D. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap
Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan fisik dan karakter antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Secara tegas jenis kelamin manusia dibedakan
menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan terletak pada bentuk tubuh dan fungsi organ tubuh masing-
masing. Sedangkan perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan cenderung pada perbedaan emosi, cara berpikir, perhatian, bakat-bakatnya,
minat dll. Karakter laki-laki cenderung tegas, berwibawa, kuat, lebih
menggunakan logika daripada perasaan dalam mengambil keputusan, cenderung berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan olahraga atau
otomotif. Sedangkan karakter perempuan cenderung feminim, lemah lembut, bertutur kata halus, lebih menggunakan perasaan daripada menggunakan logika
dalam mengambil keputusan, cenderung berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan bersolek, fashion, belanja. Namun hal tersebut tidak
berlaku mutlak karena ada laki-laki yang berkarakter seperti perempuan dan begitu juga sebaliknya. Perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan
dapat menimbulkan perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru dalam hal pandangan, cara berpikir,
dan perasaan.
Ada anggapan bahwa perempuan cocok menjadi guru karena karakter yang melekat padanya dan bukan semata demi mendapatkan materi. Naluri
keibuan yang dimiliki perempuan dapat mendorong seseorang untuk menjadi guru karena ingin mendidik siswa seperti mendidik anaknya dengan sabar,
penuh perhatian, dan kasih sayang. Selain itu, perempuan mempunyai perasaan yang lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa dan masalah-masalah yang
menyangkut kepribadian siswa. Materi merupakan faktor pendorong lain yang menyebabkan seseorang ingin menjadi guru. Apalagi dengan adanya program
sertifikasi membuat seseorang menjadi lebih bersemangat untuk menjadi guru. Berbeda dengan laki-laki yang memiliki karakter yang tegas, kuat,
keras, lebih menggunakan logika daripada perasaan. Hal ini dapat menyebabkan laki-laki kurang begitu peka terhadap siswa dalam hal
pendampingan belajar maupun dalam pembimbingan masalah-masalah yang terjadi pada siswa. Oleh karena itu, laki-laki dipandang kurang cocok untuk
menjadi guru. Mahasiswa fakultas keguruan adalah mahasiswa yang dididik untuk
menjadi guru meski nantinya hal tersebut merupakan pilihan. Mahasiswa perempuan cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap status sosial
ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru karena jika lolos sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pokok. Sedangkan mahasiswa laki-laki cenderung memiliki persepsi yang negatif karena meskipun mendapatkan tunjangan profesi sebesar dua kali
gaji pokok dan berbagai tunjangan akan merasa belum dapat memenuhi kebutuhan karena kelak mereka menjadi tulang punggung keluarganya.
2. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap