenang dalam membuat peraturan.
5 Tujuan dan Kemampuan Dalam perusahaan untuk memajukan kedisiplinan bukan
hanya sekedar untuk aturan penegakkan kedisiplinan saja tetapi juga dapat sebagai penunjang untuk tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Kedisiplinan yang ditumbuhkan atau ditegakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
haruslah sesuai dengan kemampuan dari para karyawan. Jadi di sini perusahaan harus meneliti terlebih dahulu peraturan yang akan
dikeluarkan, mungkinkah peraturan yang akan dikeluarkan ini sesuai dengan kemampuan karyawan atau tidak.
6 Teladan Pemimpin Teladan pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam menegakkan kedisiplinan, sebab pimpinan merupakan panutan dan sorotan dari bawahannya. Dengan contoh penegakkan
kedisiplinan diatas, bila suatu perusahaan ingin menegakkan kedisiplianan agar para karyawan datang tepat pada waktunya,
maka hendaknya diusahakan agar pimpinan juga datang tepat pada waktunya, terutama pimpinan yang langsung berhubungan dengan
para karyawan. Dengan teladan yang demikian maka dapat diharapkan para karyawannya akan dapat lebih berdisiplin, bukan
sekedar takut akan hukuman, akan tetapi terlebih karena segan kepada pimpinannya yang datang selalu tepat pada waktunya.
c. Pendisiplinan Karyawan