Pelayanan Sosial Penyalahgunaan Narkoba

30 Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompokkeluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya. Kebutuhan akan program pelayanan akes disebabkan oleh karena : a. Adanya birokrasi modern. b. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal dan kewajibantanggung jawabnya. c. Diskriminasi. d. Jarak geografis antara lembaga-lembaga pelayanan dari orang-orang yang memerlukan pelayanan sosial Muhidin, 1992 : 44.

2.5.3 Pelayanan Sosial Penyalahgunaan Narkoba

Pemberian pelayanan sosial terhadap korban penyalahgunaan narkoba adalah untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kesehatan dan penyesuaian diri yang baik dalam masyarakat. Banyak yang dapat digunakan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba, pelayanan yang paling baik adalah program yang bersifat holistic yaitu: A. Soft Theraupetic Community TC, program yang diakui secara internasional, program ini bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali kerumah. Program berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang dilakukan biasanya bersifat konfrontatif. TC memiliki kehidupan seperti asrama dengan jadwal harian, dapat diberikan pendidikan dan pelatihan vokasional dan rekreasi diluar. Metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan Universitas Sumatera Utara 31 dan rehabilitasi sosial. Dalam model rehabilitasi TC, residenakanmenjalanibeberapatahapan, antara lain: 1. Primary Stage, yaitu tahapan program rehabilitasi sosial, di mana residen ditempauntuk memiliki stabilitas fisik, dan emosi. Residen juga dipacu motivasinya untuk melanjutkan tahap terapi selanjutnya. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 6 hingga 9 bulan. Para residen akan menjalani kegiatan sebagai berikut : a. Morning Meeting, kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh para residen. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kejujuran, dan mengidentifikasi perasaan. b. General Meeting, program ini diberikan kepada residen agar dapat menambah pengetahuan dan tidak membuat residen tidak mengalami kebosanan selama mengikuti program yang dilaksanakan oleh lembaga. c. House Meeting, program yang diberikan kepada responden untuk melatih kejujuran residen dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada didalam lembaga ataupun diri sendiri. Dan residen dapat menerima program tersebut untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah diberikan. d. Wrap Up Repap, program ini diberikan untuk mengetahui kondisi perasaan residen selama mengikuti kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 32 2. Re-Entry Stage, adalah tahapan program rehabilitasidi mana residen mulai memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya, mendayagunakan nalarnya dan mampu mengembangkan keterampilan sosial dalam kehidupan masyarakat. tahap ini merupakan lanjutan dari tahap primer, yang tujuannya untuk mengembalikan residen kedalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Tahap ini dilaksanakan selama 3 hingga 6 bulan. a. Orientasi, tahap ini adalah penyesuaian residen dengan lingkungan re-entry. Pada masa orientasi ini, residen didampingi tidak boleh meninggal panti dan tidak berhak mendapatkan uang jajan bertemu orangtua dan bisa mendapatkan sanksi. b. Fase, dalam fase ini residen sudah mendapatkan hak-haknya seperti bertemu orangtua setiap waktu. Tujuan agar residen terlatih untuk menghadapi masalah dalam keluarga dan memecahkannya dan melatih kemampuan residen dalam mengatur waktu dan uang. B. BPPS Bio Psiko Sosio Spritual Holistik, adalah suatu pelayanan yang terpadu biologis-psikologis-sosial-spritual. BPPS ini sebuah pendekatan yang direkomendasikan World Health Organization yang diadopsi oleh American psychiatry Association APA, 1992. Dengan metode ini BPPS ini proses penyembuhan dapat menghasilkan penyembuhan seutuhnya karena dapat memahami manusia yang sehat sepenuhnya dilihat dari sudut jasmani, kejiwaan, sosial dan agama. Dalam metode BPPS dapat digunakan dalam proses pencegahan, terapi, maupun rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba, melalui metode BPPS diharapkan tidak ada lagi Universitas Sumatera Utara 33 pihak yang ragu dan bimbang dalam memperoleh pelayanan medis. Pelayanan BPPS ini terdiri dari : a. Biologis terdiri dari detoktifikasi yang dimana tahap pertama terapi dari rehabilitasi yaitu melepaskan seseorang dari pengaruh langsung narkoba yang disalahgunakannya. Detoksifikasi diikuti tahap kedua dari proses melepaskan seseorang dari ketergantungan narkoba yaitu rehabilitasi, yang meliputi rehabilitasi fisik, psikologis, sosial, spiritual, okupasional, dan edukasional. Tujuan detoktifikasi untuk merangsang sistem jaringan saraf yang putus. b. Psikis, program ini diberikan untuk mengenal dirinya, mampu mengenali mampu memecahkan permasalahan tersebut. Diantara program psikologis yang diberikan adalah konseling individu, konseling keluarga, konseling kelompok, pengenalan diri, dan psikologis. c. Sosial, program ini diberikan untuk mengembangkan sikap positif terhadap kondisi lingkungan sosial sekitar panti. Program ini dirancang untuk memulihkan kemampuan para residen untuk beradaptasi secara wajarnormal dirumah, sekolah, tempat kerja dan masyarakat sehingga meningkatkan kualitas hidup para residen menjadi lebih baik. Program sosial ini adalah terapi mental, komunikasi efektif, sharing kelompok dll. d. Spiritual keagamaan, program ini untuk menambah pemahaman agama residen sehingga agama dapat dijadikan dasar dalam melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Hawari, 2000. Universitas Sumatera Utara 34

2.5.4 Kesejahteraan Sosial