Pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode Drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester 2.

(1)

PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DENGAN PENERAPAN METODE DRILL PADA POKOK BAHASAN JARING-JARING KUBUS

DAN BALOK, SERTA LUAS PERMUKAANNYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER 2

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: Stefanus Wikaryawan

NIM: 091414041

PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DENGAN PENERAPAN METODE DRILL PADA POKOK BAHASAN JARING-JARING KUBUS

DAN BALOK, SERTA LUAS PERMUKAANNYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER 2

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: Stefanus Wikaryawan

NIM: 091414041

PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Ketika kita bersyukur, kita harus ingat bahwa apresiasi tertinggi adalah bukan sekedar kata-kata, tapi hidup dengan

rasa syukur itu”.

“When we express our gratitude, we must never forget that the highest appreciation isn’t to utter words, but to live by them“.

(John F. Kennedy)

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku kepada:

Tuhan Yesus atas segala rahmat yang Engkau berikan,

Bapak, ibu, ke dua kakakku tersayang,

Seseorang yang berarti dalam hidupku, serta sahabat dan teman-temanku.

Kalian adalah anugerah terindah dalam hidupku.


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Peneliti


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Stefanus Wikaryawan

Nomor Mahasiswa : 091414041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DENGAN PENERAPAN METODE DRILL PADA POKOK BAHASAN JARING-JARING KUBUS

DAN BALOK, SERTA LUAS PERMUKAANNYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER 2

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap memcantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakrta

Pada Tanggal: 25 Juli 2013 Yang menyatakan


(8)

vii

ABSTRAK

Pemanfaatan Program Cabri 3D Dengan Penerapan Metode Drill Pada Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus Dan Balok, Serta Luas Permukaannya

Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2

Stefanus Wikaryawan Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui manfaat pembelajaran dengan penggunaan program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya, (2) untuk mengetahui manfaat penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII, dan (3) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII setelah pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 20 siswa.

Pengumpulan data dilakukan dengan tes diagnostik, tes hasil belajar, dan wawancara dengan siswa, yang berkaitan tentang jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Tes diagnostik dan tes hasil belajar berupa pertanyaan uraian, sedangkan wawancara dilakukan setelah tes diagnostik dengan perekam suara. Hasil dari tes diagnostik dan wawancara dianalisis, ditranskrip, dan dideskripsikan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, serta mencari faktor penyebabnya. Data yang diperoleh dari tes hasil belajar digunakan untuk membandingkan pemahaman siswa pada tes diagnostik, yang sebelumnya telah dilakukan pengajaran menggunakan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 90% siswa mengalami peningkatan terhadap hasil belajarnya, 10% siswa nilainya tetap, dan tidak ada siswa yang nilainya turun. Meningkatnya hasil belajar siswa juga dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas yang sebelumnya 53,5 menjadi 77,9 sehingga terjadi peningkatan sebesar 24,4. Sehingga pembelajaran melalui pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Cabri 3D, Metode Drill, Hasil Belajar Siswa, Jaring-jaring Kubus dan Balok, serta Luas Permukaannya.


(9)

viii

ABSTRACT

The Utilization of Cabri 3D Program with the Implementation of Drill Method on the Topic of Cube and Cuboid Nets, and the Surface Area of

Cube and Cuboid in Order to Increase Students’ Learning Result Grade VIII Semester 2

Stefanus Wikaryawan Sanata Dharma University

2013

The purposes of the research were (1) to know the advantages of learning cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid by using Cabri 3D

program towards students’ understanding grade VIII on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid, (2) to know the advantages of the application drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid in order to increase students’ learning result

grade VIII, and (3) to know the improvement of students’ learning result grade

VIII after utilizing Cabri 3D program with the implementation of drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid. This research used descriptive qualitative and quantitative. The subject of the research was students grade VIII A of Junior High School BOPKRI 1 Yogyakarta. There were 20 students as the subject of the research.

The data gathered was done by using diagnostic test, learning result test, and interview to the students about cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid. Diagnostic and learning result test consisted of essay questions, and the interview to the students was done after conducting diagnostic test with the recording. The result of diagnostic and interview was analyzed, transcripted,

and described to know the students’ error and to look for the cause of the students’

error. The data gathered which was collected from learning result test was used to

compare students’ understanding of diagnostic test in which teaching activity was

done before by using Cabri 3D program with the implementation of drill method.

The result of the research showed that 90% students’ learning result were

increased, 10% students’ learning result were constant, and no students had

decrease learning result. The increasing of students learning result could be seen by seeing the class average. At the first time, the class average was 53.5. Finally, the class average became 77.9. It meant that the class average increased 24.4. Those results showed that teaching learning through Cabri 3D program with the implementation of drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid could increase students’ learning result.

Key words : Cabri 3D, Drill Method, Students’ Learning Result, Cube and Cuboid Nets, and the Surface Area of Cube and Cuboid.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan limpahan rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul

“Pemanfaatan Program Cabri 3D Dengan Penerapan Metode Drill Pada

Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus Dan Balok, Serta Luas Permukaannya Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2”

dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakata.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penuntasan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Pogram Studi

Pendidikan Matematika.

4. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan semangat, bimbingan, dorongan, dan saran yang sangat

berharga dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sukami selaku Kepala SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah


(11)

x

6. Bapak Drs. Adi Undang M. selaku guru pembimbing matematika SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan

kesempatan dalam melakukan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang

mau bekerjasama saat penelitian berlangsung.

8. Segenap dosen JPMIPA, khususnya dosen-dosen Program Studi

Pendidikan Matematika yang telah mendidik, membagi pengetahuan, dan

pengalaman yang sangat bermanfaat kepada penulis.

9. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan, keramahan,

dan kerjasamanya selama penulis menempuh kuliah hingga selesainya

skripsi ini.

10. Bapak dan ibuku tercinta, Marcelinus Widarta dan Anak Agung Rai

Kartika, atas doa, cinta, kasih sayang, nasehat, dan semangat yang

diberikan selama ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi hadiah kecil yang

membanggakan.

11. Kakak-kakakku, Yakobus Wikaryono dan Basilius Agung Wikaryanto,

atas doa, dukungan, semangat, dan cinta yang diberikan.

12. Christina Rinanda, atas doa dan semangat yang diberikan selama ini.

13. Teman-teman PMAT 2009 dan teman-teman satu kelompok bimbingan,

serta sahabat-sahabatku Santhi, Etus, Wibi, Blur, Anton, Ana, dan Ine,

terimakasih atas kerjasama, doa, semangat, dan bantuannya selama ini.


(12)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dalam

skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari

pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan

dan bermanfaat bagi segenap pembaca.

Yogyakarta, 25 Juni 2013


(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Batasan Istilah ... 5


(14)

xiii

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar ... 10

B. Faktor Penyebab Kesalahan ... 17

C. Jenis-jenis Kesalahan ... 19

D. Drill ... 23

E. Media Pembelajaran ... 25

F. Jaring-jaring Kubus dan Balok, serta Luas Permukaannya ... 27

G. Cabri 3D ... 30

H. Kerangka Berpikir ... 34

I. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Instrumen Penelitian... 38

E. Validitas Instrumen Penelitian ... 41

F. Bentuk Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44


(15)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Pelaksanaan Penelitian ... 48

B. Deskripsi Data ... 53

C. Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 112


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peralatan yang digunakan dalam Cabri 3D ... 32

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Sebaran Soal Tes Diagnostik Berdasarkan Sub Pokok Bahasan ... 39

Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi ... 43

Tabel 4.1 Nilai Tes Diagnostik Siswa Kelas VIII A ... 53

Tabel 4.2 Analisis Tes Diagnostik ... 55

Tabel 4.3 Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Tes Diagnostik ... 80

Tabel 4.4 Faktor Penyebab Kesalahan Siswa... 91

Tabel 4.5 Nilai dari LKS Siswa Kelas VIII A... 92

Tabel 4.6 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A... 93

Tabel 4.7 Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Tes Hasil Belajar ... 94

Tabel 4.8 Nilai Tes Diagnostik Dan Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A ... 99

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A... 101

Tabel 4.10Perbandingan Hasil Belajar Siswa S18 dan S19 ... 106


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bentuk Jaring-jaring Kubus ... 27

Gambar 2. Bentuk Jaring-jaring Balok ... 28

Gambar 3. Kubus dan Jaring-jaringnya ... 29

Gambar 4. Balok dan Jaring-jaringnya ... 29

Gambar 5. Tampilan awal program Cabri 3D ... 31

Gambar 6. Contoh jaring-jaring kubus dan balok dengan Cabri 3D ... 33

Gambar 7. Luas permukaan kubus dengan Cabri 3D ... 33

Gambar 8. Luas permukaan balok dengan Cabri 3D... 34

Gambar 9. Langkah Pembentukan jaring-jaring kubus program Cabri 3D ... 50

Gambar 10. Langkah Pembentukan jaring-jaring balok program Cabri 3D ... 51


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Remedial. ... 117

Lampiran 2. Tes Uji Coba. ... 123

Lampiran 3. Uji Validitas Butir Soal Kelas VIII B ... 130

Lampiran 4. Tes Diagnostik ... 134

Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Diagnostik ... 145

Lampiran 6. Tes Hasil Belajar ... 150

Lampiran 7. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 161

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 166

Lampiran 9. Lembar Jawaban Siswa ... 170

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 233

Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 234


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran matematika, banyak hal yang mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa. Pada dasarnya setiap anak memiliki cara

belajarnya yang tidak sama. Demikian pula dalam memahami

konsep-konsep abstrak, setiap anak memiliki cara yang berbeda pula.

Menurut Marpaung, belajar matematika berarti mempelajari

struktur. Mempelajari struktur berarti ada kaitannya dengan nama-nama

unsur dan hubungan antar unsur. Materi-materi ajar yang dipelajari dari

buku-buku ajar ternyata sangat abstrak bagi siswa-siswa di Indonesia

sehingga mereka sulit memahaminya. Akhirnya mereka hanya

menghafalkan konsep-konsep, sifat-sifat, aturan-aturan tanpa

memahaminya dan mereka tidak melihat maknanya (Marpaung: 2001).

Kenyataan ini mengakibatkan pemahaman siswa cenderung dangkal pada

materi pelajaran matematika yang mereka pelajari.

Dalam hal ini dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang kreatif,

efektif, dan efisien sehingga materi yang yang dianggap sulit oleh siswa

dapat dipahami lebih mudah melalui pembelajaran yang menyenangkan

tapi bermakna.

Peneliti melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah, serta


(20)

wawancara, diketahui bahwa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki

jumlah siswa 261 orang. Sekolah ini memiliki ruang kelas sebanyak 11

ruangan yang sudah terdapat LCD. Selain itu juga terdapat beberapa

fasilitas yang memadai yaitu halaman untuk olahraga, perpustakaan, ruang

multimedia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium

IPA, ruang guru, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang UKS, dan

koperasi sekolah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi

matematika mengenai materi pembelajaran yang dianggap siswa sulit

dipahami dan dari hasil wawancara didapat bahwa materi tentang bangun

ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang dianggap cukup sulit.

Pada pembelajaran bangun ruang sisi datar khususnya dalam menentukan

jaring-jaring, serta luas permukaan kubus dan balok, siswa sering kali

merasa kesulitan apabila harus belajar dengan hanya melihat dari buku

saja. Siswa cenderung hanya menghafalkan rumus-rumus yang berkaitan

dengan materi tersebut. Siswa juga tidak dapat mengerti secara jelas

karena mereka hanya dapat membayangkan benda yang mereka pelajari.

Oleh sebab itu, diperlukan alat yang dapat membantu siswa dalam

pembelajaran sehingga materi yang mereka pelajari dapat dengan mudah.

Salah satu satu alat yang dapat digunakan untuk membantu

pemahaman siswa pada pembelajaran bangun ruang sisi datar adalah

penggunaan software Cabri 3D. Cabri 3D adalah perangkat lunak


(21)

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri

dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik

(Accascina dan Rogora: 2006). Cabri 3D tidak hanya digunakan sebagai

software yang mempresentasikan matematika secara geometri tetapi juga

dapat digunakan secara umum untuk membangun kemudahan

bermatematika dengan memunculkan bentuk-bentuk yang menyerupai

keaslian dari berbagai model. Software ini memberikan kemudahan bagi

siswa dan guru untuk mengeksplorasi berbagai bentuk dan model geometri

khususnya pada kubus dan balok yang akan ditentukan jaring-jaring dan

luas permukaannya. Dengan begitu diharapkan siswa lebih aktif dan

pembelajaran yang cenderung ke text oriented menjadi berkurang.

Konsep yang sudah tertanam saat pembelajaran menggunakan

Cabri 3D ini, digunakan dalam menyelesaikan soal-soal latihan yang

abstrak. Latihan-latihan diperlukan untuk keterampilan, kemahiran, dan

spontanitas penguasaan hasil belajar. Oleh karena itu metode drill

digunakan dalam latihan-latihan soal. Metode drill adalah metode latihan

pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau

keterampilan dari apa yang telah dipelajari (Nana Sudjana: 1989).

Diharapkan dengan menggunakan metode drill ini menjadi suatu

pembiasaan yang dilakukan siswa sehingga konsep pembelajaran yang

sudah baik akan lebih baik pula apabila diimbangi dengan latihan soal


(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Masih ada siswa yang belum menguasai konsep tentang materi

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Hal ini dikarenakan

siswa cenderung menghafal sehingga cepat lupa.

2. Sering kali siswa kesulitan belajar tanpa adanya media/alat peraga yang

sesuai dengan materi pelajaran.

3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih tergolong

tradisional karena hanya belajar dari buku.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah, penulis

melakukan pembatasan masalah antara lain:

1. Penelitian dilakukan di kelas VIII A semester 2 di SMP BOPKRI 1

Yogyakarta.

2. Materi pelajaran yang dijadikan penelitian adalah jaring-jaring kubus

dan balok, serta luas permukaannya.

3. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di

atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan program Cabri 3D dalam membantu

pemahaman siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus

dan balok, serta luas permukaannya?

2. Bagaimana penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring

kubus dan balok, serta luas permukaannya guna meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VIII?

3. Apakah dengan pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan

metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada

pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya?

E. Batasan Istilah

1. Jaring-jaring Kubus

Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang jika

dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk

kubus, tetapi tidak boleh ada bidang rangkap atau bertumpuk. Dengan

demikian tidak semua rangkaian 6 buah persegi merupakan


(24)

2. Jaring-jaring Balok

Diambil dari Wikipedia Indonesia, jaring-jaring balok

merupakan rangkaian yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau

persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di antaranya

berukuran berbeda yang dapat membentuk balok.

3. Luas Permukaan Kubus atau Balok

Luas Permukaan adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang)

bangun ruang tersbut (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2006: 145).

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar

dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan (Soedijarto 1997: 49).

5. Cabri 3D

Cabri 3D adalah perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat

digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa

kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga

(geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik (Accascina

dan Rogora: 2006).

6. Metode Drill

Metode drill adalah metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah


(25)

7. Pemanfaatan Program Cabri 3D dengan Penerapan Metode Drill Pada Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus dan Balok, Serta Luas Permukaannya

Jadi pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode

drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya adalah suatu pemanfaatan perangkat lunak

dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk

mengatasi beberapa kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri

dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik,

serta metode latihan pada umumnya yang digunakan untuk memperoleh

suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari

berhubungan dengan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manfaat pembelajaran dengan penggunaan

program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa kelas VIII pada pokok

bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya.

2. Untuk mengetahui manfaat penerapan metode drill pada pokok

bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya guna


(26)

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII setelah

pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada

pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru dalam memilih

media yang tepat untuk menanamkan konsep yang benar pada siswa,

sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang berdampak pada

pemberian materi selanjutnya dan melakukan upaya untuk

mengurangi munculnya kesalahan-kesalahan tersebut.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberi pengalaman baru

tentang media yang mudah untuk membantu mempelajari geometri

ruang khususnya kubus dan balok.

3. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui manfaat

penggunaan program Cabri 3D dalam pembelajaran sehingga kelak

saat menjadi guru, peneliti sudah mempunyai bekal untuk


(27)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan

istilah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Berisi tentang landasan teori yang digunakan oleh peneliti.

Bab III Berisi tentang metode penulisan, jenis penelitian, subyek,

waktu, dan penelitian, variabel penelitian, instrumen

penelitian yang digunakan, validitas instrumen penelitian,

bentuk data, teknik analisis data, dan prosedur pengumpulan

data.

Bab IV Berisi tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan

pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh.


(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar 1. Definisi

MenurutGagne (1977) yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto dalam

bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran berpendapat bahwa belajar

adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan

kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai, dan perubahan

kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai

jenis kinerja.

Ronald Gross (1991, dalam Suyono dan Hariyanto: 2011) telah

mengidentifikasi 6 mitos tentang belajar, antara lain:

a. Belajar itu membosankan, merupakan kegiatan yang tidak

menyenangkan.

b. Belajar hanya terkait dengan materi dan keterampilan yang diberikan

sekolah.

c. Pembelajar harus pasif, menerima dan mengikuti apa yang diberikan

guru.

d. Di dalam belajar, si pembelajar dibawah perintah dan aturan guru

e. Belajar harus sistematis, logis, dan terencana.


(29)

Mitos semacam itu timbul karena dilandasi fakta, banyak praktik

pembelajaran di sekolah yang menunjukkan pelaksanaan hal-hal tersebut.

Oleh sebab itu, harus diciptakan suasana agar belajar di sekolah

berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar a. Dari Siswa

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat,

juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pemngetahuan, khususnya yang disajikan di kelas

(Muhibbin Syah, 2004: 145). Daya pendengaran dan penglihatan

siswa yang rendah, umpamanya, akan akan menyulitkan sensor

register dalam menyerap item-item informasi yang bersifat echoic

dan iconic (gema dan citra). Akibat negatifnya selanjutnya adalah

terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori


(30)

2) Aspek Psikologis

a) Tingkat Inteligensi (Kecerdasan)

Secara umum intelegensi sering disebut kecerdasan, sehingga

orang yang memiliki intelegensi tinggi sering disebut pula sebagai

orang cerdas atau jenius (Suharnan, 2005: 345).

Solso (dalam Suharnan, 2005: 346) mendefnisikan

intelegensi sebagai kemampuan memperoleh dan menggali

pengetahuan, menggunakan pengetahuan untuk memahami

konsep-konsep konkret dan abstrak, dan menghubungkan di antara

obyek-obyek dan gagasan-gagasan, menggunakan pengetahuan

dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau

efektif.

b) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya

bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga

faktor-faktor non-intelektual, termasuk salah satunya ialah motivasi. Oleh

sebab itu, motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan

daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu

tujuan (Winkel, 1987: 92, dalam Abdul Rachman Abror, 1993:


(31)

Menurut Cecco (1968: 159, dalam Abdul Rachman Abror,

1993: 115), ada empat fungsi motivasi dalam proses

belajar-mengajar, yaitu: (1) fungsi membangkitkan – mengajak siswa belajar, (2) fungsi harapan – apa yang harus bisa ia lakukan setelah berakhirnya pengajaran (kapabilitas baru), (3) fungsi insentif

memberikan hadiah pada prestasi yang akan datang, dan (4) fungsi

disiplin – menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang menyimpang.

c) Sikap

Sikap (attitude) merupakan keadaan batiniah, bukan

merupakan pernyataan lahiryah (overt expression), merupakan

kecenderungan dan kesiapan untuk bertindak atau merespon,

bukannya merupakan tindakan atau respon itu sendiri (Abdul

Rachman Abror, 1993: 107-108).

Oleh karena itu, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap

suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.

Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai

dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah

berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai,

peristiwa, dan sebagainya (Bruno, 1987, dalam Muhibbin Syah,


(32)

d) Bakat

Menurut Chaplin (1972, dalam Reber: 1988) yang di kutip

oleh Muhibbin Syah (2004), bakat (aptitude) adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang. Secara global bakat mitu mirip

dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang

berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very

superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat

(Muhibbin Syah, 2004: 150).

e) Minat

Minat siswa terhadap bidang pelajaran apapun tidak dapat

dipisahkan dari bakat nyata dalam bidang tersebut. Kalau pelajaran

itu dipelajari dan dikaji secara terus menerus, niscaya bisa

menghasilkan kecakapan yang lebih besar disertai dengan

bertambahnya minat, bukan hanya terhadap bidang itu sendiri

tetapi juga terhadap bidang-bidang yang lain yang berhubungan

(Abdul Rachman Abror, 1993: 113).

b. Dari Guru

Proses pembelajaran di kelas yang diberikan oleh guru dapat

berpengaruh pada proses belajar siswa. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk memberikan pembelajaran yang semenarik mungkin untuk


(33)

Susento (2007) menjelaskan dalam makalahnya tentang Strategi

Pembelajaran Matematika SMA bahwa pendekatan pembelajaran

adalah gagasan tentang pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan

pada teori belajar tertentu. Ada 4 macam pendekatan pembelajaran

matematika yaitu sebagai berikut.

1) Pendekatan Konvensional

Meniru pendekatan konvensional, belajar matematika sama

artinya dengan meniru cara guru mengerjakan soal dan menghafal

konsep/rumus/prosedur/aturan. Pembelajaran matematika dengan

pendekatan konvensional dilaksanakan oleh guru dengan

langkah-langkah seperti, memberikan penjelasan, pemberian contoh, latihan

soal dan ulangan.

2) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

3) Pendekatan Berbasis Masalah

Pendekatan berbasis masalah adalah konsep pembelajaran

yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang


(34)

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih

realistik.

4) Pendekatan Kooperatif

Pendekatan kooperatif adalah konsep pembelajaran yang

membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa

yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan

memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama

lain.

3. Pembelajaran

Diambil dari Wikipedia Indonesia dipaparkan definisi pembelajaran

yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar

dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

4. Hasil Belajar

Menurut Soedijarto (1997: 49), mendefinisikan hasil belajar adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program

belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Menurut Howard Kingsley yang di kutip oleh Nana Sudjana (1989: 45),


(35)

dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita,

yang masing-masing golongan dapat di isi dengan bahan yang ada pada

kurikulum sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar adalah perubahan tingkah

laku siswa secara keseluruhan setelah mengikuti rangkaian proses belajar.

B. Faktor Penyebab Kesalahan

Menurut C. Ross dan Julian Stanley (dalam Entang, 1981: 3) faktor

penyebab kesulitan siswa dapat timbul dari dua hal, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah faktor

internal. Seperti yang dipaparkan Entang (1981: 4), faktor internal yaitu faktor

yang berada dan terletak pada diri murid itu sendiri. Salah satunya mungkin

disebabkan oleh kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensi, atau

kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui tes tertentu.

Marpaung (1986, dalam Bernadetta Retno Haryani, 2008: 10)

mengatakan bahwa kognitif adalah sesuatu yang bersifat internal, sesuatu yang

tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, kognitif dapat

digolongkan sebagai salah satu faktor internal yang menyebabkan kesalahan

yang dilakukan oleh siswa. Menurut Marpaung, ada 9 kemampuan mental

yang harus dikuasai oleh siswa yaitu:

1. Kemampuan Membandingkan

Kemampuan membandingkan adalah kemampuan untuk melihat kesamaan


(36)

2. Kemampuan Mengatur

Kemampuan mengatur adalah kemampuan untuk menaati aturan-aturan

yang ada dalam matematika.

3. Kemampuan Melakukan Abstraksi

Kemampuan melakukan abtraksi adalah kemampuan untuk melihat

kesamaan pokok dan mengabaikan perbedaan-perbedaan atau sifat-sifat

yang tidak mendasar. Untuk mencapai kemampuan ini siswa harus

mempunyai tingkat operasional formal tentang pendewasaan mental. Jika

seorang anak gagal melakukan pendewasaan mental, kemungkinan anak

akan banyak mengalami masalah dalam pemahaman konsep-konsep

matematika secara umum.

4. Generalisasi

Generalisasi adalah suatu proses memperoleh sifat yang sama yang

dimiliki oleh sejumlah obyek berdasarkan pengamatan terhadap himpunan

bagian dari obyek tersebut. Dalam konteks sehari-hari, generalisasi sering

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menarik kesimpulan dari

khusus ke umum.

5. Kemampuan Klasifikasi

Kemampuan klasifikasi adalah kemampuan menggolongkan obyek atau

menetapkan hubungan antar-kelas.

6. Kemampuan Konkritisasi atau Partikulasi

Kemampuan konkritisasi atau partikulasi adalah kemampuan mentransfer


(37)

7. Kemampuan Formalisasi

Kemampuan formalisasi adalah kemampuan untuk melihat bentuk dan

berpikir secara formal dan menghilangkan makna atau konteks untuk

memperoleh sesuatu yang lebih abstrak.

8. Kemampuan Analogisasi

Kemampuan analogisasi adalah kemampuan untuk melihat hubungan yang

sama atau sifat yang sama dalam dua situasi yang berbeda.

9. Kemampuan Representasi

Kemampuan representasi meliputi kemampuan untuk merepresentasikan

ide-ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi enaktif, ikonik, dan

simbolik. Modus enaktif adalah salah satu cara merepresentasikan ide atau

pengetahuannya melalui aktivitas, perbuatan dan benda-benda konkrit.

Merepresentasikan ide dalam modus ikonik dapat diwujudkan melalui

gambar, skema, bagan, grafik, dan sejenisnya. Sedangkan representasi

dalam modus simbolik dilakukan melalui lambang-lambang atau

simbol-simbol.

C. Jenis-jenis Kesalahan

Nitsa Movshovitz-Hadar, Orit Zaslavsky, dan Shlomo Inbar (1987)

mengklasifikasikan jenis kesalahan siswa yang dilihat dari tes hasil belajar

siswa yang dilakukan dalam mengerjakan soal terkait. Jenis-jenis


(38)

1. Kesalahan Data.

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan

dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang

dikutip oleh siswa. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:

a. Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

b. Mengabaikan data penting yang diberikan.

c. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

d. Mengganti informasi yang tidak sesuai dengan teks yang

sebenarnya.

e. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah.

f. Salah menyalin soal.

2. Kesalahan Menginterprestasikan Bahasa.

Yang termasuk dalam kategori jenis kesalahan ini adalah :

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk matematika dengan

arti yang berbeda.

b. Menulis simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya

berbeda.


(39)

3. Kesalahan Menarik Kesimpulan.

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan didalam menarik

kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari

kesimpulan sebelumnya, yaitu :

a. Dari pernyataan bentuk implikasi p q , siswa menarik

kesimpulan sebagai berikut :

i. Bila q diketahui terjadi, maka pasti p terjadi

ii. Bila p diketahui salah, maka q pasti juga salah

b. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q

sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian

yang betul.

4. Kesalahan Menggunakan Teorema, Definisi, dan Konsep.

Kategori jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip,

aturan, teorema atau definisi yang pokok. Yang termasuk dalam

kesalahan ini adalah :

a. Tidak teliti atau tidak tepat dalam penulisan definisi, rumus, atau

teorema.

b. Dalam menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai,

dan menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang


(40)

5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali.

Kesalahan ini terjadi jika langkah penyelesaian yang digunakan sudah

benar akan tetapi hasil akhir penyelesaian tidak menjawab soal dengan

tepat.

6. Kesalahan teknis.

Kesalahan teknis ini meliputi sebagai berikut:

a. kesalahan perhitungan.

b. kesalahan memanipulasi simbol – simbol aljabar dasar.

Peneliti menggunakan klasifikasi kesalahan Nitsa Movshovitz-Hadar, Orit

Zaslavsky, dan Shlomo Inbar (1987) untuk mengidentifikasi jenis-jenis

kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal jaring-jaring kubus dan balok,

serta luas permukaannya. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan jenis

kesalahan sebagai berikut :

1. Kesalahan Data

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal

b. Mengabaikan data penting yang diberikan

c. Mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya

atau salah menyalin soal

d. Salah memasukkan data


(41)

2. Kesalahan Menggunakan Teorema/Definisi/Konsep

a. Kesalahan dalam menggunakan definisi dan prasyarat.

b. Kesalahan dalam konsep pengerjaan.

3. Kesalahan Teknis

a. Kesalahan perhitungan

D. Drill

Menurut Tiurlina, dalam modulnya yang berjudul Metode

Pembelajaran Matematika Bermain Sambil Belajar Dan Penemuannya Dalam Matematika, menyatakan pembelajaran matematika tradisional (lama) untuk

melatih otak bersifat latihan (drill). Hal ini didasari doktrin disiplin formal,

dimana yang lebih diutamakan adalah proses latihan dari pada bahan yang

diajarkan. Karena itu bahan atau materi yang diajarkan bukanlah merupakan

suatu persoalan, baik isi maupun pendekatannya.

Pada abad ke 20 latihan otak itu diganti oleh teori pengaitan dari E.

Thorndike. Menurut teori ini, dalam proses pembelajaran harus terdapat dua

hal yang saling terkait satu sama lain yaitu stimulus dan respon. Sehingga

pada akhirnya diperoleh penguasaan atau pemahaman terhadap materi yang

dipelajari.

Cara pembelajaran yang sifatnya drill sesuai dengan faham Thorndike

menganjurkan latihan yang diberikan secara berulang terus menerus (kontinu)

sehingga pada akhirnya proses ini akan memberikan suatu kemampuan


(42)

Metode drill adalah metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu keterangan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari

(Nana Sudjana: 1989). Bentuk-bentuk metode drill dapat direalisasikan dalam

berbagai bentuk teknik

(http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-prinsip-tujuan.html yang diakses pada 17 Maret 2013), yaitu

sebagai berikut :

1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik

untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara

mengerjakan tugas yang diberikan.

2. Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan

mental melalui tukar pendapat, diskusi.

3. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru

untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan

memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap

sebagai guru.

4. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar


(43)

5. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik

di dalam kelas maupun di luar kelas.

E. Media Pembelajaran

Beberapa ahli

(http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-pembelajaran-menurut_23.html yang diakses pada 22 Juni 2013)

mengemukakan pendapatnya mengenaipengertian media, yaitu antara lain:

1. Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan

teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi

dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

2. Danim menyatakan bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat

bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam

rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik. Wildbur

schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.

3. Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk

menyampaikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan

lain-lain.

4. Heinich dkk mengatakan bahwa medium sebagai perantara mengantarkan


(44)

Goto Kuswanto (2012) mengemukakan karakteristik umum media

sebagai berikut.

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

dengan istilah hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat

dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

2. Media pendidikan yang memiliki pengertian nonfisik yang sering disebut

dengan istilah software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang

terdapat dalam perangkat keras yang merupakan materi atau

informasi-informasi yang hendak disampaikan kepada peserta didik.

3. Media pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi media visual, audio,

dan audio-visual. Media visual yaitu media yang memiliki bentuk dapat

dilihat, dan dapat diraba. Media audio yaitu media yang hanya dapat di

dengar saja. Adapun media audio visual adalah media yang memiliki

bentuk dapat dilihat, dan diraba, serta dapat pula di dengar karena

menyerupai makhluk hidup yang mengeluarkan suara.

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik yang berada di dalam maupun yang berada di luar kelas.

5. Media pendidikan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya : radio dan

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya, film, slide,

video dan OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio, dan


(45)

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

F. Jaring-jaring Kubus dan Balok, serta Luas Permukaannya

1. Jaring-jaring Kubus

Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang jika

dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk

kubus, tetapi tidak bolaeh ada bidang rangkap atau bertumpuk. Dengan

demikian tidak semua rangkaian 6 buah persegi merupakan jaring-jaring

kubus (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2006: 141).

Berikut ini beberapa macam jaring-jaring kubus yang dapat di bentuk,

yaitu:

Sumber : http://lbbku.wordpress.com/2010/03/28/materi-tentang-jaring-jaring-kubus-dan-balok/ (diakses pada 17 Maret 2013)


(46)

2. Jaring-jaring Balok

Diambil dari Wikipedia Indonesia, jaring-jaring balok merupakan

rangkaian yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang,

dengan paling tidak satu pasang di antaranya berukuran berbeda yang

dapat membentuk balok.

Berikut ini beberapa macam jaring-jaring balok yang dapat di bentuk,

yaitu:

Sumber : http://lbbku.wordpress.com/2010/03/28/materi-tentang-jaring-jaring-kubus-dan-balok/ (diakses pada 17 Maret 2013)

Gambar 2. Bentuk jaring-jaring balok

3. Luas Permukaan Kubus dan Balok

Luas permukaan kubus atau balok adalah jumlah luas seluruh

permukaan (bidang) bangun ruang tersebut (Cholik Adinawan dan


(47)

a) Luas permukaan kubus

Gambar 3. Kubus dan jaring-jaringnya

Kubus memiliki 6 bidang yang sama dan tiap bidang berbentuk

persegi, maka:

Luas permukaan kubus = 6 x luas persegi

= 6 x (s x s)

= 6s2

b) Luas Permukaan Balok

Gambar 4. Balok dan jaring-jaringnya

Luas permukaan balok = 2 x (p x l) + 2 x (p x t) + 2 x (l x t)

= 2((p x l) + (p x t) + (l x t))


(48)

G. Cabri 3D

Dalam Achmad Buchori (2012: 4) Cabri 3D adalah suatu program

aplikasi komputer untuk matematika dan fisika khususnya materi geometri

yang diproduksi oleh Jean Marie Laborde dan Max Marcadet, Grenoble,

France. Program ini pada awalnya dikembangkan oleh Jean Marie Laborde

sebagai ketua researching interactive tools for teaching mathematics, Perancis

tahun 1986 (www.cabri.com). Cabri 3D merupakan software geometri

interaktif. Software ini merupakan pengembangan dari software geometri

Cabri II. Teknologi cabri ini mulai dirintis pada tahun 1985 oleh France’s Centre National de la Recherce Scientifique (CNRS) dan Joseph Fourier

University di Gronoble (www.cabri.com). Program Cabri II merupakan hasil

pertama yang dibuat. Beberapa kali ada penyempurnaan program dengan

adanya beberapa versi. Kemudian dalam perkembangan berikutnya dibuat

Cabri 3D yang didesain khusus mengkontruksi geometri dimensi tiga.

Menurut J. M. Laborde dan E. Bainville (2004, dalam Heinz Schumann: 2005)

Cabri 3D adalah adalah sistem tiga dimensi dinamis geometri pertama yang

bahkan di versi 1.0 memenuhi banyak dari persyaratan pada alat untuk tiga

dimensi sintetis geometri untuk pengolahan dinamis, mirip dengan pilihan

yang ditawarkan oleh 2D geometri dinamis sistem.

Hasil penelitian Accascina dan Rogora (2006) menunjukkan bahwa

program Cabri 3D sangat efektif untuk memperkenalkan bentuk geometri


(49)

Pertimbangan lain peneliti menggunakan program ini (dalam Achmad

Buchori, 2012: 2) antara lain:

1. Potensi yang cukup besar untuk digunakan dalam pembelajaran

matematika baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi.

2. Cabri 3D mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam

perhitungan jarak dan luas bangun secara cepat, menampilkan

sketsa bangun datar dan ruang secara konkret, menampilkan

perpotongan dan irisan bidang secara animasi dan memudahkan

peserta didik dalam memahami konsep.

Berikut ini tampilan awal program Cabri 3D.

Gambar 5. Tampilan Awal Program Cabri 3D

Dalam pembelajaran menggunakan program Cabri 3D, ada beberapa

peralatan yang akan digunakan berkaitan dengan menyajikan materi mengenai


(50)

Tabel 2.1 Peralatan yang digunakan dalam Cabri 3D

No. Alat Fungsi

1

manipulation

Untuk memilih titik maupun objek, selain itu dapat memindahkan titik maupun objek tersebut namun sebagai konsekuensinya semua objek

tergantung padanya.

2

points

Alat untuk membuat titik, baik pada bidang mapun di ruang. Untuk

membuat titik dalam ruang tekan shift bersamaan ketika memgkonstuksi titik tersebut.

3

segment

Berfungsi untuk mengkonstruksi ruas garis dari suatu titik ke titik titik lain.

4

polygon

Berfungsi untuk membuat segi banyak yang dimulai dan diakhiri dari suatu titik tertentu.

5

XYZ box

Berfungsi untuk membuat balok yang bisa dibuat dari titik dari ruang terlebih dahulu.

6

cube

Berfungsi untuk mengkonstruksi kubus secara langsung.

7

length

Berfungsi untuk mengetahu panjang suatu ruas garis pada objek.

8

circle

Berfungsi untuk membuat lingkaran yang akan menghubungkan sisi satu dengan sisi baru yang akan di bentuk

9

open polyhedron

Berfungsi untuk membuka kubus sehingga terbentuk jaring-jaring awal dari kubus

10

length

Berfungsi untuk mengetahui panjang rusuk

11

area Untuk menentukan luas bidang

12

calculator Untuk membantu perhitungan hasil

13

rotation

Berfungsi untuk merotasi bidang sehingga terbentuk bidang baru

Contoh jaring-jaring kubus dan balok yang dapat di bentuk dengan


(51)

Gambar 6. Contoh jaring-jaring kubus dan balok dengan Cabri 3D

Selain itu juga, tampilan pencarian luas permukaan kubus dan balok adalah

sebagai berikut:

Gambar 7. Luas permukaan kubus dengan Cabri 3D


(52)

Gambar 8. Luas permukaan balok dengan Cabri 3D

H. Kerangka Berpikir

Proses penelitian ini didasari dari kekurang pahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang dipelajari yang dalam hal ini adalah jaring-jaring kubus

dan balok, serta luas permukaannya.

Peneliti mencoba menelaah kembali kesulitan apa saja yang dialami

siswa dalam mempelajari materi jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya yang dimulai dari melihat hasil observasi, hasil tes diagnostik,

dan wawancara siswa dalam materi terkait. Selanjutnya setelah didapatkan

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, peneliti mencoba mengaitkan

kesulitan-kesulitan siswa yang kemudian akan dianalisis dan sintesis.

Dalam hal ini peneliti merancang desain pembelajaran yang

memanfaatkan program Cabri 3D didalamnya dalam materi jaring-jaring

kubus dan balok, serta luas permukaannya dalam upaya meningkatkan

pemahaman siswa sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Pada saat


(53)

yang dialami siswa. Peneliti menyadari bahwa dalam pembelajaran

matematika untuk memantapkan konsep siswa diperlukan latihan-latihan

yang cukup sehingga peneliti menerapkan metode drill untuk latihan soal

setelah pembelajaran mengenai materi terkait selesai. Selanjutnya akan

diadakan tes hasil belajar untuk melihat perkembangan yang dialami siswa.

I. Hipotesis

Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti memberikan dugaan atau

hipotesis dari hasil penelitian ini yaitu dengan pemanfaatan program Cabri

3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus

dan balok, serta luas permukaannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa


(54)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5), penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009: 4).

Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan jawaban

siswa yang melakukan kesalahan, baik yang diketahui dari hasil tes diagnostik

maupun hasil wawancara. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis

hasil belajar siswa.

B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP BOPKRI 1

Yogyakarta. SMP BOPKRI 1 Yogyakarta beralamat di Jalan Mas Suharto

No. 48 Yogyakarta. Siswa yang diteliti berjumlah 20 orang, siswa laki-laki

sebanyak 7 orang sedangkan siswa perempuan sebanyak 13 orang.

Para siswa di sekolah ini secara keseluruhan siswa di sekolah ini

berasal dari kalangan menengah. Sekolah ini bersama dengan para

siswanya pernah meraih berbagai prestesi antara lain Juara III tingkat


(55)

Yogyakarta untuk Kontes Roket Air pada tahun 2009, dan Juara I tingkat

Provinsi DIY untuk Balap Sepeda Pemula pada tahun 2011, serta masih

banyak prestasi lain yang didapatkan oleh sekolah dan para siswa SMP

BOPKRI 1 Yogyakarta.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran

2012/2013 yaitu bulan Maret dan April. Tempat penelitian dilaksanakan di

SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

Sekolah ini memiliki 11 ruang kelas. Saat ini jumlah siswa yang ada

di sekolah ini sebanyak 261 orang. Sekolah ini memiliki 21 guru yang 4

orang diantaranya merupakan guru matematika.

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan program Cabri 3D

dengan penerapan metode drill dalam pembelajaran pada pokok bahasan

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.

2. Variabel Terikat


(56)

D. Instrumen Penelitian 1. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yaitu tes yang dilaksanakan untuk menemukan

ataupun mengetahui kelemahan, kesulitan dan sebagainya yang dialami

seorang anak (Abdul Rachman Abror, 1993: 170). Menurut Sri Esti

Wuryani Djiwandono dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan,

dikatakan bahwa hasil tes diagnostik yang mengandung

kesalahan-kesalahan yang menunjukkan adanya kesulitan belajar dapat digunakan

sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan

kemampuan siswa sebenarnya, termasuk kesulitan-kesulitan belajar. Tes

diagnostik yang digunakan berupa tes matematika uraian sebanyak 15 soal.

Soal dibuat oleh peneliti sendiri, namun tidak menutup kemungkinan

mengadopsi dari berbagai sumber. Melalui tes diagnostik ini diharapkan

dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa dan kesalahan yang dilakukan

siswa.

Kisi-kisi sebaran soal dalam tes diagnostik disesuaikan dengan

indikator pencapaian hasil belajar menurut Kurikulum KTSP. Ranah

kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang meliputi ingatan,

pemahaman, dan aplikasi (Putu Eka, 2005: 73). Berikut ini kisi-kisi


(57)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Sebaran Soal Tes Diagnostik Berdasarkan Sub Pokok

Bahasan

Kompetensi Dasar

Sub Pokok

Bahasan Indikator

Ranah Kognitif Banyak

Soal

Ingatan Pemahaman Aplikasi

5.2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas Jaring-jaring

Kubus dan

Balok  Memahami pengertian jaring-jaring kubus dan balok I

No. 1, 2 - -

12  Menentukan jaring-jaring kubus dan balok - II No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

- 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas Luas Permukaan

Kubus dan

Balok  Menentukan dan menghitung luas permukaan kubus dan balok - -III No. 1, 2,

3

3

Dalam penyusunan tes diagnostik ini peneliti menyusun tiap butir

soal lalu berkonsultasi dengan guru untuk disesuaikan dengan indikator

yang harus dicapai siswa dalam silabus. Tes diagnostik ini bersifat

menggali kemampuan pemahaman siswa. Oleh karena itu, tes diagnostik

yang disusun berupa soal uraian agar peneliti dapat menganalisis

langkah-langkah pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara tidak

terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar

yang akan ditanyakan (Suharsimi Arikunto, 2006: 227).

Pedoman wawancara akan disusun dengan melihat hasil dari tes


(58)

penelitian yang diwawancarai diambil dari beberapa siswa yang

memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah.

Wawancara juga dilakukan setelah melakukan tes hasil belajar. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui manfaat pembelajaran menggunakan

program Cabri 3D dengan penerapan metode drill yang dirasakan siswa.

Subyek penelitian yang diwawancarai sama dengan subyek wawancara

sebelumnya.

3. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran digunakan pada pengajaran di kelas yang

bertujuan memperdalam pengetahuan yang dimiliki siswa. Sebelum

melaksanakan pengajaran, peneliti terlebih dahulu mendiagnosis kesalahan

yang dilakukan siswa yang terlihat dari hasil tes diagnostik, kemudian

mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang serupa.

Pengajaran di kelas dilaksanakan selama 3 pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 40 menit secara klasikal. Pada pertemuan pertama, pembelajaran

dimulai dengan membahas tiap sub pokok bahasan yaitu jaring-jaring

kubus dan balok, serta luas permukaannya. Dalam pembelajaran ini,

peneliti memanfaatkan program Cabri 3D. Siswa diajak untuk memahami

kembali konsep matematika pada tiap sub pokok bahasan jaring-jaring

kubus dan balok, serta luas permukaannya dengan melakukan diskusi

bersama teman sebangku. Kemudian peneliti memberikan latihan dan

siswa mengerjakan bersama dengan teman sebangkunya. Peneliti


(59)

Selanjutnya penerapan metode driil pada latihan soal dilakukan pada dua

pertemuan selanjutnya.

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar disusun dengan menyesuaikan tes diagnostik yang

sebelumnya telah diberikan. Tes ini diberikan dengan tujuan untuk

mengukur dan mengetahui perbandingan pemahaman dari nilai hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah pengajaran menggunakan program

Cabri 3D dengan penerapan metode drill.

E. Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono dalam bukunya Psikologi

Pendidikan, validitas instrumen terpisah dalam 2 bentuk, yaitu validitas logis

yang terdiri dari validitas isi (content validity) dan validitas konstruk

(construct validity), validitas empiris yang terdiri dari validitas criteria atau

dikenal sebagai validitas kesamaan waktu (concurrent validity) dan validitas

peramalan (predictive validty). Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang

digunakan yaitu validitas isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi

antara kemampuan yang ingin diukur dan tes yang digunakan untuk mengukur

(Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2006: 404).

Dalam menyusun instrumen penelitian sangat dipertimbangkan ketepatan

isi instrumen, agar alat ukur ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Untuk menjamin validitas instrumen penelitian, maka peneliti perlu


(60)

sebelumnya telah disusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan silabus yang

digunakan.

Analisis tiap butir pertanyaan dalam instrumen dikonsultasikan kepada

yang berkompeten yaitu guru bidang studi matematika dan dosen

pembimbing. Butir-butir pertanyaan yang kurang sesuai dengan silabus akan

direvisi atau diganti, sehingga tiap butir pertanyaan dalam instrumen

benar-benar sesuai dengan setiap indikator yang mengukur kemampuan siswa.

Berdasarkan konsultasi dengan guru dan dosen ada beberapa soal yang

direvisi. Soal-soal yang direvisi yaitu menyangkut struktur kalimat soal yang

dianggap kurang tepat. Siswa akan mengalami kesulitan memahami soal jika

kalimat yang digunakan terlalu panjang. Oleh karena itu, perlu digunakan

kalimat yang sederhana dan jelas, sehingga siswa mampu menangkap maksud

soal dengan benar.

Selain itu, peneliti juga mengunakan validitas butir soal untuk

mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan. Soal yang akan digunakan

diujicobakan terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan validitas butir soal

menggunakan korelasi Product Moment-Pearson, dengan rumus sebagai

berikut ini:

= � −

� 2 − 2 � 2− 2


(61)

Keterangan:

= angka indeks koefisien korelasi antara variabel dan variabel

� = banyaknya subjek uji coba

= skor jawaban tiap item soal instrumen penelitian yang diperoleh

masing-masing siswa (i= 1,2,3,4,5, … ).

= total skor yang diperoleh masing-masing siswa.

Koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan pedoman

dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi ( ) Interpretasi

0,80 < ≤1,00 Sangat tinggi 0,60 < ≤0,80 Tinggi 0,40 < ≤0,60 Cukup/ sedang

0,20 < ≤0,40 Rendah

0,00 < ≤0,20 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2009: 75)

F. Bentuk Data

Data yang diperoleh berupa data primer. Data primer berupa jawaban

siswa saat mengerjakan tes diagnostik. Dalam tes ini siswa diminta untuk

mengerjakan soal dengan menyertakan cara pengerjaan/alasannya. Data

primer juga berupa hasil wawancara peneliti terhadap subyek penelitian yang

dipilih berdasarkan hasil jawaban siswa dari tes diagnostik yang telah

dilaksanakan sebelumnya. Selain itu, setelah pengajaran dengan


(62)

diperoleh data yang berupa jawaban siswa dari tes hasil belajar, serta

wawancara peneliti dengan subyek yang sebelumnya pernah diwawancarai.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Siswa

a. Tes Diagnostik

Tes ini digunakan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa ketika mengerjakan soal yang berkaitan dengan

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Selain melihat

kesalahan-kesalahan siswa, nilainya juga disesuaikan dengan KKM yang

berlaku yaitu 75.

b. Wawancara

Data dari hasil rekaman wawancara yang dilakukan kepada siswa

ditranskrip agar diperoleh data yang representatif. Kemudian data

tersebut dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

kesalahan-kesalahan yang dialami siswa dan tanggapan siswa setelah

melakukan pembelajaran dengan program Cabri 3D dengan penerapan

metode drill.

c. Pembelajaran di Kelas

Pembelajaran di kelas diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII

A. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan memanfaatkan program


(63)

d. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui apakah dengan

adanya tes ini ada peningkatan nilai siswa setelah pembelajaran dengan

memanfaatkan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill. Selain

itu, dilihat pula apakah nilai-nilai siswa sudah mencapai KKM atau

belum.

2. Analisis Data Yang Diperoleh

a. Analisis Tes Diagnostik

Soal tes berjumlah 15 butir soal yang berupa uraian. Jika jawaban

siswa benar maka diberi nilai 2, sedangkan untuk jawaban yang salah akan

tetap diberi point apabila jawaban tidak terlalu menyimpang. Penilaian tes

akhir diagnostik dihitung dari :

Nilai

=

� � ℎ � � ℎ �

3

× 10

Menganalisis kesalahan yang dialami siswa dengan cara :

1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa

dengan cara melihat hasil tes diagnostik siswa pada pokok bahasan

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.

2. Mencari faktor-faktor penyebab kesalahan siswa pada pokok bahasan

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya dengan melihat

pekerjaan siswa pada tes diagnostik dan wawancara siswa.

b. Analisis Tes Hasil Belajar

Analisis data tes hasil belajar menggunakan ketentuan seperti pada


(64)

Nilai

=

� � ℎ � � ℎ �

3

× 10

Setelah nilai diketahui kemudian nilai tersebut akan dibandingkan

dengan nilai pada tes diagnostik. Jika nilai tes hasil belajar lebih besar dari

nilai tes diagnostik maka pengajaran dengan pemanfaatan program Cabri

3D dengan penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

H. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Meminta ijin untuk melakukan observasi dan penelitian di sekolah,

yaitu bertemu Kepala SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

b. Menyerahkan surat ijin dari kampus ke sekolah yang bersangkutan,

dilampiri proposal penelitian.

c. Menemui guru yang bersangkutan untuk meminta ijin untuk

melakukan observasi dan uji coba instrumen penelitian di kelas yang

diampu oleh guru tersebut.

d. Menyesuaikan jadwal pengambilan data.

2. Tahap Observasi

Observasi dilakukan agar peneliti mampu memahami keadaan

sekolah, guru, kelas, dan siswa secara menyeluruh. Observasi sekolah dan

siswa dilaksanakan pada bulan Maret sebelum pengambilan data. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh kesan pribadi terhadap


(65)

3. Tahap Pengambilan Data

Tahap pertama yaitu melakukan ujicoba instrumen di kelas ujicoba.

Selanjutnya dilakukan tes diagnostik. Tes dilaksanakan setelah guru

menyelesaikan materi ajar kubus dan balok dengan sub pokok bahasan

jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya.

Tahap ke dua yaitu wawancara. Wawancara dilaksanakan pada saat

jam pelajaran matematika. Jumlah siswa yang diwawancarai sebanyak 6

orang dengan ketentuan siswa yang memperolah nilai tinggi, sedang, dan

rendah. Pedoman wawancara berdasarkan atas hasil tes diagnostik yang

sebelumnya telah dikerjakan. Satu per satu siswa tersebut diwawancarai

untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengerjakan

soal-soal. Wawancara juga dilakukan setelah siswa melaksanakan tes hasil

belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa setelah

melaksanakan pembelajaran menggunakan Cabri 3D dengan penerapan

metode drill. Subyek wawancara sama dengan subyek pada wawancara

sebelumnya.

Tahap ketiga yaitu pengajaran dengan memanfaatkan program

Cabri 3D yang dilanjutkan dengan penerapan metode drill.Materi ajar

yang diberikan sama dengan yang diberikan oleh guru yang lebih

memfokuskan materi ajar jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaanya. Kemudian setelah pengajaran memanfaatkan program Cabri

3D dengan penerapan metode drill berakhir, akan dilaksanakan tes hasil


(66)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP BOPKRI 1

Yogyakarta pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan observasi di

kelas VIII A dengan alokasi waktu 2 x 40 menit di setiap pembelajaran.

Observasi dilakukan sebanyak 2 kali.

Secara umum dari observasi yang telah dilakukan yaitu guru

menjelaskan materi jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya. Guru memberikan beberapa contoh bentuk jaring-jaring

dari ke dua bangun tersebut. Guru juga memberikan cara mencari luas

permukaannya. Kemudian siswa dibentuk 4 kelompok. Siswa diminta

membuat berbagai jenis jaring-jaring kubus dan balok dengan

menggunakan kardus. Soal-soal luas permukaan diambil dari buku paket

siswa. Dari pengamatan terlihat siswa di kelas VIII A ada siswa yang

mengatakan mengerti, tidak mengerti, dan ada yang diam saja. Saat

pembelajaran juga ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru.

Ada beberapa siswa yang saat pembelajaran hanya mengobrol saja. Pada

saat bekerja dalam kelompok, ada beberapa siswa yang dalam


(67)

Setelah materi jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya selesai dijelaskan oleh guru, seluruh siswa kelas VIII A

mengikuti tes diagnostik. Tes ini sebelumnya sudah dikonsultasikan

kepada guru dan dosen pembimbing. Selain itu soal-soal yang terdapat

dalam tes ini pun sudah diujicobakan sebelumnya untuk mengetahui baik

tidaknya soal ini untuk digunakan. Hasil pekerjaan siswa pada tes

diagnostik dianalisis untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terlihat

ketika mengerjakan soal-soal jaring-jaring kubus dan balok, serta luas

permukaannya.

Wawancara terhadap siswa juga dilakukan untuk mengetahui

penyebab kesalahan yang dialami siswa tersebut. Siswa yang

diwawancarai sebanyak 6 siswa, karena peneliti menganggap 6 siswa

tersebut sudah dapat mewakili siswa lainnya. Pemilihan siswa yang

diwawancarai dengan ketentuan yaitu siswa yang memperoleh nilai

tertinggi, sedang, dan nilai terendah.

Setelah diketahui kesalahan yang dilakukan siswa beserta

penyebab timbulnya, peneliti menyusun rencana pengajaran untuk

membantu pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Pengajaran dilakukan dengan memanfaatkan program Cabri

3D dan penerapan metode drill. Pembelajaran di kelas dilakukan oleh

peneliti dan dibantu juga oleh guru pembimbing. Pembelajaran sebanyak


(68)

1. Pertemuan Pertama

Pembelajaran pertama dilakukan pada 2 April 2013. Pada

pertemuan ini pembelajaran memanfaatkan program Cabri 3D. Di

awal dibahas sedikit mengenai tes diagnostik yang sudah dilakukan

siswa. Selanjutnya diajarkan tentang berbagai jaring-jaring kubus dan

balok yang dapat dibentuk dengan menggunakan program Cabri 3D.

Beberapa siswa maju untuk mengerjakan bentuk jaring-jaring lainnya

di papan tulis.

Gambar 9. Langkah pembentukan jaring-jaring kubus program Cabri 3D Step 1 Step 2 Step 3


(69)

Gambar 10. Langkah pembentukan jaring-jaring balok program Cabri 3D

Selanjutnya dijelaskan mengenai luas permukaan kubus dan

balok. Di awal disampaikan pengertian dari luas permukaan. Saat

menghitung luas permukaan dari kubus dan balok siswa tidak

langsung menggunakan rumus yang sudah ada, sehingga dalam hal ini

penanaman konsep tentang materi juga diperhatikan. Dari hal tersebut

didapatkan rumus dari luas permukaan kubus dan balok. Selanjutnya

siswa diberikan latihan mengenai luas permukaan kubus dan balok,

serta ada perwakilan siswa yang maju untuk mengerjakan soal.

Step 4 Step 5

Step 3 Step 2

Step 1


(70)

Gambar 11. Luas permukaan kubus dan balok program Cabri 3D

2. Pertemuan Ke Dua

Pertemuan yang ke dua dilaksanakan pada 4 April 2013. Pada

pertemuan ini mulai diterapkan metode drill. Pembelajaran yang

sebelumnya dengan program Cabri 3D, sekarang menggunakan alat

peraga yang disesuaikan dengan program Cabri 3D. Pada pertemuan

ini siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS 1.

3. Pertemuan Ke Tiga

Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada 5 April 2013. Pertemuan

ini juga di terapkan metode drill. Sama seperti pertemuan sebelumnya,

pada pertemuan ini siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS

2.

Setelah semua rangkaian pembelajaran selesai diberikan tes

akhir belajar kepada siswa untuk mengetahui apakah setelah mengikuti


(71)

penerapan metode drill pemehaman siswa dapat meningkat sehingga

hasil belajarnya pun dapat meningkat dibandingkan hasil belajar

sebelumnya. Tes hasil belajar ini dilaksanakan pada 9 April 2013. Soal

dari tes hasil belajar ini memiliki tingkat kesulitan yang setara dengan

soal dari tes diagnostik yang sebelumnya sudah dikonsultasikan, serta

disetujui oleh guru dan dosen pembimbing.

B. Deskripsi Data

1. Mengidentifikasi Siswa yang Melakukan Kesalahan

Mengidentifikasi siswa yang melakukan kesalahan dilakukan

dengan cara melihat nilai dari tes diagnostik yang sudah dilakukan

siswa. Berikut ini merupakan nilai dari para siswa yang mengikuti tes

diagnostik.

`Tabel 4.1 Nilai Tes Diagnostik Siswa Kelas VIIIA

(1) NO

(2) Siswa

(3)

Nilai Tes Diagnostik

1 S1 43,3

2 S2 63,3

3 S3 80

4 S4 56,7

5 S5 73,3

6 S6 90

7 S7 66,7

8 S8 63,3

9 S9 40

10 S10 53,3

11 S11 36,7

12 S12 36,7


(1)

(2)

235

Foto-Foto Pembelajaran


(3)

(4)

237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

vii

ABSTRAK

Pemanfaatan Program Cabri 3D Dengan Penerapan Metode Drill Pada Pokok Bahasan Jaring-jaring Kubus Dan Balok, Serta Luas Permukaannya

Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2

Stefanus Wikaryawan Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui manfaat pembelajaran dengan penggunaan program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa kelas VIII pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya, (2) untuk mengetahui manfaat penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII, dan (3) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII setelah pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 20 siswa.

Pengumpulan data dilakukan dengan tes diagnostik, tes hasil belajar, dan wawancara dengan siswa, yang berkaitan tentang jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya. Tes diagnostik dan tes hasil belajar berupa pertanyaan uraian, sedangkan wawancara dilakukan setelah tes diagnostik dengan perekam suara. Hasil dari tes diagnostik dan wawancara dianalisis, ditranskrip, dan dideskripsikan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, serta mencari faktor penyebabnya. Data yang diperoleh dari tes hasil belajar digunakan untuk membandingkan pemahaman siswa pada tes diagnostik, yang sebelumnya telah dilakukan pengajaran menggunakan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 90% siswa mengalami peningkatan terhadap hasil belajarnya, 10% siswa nilainya tetap, dan tidak ada siswa yang nilainya turun. Meningkatnya hasil belajar siswa juga dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas yang sebelumnya 53,5 menjadi 77,9 sehingga terjadi peningkatan sebesar 24,4. Sehingga pembelajaran melalui pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Cabri 3D, Metode Drill, Hasil Belajar Siswa, Jaring-jaring Kubus dan Balok, serta Luas Permukaannya.


(6)

viii

ABSTRACT

The Utilization of Cabri 3D Program with the Implementation of Drill Method on the Topic of Cube and Cuboid Nets, and the Surface Area of

Cube and Cuboid in Order to Increase Students’ Learning Result Grade VIII Semester 2

Stefanus Wikaryawan Sanata Dharma University

2013

The purposes of the research were (1) to know the advantages of learning cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid by using Cabri 3D program towards students’ understanding grade VIII on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid, (2) to know the advantages of the application drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid in order to increase students’ learning result grade VIII, and (3) to know the improvement of students’ learning result grade VIII after utilizing Cabri 3D program with the implementation of drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid. This research used descriptive qualitative and quantitative. The subject of the research was students grade VIII A of Junior High School BOPKRI 1 Yogyakarta. There were 20 students as the subject of the research.

The data gathered was done by using diagnostic test, learning result test, and interview to the students about cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid. Diagnostic and learning result test consisted of essay questions, and the interview to the students was done after conducting diagnostic test with the recording. The result of diagnostic and interview was analyzed, transcripted, and described to know the students’ error and to look for the cause of the students’ error. The data gathered which was collected from learning result test was used to compare students’ understanding of diagnostic test in which teaching activity was done before by using Cabri 3D program with the implementation of drill method.

The result of the research showed that 90% students’ learning result were increased, 10% students’ learning result were constant, and no students had decrease learning result. The increasing of students learning result could be seen by seeing the class average. At the first time, the class average was 53.5. Finally, the class average became 77.9. It meant that the class average increased 24.4. Those results showed that teaching learning through Cabri 3D program with the implementation of drill method on the topic of cube and cuboid nets, and the surface area of cube and cuboid could increase students’ learning result.

Key words : Cabri 3D, Drill Method, Students’ Learning Result, Cube and Cuboid Nets, and the Surface Area of Cube and Cuboid.


Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 2 236

Peningkatan hasil belajar matematika tentang jaring-jaring kubus dan balok dengan media puzzle pada kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring Muntilan.

3 29 131

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok.

1 5 147

JARING JARING KUBUS DAN BALOK

0 2 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS KELAS IV SD WONOKETINGAL 1

0 0 18

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI JARING- JARING BALOK DAN KUBUS

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok - USD Repository

0 1 145

Pemanfaatan program Cabri 3D dengan penerapan metode Drill pada pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok serta luas permukaannya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester 2 - USD Repository

0 0 256

Efektivitas pembelajaran dengan program Cabri 3D ditinjau dari hasil belajar dalam pokok bahasan luas permukaan kubus dan balok di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 7 234