36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menurut Bogdan dan Taylor 1975: 5, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong, 2009: 4.
Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan jawaban siswa yang melakukan kesalahan, baik yang diketahui dari hasil tes diagnostik
maupun hasil wawancara. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa.
B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. SMP BOPKRI 1 Yogyakarta beralamat di Jalan Mas Suharto
No. 48 Yogyakarta. Siswa yang diteliti berjumlah 20 orang, siswa laki-laki sebanyak 7 orang sedangkan siswa perempuan sebanyak 13 orang.
Para siswa di sekolah ini secara keseluruhan siswa di sekolah ini berasal dari kalangan menengah. Sekolah ini bersama dengan para
siswanya pernah meraih berbagai prestesi antara lain Juara III tingkat Yogyakarta untuk Lomba Perpustakaan pada tahun 2007, Juara III tingkat
Yogyakarta untuk Kontes Roket Air pada tahun 2009, dan Juara I tingkat Provinsi DIY untuk Balap Sepeda Pemula pada tahun 2011, serta masih
banyak prestasi lain yang didapatkan oleh sekolah dan para siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 20122013 yaitu bulan Maret dan April. Tempat penelitian dilaksanakan di
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Sekolah ini memiliki 11 ruang kelas. Saat ini jumlah siswa yang ada
di sekolah ini sebanyak 261 orang. Sekolah ini memiliki 21 guru yang 4 orang diantaranya merupakan guru matematika.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill dalam pembelajaran pada pokok bahasan
jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. 2.
Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
D. Instrumen Penelitian
1. Tes Diagnostik
Tes diagnostik yaitu tes yang dilaksanakan untuk menemukan ataupun mengetahui kelemahan, kesulitan dan sebagainya yang dialami
seorang anak Abdul Rachman Abror, 1993: 170. Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan,
dikatakan bahwa hasil tes diagnostik yang mengandung kesalahan- kesalahan yang menunjukkan adanya kesulitan belajar dapat digunakan
sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa sebenarnya, termasuk kesulitan-kesulitan belajar. Tes
diagnostik yang digunakan berupa tes matematika uraian sebanyak 15 soal. Soal dibuat oleh peneliti sendiri, namun tidak menutup kemungkinan
mengadopsi dari berbagai sumber. Melalui tes diagnostik ini diharapkan dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa dan kesalahan yang dilakukan
siswa. Kisi-kisi sebaran soal dalam tes diagnostik disesuaikan dengan
indikator pencapaian hasil belajar menurut Kurikulum KTSP. Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan,
pemahaman, dan aplikasi Putu Eka, 2005: 73. Berikut ini kisi-kisi sebaran soal pada tes diagnostik berdasarkan beberapa sub pokok bahasan.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Sebaran Soal Tes Diagnostik Berdasarkan Sub Pokok
Bahasan Kompetensi
Dasar Sub Pokok
Bahasan Indikator
Ranah Kognitif Banyak
Soal Ingatan
Pemahaman Aplikasi
5.2. Membuat
jaring-jaring kubus,
balok, prisma dan
limas Jaring-jaring
Kubus dan
Balok Memahami
pengertian jaring-jaring
kubus dan balok
I
No. 1, 2 -
-
12
Menentukan jaring-jaring
kubus dan balok
- II
No. 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10 -
5.3. Menghitung
luas permukaan
dan volume kubus,
balok, prisma dan
limas Luas
Permukaan Kubus
dan Balok
Menentukan dan
menghitung luas
permukaan kubus dan
balok -
- III
No. 1, 2, 3
3
Dalam penyusunan tes diagnostik ini peneliti menyusun tiap butir soal lalu berkonsultasi dengan guru untuk disesuaikan dengan indikator
yang harus dicapai siswa dalam silabus. Tes diagnostik ini bersifat menggali kemampuan pemahaman siswa. Oleh karena itu, tes diagnostik
yang disusun berupa soal uraian agar peneliti dapat menganalisis langkah- langkah pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan Suharsimi Arikunto, 2006: 227. Pedoman wawancara akan disusun dengan melihat hasil dari tes
diagnostik yang sebelumnya telah dikerjakan oleh siswa. Subyek
penelitian yang diwawancarai diambil dari beberapa siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah.
Wawancara juga dilakukan setelah melakukan tes hasil belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui manfaat pembelajaran menggunakan
program Cabri 3D dengan penerapan metode drill yang dirasakan siswa. Subyek penelitian yang diwawancarai sama dengan subyek wawancara
sebelumnya.
3. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran digunakan pada pengajaran di kelas yang bertujuan memperdalam pengetahuan yang dimiliki siswa. Sebelum
melaksanakan pengajaran, peneliti terlebih dahulu mendiagnosis kesalahan yang dilakukan siswa yang terlihat dari hasil tes diagnostik, kemudian
mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang serupa. Pengajaran di kelas dilaksanakan selama 3 pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit secara klasikal. Pada pertemuan pertama, pembelajaran dimulai dengan membahas tiap sub pokok bahasan yaitu jaring-jaring
kubus dan balok, serta luas permukaannya. Dalam pembelajaran ini, peneliti memanfaatkan program Cabri 3D. Siswa diajak untuk memahami
kembali konsep matematika pada tiap sub pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya dengan melakukan diskusi
bersama teman sebangku. Kemudian peneliti memberikan latihan dan siswa mengerjakan bersama dengan teman sebangkunya. Peneliti
mengajak siswa untuk membahas pekerjaan siswa dengan diskusi kelas.
Selanjutnya penerapan metode driil pada latihan soal dilakukan pada dua pertemuan selanjutnya.
4. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar disusun dengan menyesuaikan tes diagnostik yang sebelumnya telah diberikan. Tes ini diberikan dengan tujuan untuk
mengukur dan mengetahui perbandingan pemahaman dari nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pengajaran menggunakan program
Cabri 3D dengan penerapan metode drill.
E. Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
validitas instrumen terpisah dalam 2 bentuk, yaitu validitas logis yang terdiri dari validitas isi content validity dan validitas konstruk
construct validity, validitas empiris yang terdiri dari validitas criteria atau
dikenal sebagai validitas kesamaan waktu concurrent validity dan validitas peramalan predictive validty. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang
digunakan yaitu validitas isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang digunakan untuk mengukur
Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2006: 404. Dalam menyusun instrumen penelitian sangat dipertimbangkan ketepatan
isi instrumen, agar alat ukur ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menjamin validitas instrumen penelitian, maka peneliti perlu
menyusun kisi-kisi Suharsimi Arikunto, 2006: 162-163. Oleh karena itu,
sebelumnya telah disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan silabus yang digunakan.
Analisis tiap butir pertanyaan dalam instrumen dikonsultasikan kepada yang berkompeten yaitu guru bidang studi matematika dan dosen
pembimbing. Butir-butir pertanyaan yang kurang sesuai dengan silabus akan direvisi atau diganti, sehingga tiap butir pertanyaan dalam instrumen benar-
benar sesuai dengan setiap indikator yang mengukur kemampuan siswa. Berdasarkan konsultasi dengan guru dan dosen ada beberapa soal yang
direvisi. Soal-soal yang direvisi yaitu menyangkut struktur kalimat soal yang dianggap kurang tepat. Siswa akan mengalami kesulitan memahami soal jika
kalimat yang digunakan terlalu panjang. Oleh karena itu, perlu digunakan kalimat yang sederhana dan jelas, sehingga siswa mampu menangkap maksud
soal dengan benar. Selain itu, peneliti juga mengunakan validitas butir soal untuk
mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan. Soal yang akan digunakan diujicobakan terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan validitas butir soal
menggunakan korelasi Product Moment-Pearson, dengan rumus sebagai berikut ini:
= �
− �
2
−
2
�
2
−
2
Suharsimi Arikunto, 2009: 72
Keterangan: = angka indeks koefisien korelasi antara variabel dan variabel
� = banyaknya subjek uji coba = skor jawaban tiap item soal instrumen penelitian yang diperoleh
masing-masing siswa i = 1,2,3,4,5, … .
= total skor yang diperoleh masing-masing siswa. Koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan pedoman
dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi
�
�
Interpretasi
0,80 ≤ 1,00
Sangat tinggi 0,60
≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ 0,60
Cukup sedang 0,20
≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ 0,20
Sangat rendah
Suharsimi Arikunto, 2009: 75
F. Bentuk Data