Format Penilaian Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan dan Rekapitulasi Penilaian
Predikat
A 3.67
– 4.00 C+ 2.01 – 2.33 A-
3.34 – 3.66 C 1.67 – 2.00
B+ 3.01 – 3.33 C- 1.34 – 1.66
B 2.67
– 3.00 D 1.01 – 1.33 B-
2.34 – 2.66 E
≤ 1.00
Yogyakarta, Agustus 2016 Guru Bahasa Indonesia
Mahasiswa Peneliti
Noer Ainy Farida, S.Pd Arief Kurniatama
NIP. NIM. 12201241022
Lampiran 5
MATERI TEKS PANTUN DAN SYAIR A.
Pantun 1.
Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti “petuntun”. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan. Dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan, dan dalam bahasa Batak
sebaga umpasa baca: uppasa. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Lazimnya pantun terdiri atas empat
larik atau empat baris bila dituliskan. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a.
Semua pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam mencirikan budaya
agraris masyarakat pendukungnya, dan biasanya tak memiliki hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rimasajak.
Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.