102 Tabel 16. kriteria penilaian kelayakan modul oleh ahli media dan ahli materi
membuat hiasan
Nilai Kategori
Skor
1 Layak
S
min
+ P ≤ S≤ S
max
Tidak Layak S
min
≤ S≤ S
min
+ p – 1
Rumus diadaptasi dari Tesis Ibu Widihastuti 2007: 126 Ketentuan:
S
min
= Skor minimum S
max
= Skor maksimal P
= Panjang kelas interval
b. Analisis data uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar
Analisis data untuk kelayakan modul dinilai oleh siswa menggunakan skala likert, yaitu dengan menjabarkan variabel penelitian menjadi indikator
variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen
yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif Sugiyono, 2010: 135.
Untuk menginterpretasikan data uji kelayakan modul oleh siswa, maka hasil skor diperoleh dengan menjumlah pengalian kategori dengan nilai yang
diperoleh kategori x nilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tentang kriteria penilaian kelayakan modul oleh siswa:
Tabel 17. Kriteria penilaian kelayakan modul oleh siswa
Kelas Kategori Penilaian
Interval Nilai
4 Sangat Setuju
S
min
+ 3p ≤ S ≤ S
mak
3 Setuju
S
min
+ 2p ≤ S ≤ S
min
+ 3p-1 2
Kurang Setuju S
min
+ p ≤ S ≤ S
min
+ 2p-1
103 1
Tidak Setuju S
min
≤ S ≤ S
min
+ p-1 Rumus diadaptasi dari Tesis Ibu Widihastuti 2007: 126
Ketentuan : S
min
= Skor minimum S
max
= Skor maksimal P
= Panjang kelas interval
Tabel 18. Kriteria Kelayakan Modul pada Uji Coba Lapangan Skala Kecil dan Skala Besar
Nilai Kategori Penilaian
Interval nilai
4 Sangat layak
S min + 3p ≤ S ≤ S max
3 Layak
S min + 2p ≤ S ≤ S min + 3p – 1 2
Tidak layak S min + p ≤ S ≤ S min + 2p – 1
1 Sangat Tidak layak
S min ≤ S ≤ S min + p – 1 Rumus diadaptasi dari Tesis Ibu Widihastuti 2007: 126
104
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian R D Research and Development, yaitu menggunakan model pengembangan Borg and Gall.
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan produk pembuatan modul sulaman aplikasi pada mata pelajaran membuat hiasan. Modul pembelajaran yang
disusun disesuaikan pada silabus sekolah yang telah disurvei. Penelitian ini dilakukan di SMK Ma’arif 2 Piyungan yang beralamat di Jalan Piyungan -
Prambanan. Laporan penelitian Pengembangan Modul Pembuatan Sulaman Aplikasi
Pada Mata Pelajaran Membuat Hiasan di SMK Ma’arif 2 Piyungan ini akan disajikan ditiap tahap pengembangan untuk memudahkan pembahasan.
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Berdasarkan dari pengumpulan data, maka diperoleh hasil sebagai
berikut : 1. Pengembangan Modul Pembuatan Sulaman Aplikasi pada Mata
Pelajaran Membuat hiasan di SMK Ma’arif 2 Piyungan
Pengembangan Modul Pembuatan Sulaman Aplikasi ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Hasil pengembangan dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
a. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan merupakan jenis kegiatan yang digunakan untuk mengetahui keadaan pembelajaran membuat hiasan khususnya pada sulaman
aplikasi di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Analisis kebutuhan produk dalam pembuatan
105 sulaman aplikasi ini dimulai dari tahap mengkaji kurikulum yang digunakan di
SMK Ma’ari 2 Piyungan, menganalisis kebutuhan modul sampai dengan penyusunan draft modul.
1 Mengkaji Kurikulum
Tahap mengkaji kurikulum merupakan tahap awal yang dilakukan dalam menganalisis kebutuhan produk. Hal ini bertujuan untuk mempelajari kurikulum
yang digunakan di SMK Ma’arif 2 Piyungan agar produk modul yang dihasilkan tidak menyimpang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam
standar kompetensi. Standar kompetensi pada penelitian ini yaitu standar kompetensi pembuatan sulaman aplikasi.
2 Tahap Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Analisis kebutuhan modul sendiri bertujuan untuk mengetahui
media pembelajaran apa yang dibutuhkan pada saat pembelajaran. Dalam hal ini, media pembelajaran yang dibutuhkan adalah modul. Alasan pemilihan modul
dikarenakan belum tersedianya modul pembuatan sulaman aplikasi di SMK Ma’arif 2 Piyungan. Pada saat pembelajaran siswa hanya mencatat materi yang
dibacakan guru dari buku paket. Modul dirasa perlu dikembangkan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan
masing-masing siswa. Tahap analisis modul ini dilakukan dengan observasi atau pengamatan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung yang bertujuan
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi saat pembelajaran terhadap penggunaan modul sebagai salah satu media pembelajaran.