7
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Status Sosial Ekonomi Guru
1. Pengertian Status Sosial Ekonomi
Menurut Soekamto 1990:264 status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam
kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok- kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Status sosial menurut
Narwoko Suyanto 2004:156 adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya, hak-haknya, dan kewajiban-kewajibannya. Sehubungan dengan status sosial tersebut, Narwoko Suyanto
2004:157 membedakan kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat sebagai berikut:
a. Ascribed-status, diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat
tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan diperoleh karena kelahiran, misal: kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan.
b. Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-
usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan
masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuannya, misal: setiap orang bisa menjadi dokter, guru, hakim, dsb asalkan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
c. Assigned-status, yaitu status yang erat hubungannya dengan achieved-status,
artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang. Misal, seorang dosen yang mempunyai wibawa
diangkat menjadi ketua RT oleh warga. Mengacu dari pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini status
sosial ekonomi guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri achieved-status dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru assigned-status. Menurut
Supriadi 1998:68 makin tinggi tingkat sekolah tempat guru mengajar, makin baik status sosial ekonomi keluarganya. Secara umum status sosial ekonomi
keluarga guru SMA lebih baik daripada status sosial ekonomi keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat disebabkan untuk menjadi guru pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dituntut tingkat pendidikan guru yang lebih tinggi.
Penempatan seseorang dalam lapisan sosial ekonomi tertentu menurut Max Webber dalam Setiadi dkk, 2006:96 dapat dipandang dari tiga dimensi,
yaitu kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Pelapisan dalam masyarakat timbul karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Soekamto 1990:266
mengemukakan beberapa kriteria penggolongan status sosial ekonomi, yaitu: a.
Ukuran kekayaan. Barangsiapa memiliki kekayaan yang banyak termasuk dalam lapisan atau golongan teratas.
b. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa memiliki kekuasaan atau wewenang
terbesar akan menempati golongan teratas.
c. Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan
mendapat tempat teratas. d.
Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Pendapat Soekamto didukung oleh Pitirim Sorokin dalam Narwoko Suyanto, 2004:156-157, bahwa untuk mengukur status seseorang secara rinci
dapat dilihat dari jabatan atau pekerjaan, pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan, dan agama.
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, pengertian status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Penulis membatasi status sosial ekonomi guru sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuannya yang
berlangsung seumur hidup. Menurut Yusuf 1982:61, pendidikan dapat diklasifikasikan dalam:
• Pendidikan formal, merupakan pendidikan sekolah.
• Pendidikan informal, merupakan pendidikan yang diperoleh dari
pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja dari lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan, atau pengalaman sehari-hari.
• Pendidikan nonformal, merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar
dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap.
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dalam hal ini jenjang pendidikan
meliputi SD, SMP, SMASMKsederajat, dan Perguruan tinggi. b.
PekerjaanKedudukan sosial Pekerjaan merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Ada begitu banyak jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang, misalnya:
tukang parkir, pramusaji, dokter, perawat, guru, dosen, arsitek, dll. Demi memenuhi kebutuhan hidup, ada banyak orang yang mempunyai pekerjaan
lebih dari satu. Kedudukan sosial yang dimaksud adalah kedudukan yang dimiliki
seseorang yang dipercayakan masyarakat kepada dirinya. Kedudukan sosial ini misalnya: Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Ketua Pilkades, dll. Seseorang
yang memiliki kedudukan sosial di dalam masyarakat akan membuat seseorang tersebut menjadi dihormati dan disegani.
c. Penghasilan atau pendapatan
Penghasilan atau pendapatan merupakan balas jasa yang diterima seseorang dari hasil bekerja. Penghasilan atau pendapatan dapat berasal dari
pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, maupun dari pendapatan lain yang berupa uang ataupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Penghasilan atau pendapatan yang besar akan mempermudah seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, penghasilan atau
pendapatan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhannya.
2. Pengertian Guru