dan kebiasaan; b pengetahuan dan pengertian; c sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat di isi dengan bahan yang ada pada
kurikulum sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara keseluruhan setelah mengikuti rangkaian proses belajar.
B. Faktor Penyebab Kesalahan
Menurut C. Ross dan Julian Stanley dalam Entang, 1981: 3 faktor penyebab kesulitan siswa dapat timbul dari dua hal, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah faktor internal. Seperti yang dipaparkan Entang 1981: 4, faktor internal yaitu faktor
yang berada dan terletak pada diri murid itu sendiri. Salah satunya mungkin disebabkan oleh kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapanbakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui tes tertentu. Marpaung 1986, dalam Bernadetta Retno Haryani, 2008: 10
mengatakan bahwa kognitif adalah sesuatu yang bersifat internal, sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, kognitif dapat
digolongkan sebagai salah satu faktor internal yang menyebabkan kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Menurut Marpaung, ada 9 kemampuan mental
yang harus dikuasai oleh siswa yaitu: 1.
Kemampuan Membandingkan Kemampuan membandingkan adalah kemampuan untuk melihat kesamaan
atau perbedaan masalah-masalah matematika yang dihadapi.
2. Kemampuan Mengatur
Kemampuan mengatur adalah kemampuan untuk menaati aturan-aturan yang ada dalam matematika.
3. Kemampuan Melakukan Abstraksi
Kemampuan melakukan abtraksi adalah kemampuan untuk melihat kesamaan pokok dan mengabaikan perbedaan-perbedaan atau sifat-sifat
yang tidak mendasar. Untuk mencapai kemampuan ini siswa harus mempunyai tingkat operasional formal tentang pendewasaan mental. Jika
seorang anak gagal melakukan pendewasaan mental, kemungkinan anak akan banyak mengalami masalah dalam pemahaman konsep-konsep
matematika secara umum. 4.
Generalisasi Generalisasi adalah suatu proses memperoleh sifat yang sama yang
dimiliki oleh sejumlah obyek berdasarkan pengamatan terhadap himpunan bagian dari obyek tersebut. Dalam konteks sehari-hari, generalisasi sering
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menarik kesimpulan dari khusus ke umum.
5. Kemampuan Klasifikasi
Kemampuan klasifikasi adalah kemampuan menggolongkan obyek atau menetapkan hubungan antar-kelas.
6. Kemampuan Konkritisasi atau Partikulasi
Kemampuan konkritisasi atau partikulasi adalah kemampuan mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal-hal khusus.
7. Kemampuan Formalisasi
Kemampuan formalisasi adalah kemampuan untuk melihat bentuk dan berpikir secara formal dan menghilangkan makna atau konteks untuk
memperoleh sesuatu yang lebih abstrak. 8.
Kemampuan Analogisasi Kemampuan analogisasi adalah kemampuan untuk melihat hubungan yang
sama atau sifat yang sama dalam dua situasi yang berbeda. 9.
Kemampuan Representasi Kemampuan representasi meliputi kemampuan untuk merepresentasikan
ide-ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi enaktif, ikonik, dan simbolik. Modus enaktif adalah salah satu cara merepresentasikan ide atau
pengetahuannya melalui aktivitas, perbuatan dan benda-benda konkrit. Merepresentasikan ide dalam modus ikonik dapat diwujudkan melalui
gambar, skema, bagan, grafik, dan sejenisnya. Sedangkan representasi dalam modus simbolik dilakukan melalui lambang-lambang atau simbol-
simbol.
C. Jenis-jenis Kesalahan