Distribusi Berdasarkan Penilaian Terhadap Petugas Yang Melaksanakan Kegiatan Repap BPSS BioPsikoSosioSpritual

131 responden, agar responden dapat mengubah responden menjadi lebih baik dari sebelumnya.

5.56 Distribusi Berdasarkan Penilaian Terhadap Petugas Yang Melaksanakan Kegiatan Repap

Distribusi responden berdasarkan peniliaan petugas yang melaksanakan program repap yang telah selesai dilaksanakan tidakdisajikan dalam bentuk tabel. Karena hasil penelitian yang telah di peroleh melalui pengumpulan data dapat disimpulkan bahwasanya petugas yang melaksanakan program Repap yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medansudah baik. Terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh, seluruh responden sebanyak 15 orang 100 mengatakan bahwa petugas sudah baik melakukan program repap. Melalui observasi yang dilakukan bahwa petugas yang professional harus dilibatkan dalam proses pemulihan para penyalahgunaan narkoba agar dapat membantu responden dengan baik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah responden. Petugas yang melaksanakan kegiatan repap kepada seluruh responden yang memakai narkoba harus yang professional, dipercaya dan penuh perhatian, serta mampu menjaga kerahasiaan responden. Dikarenakan petugas yang professional haruslah yang mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik agar responden dapat berhasil sadar dan kembali pulih.

b. BPSS BioPsikoSosioSpritual

BPSS adalah program holistic yang memberikan pelayanan kepada seluruh korban penyalahgunaan narkoba agar meningkatkan kemampuan residen dalam proses pemulihan. 1. Biologis Detoktifikasi Universitas Sumatera Utara 132 Detoktifikasi adalah terapi untuk menghilangkan racun narkoba dari tubuh residen penyalahgunaan narkoba dan ketergantungan narkoba. Terapi detoktifikasi ini memakai sistem block total, artinya pasien penyalahgunaan narkoba tidak boleh lagi menggunakan narkoba atau turunannya dan juga tidak menggunakan obat-obatan sebagai pengganti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini: Tabel 5.57 Distribusi Responden Berdasarkan Setelah Mengikuti Program Detoktifikasi Masih Mengonsumsi Narkoba NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3 Pernah Jarang Tidak 1 1 13 6,67 6,67 80 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.57 mengenai tingkat pemakaian narkoba setelah mengikuti program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden yang berjumlah 12 orang 80 menyatakan bahwa responden tidak pernah mengkonsumsi narkoba lagi setelah mengikuti program detoktifikasi. Hal ini karena setelah mereka mengikuti berbagai kegiatan dalam program detoktifikasi mereka memiliki keinginan untuk pulih dan tidak mau mengkonsumsi narkoba lagi. Sebanyak 2 orang 13,33 responden menyatakan bahwa responden jarang Universitas Sumatera Utara 133 mengkonsumsi narkoba. Setelah mengikuti program responden kadang kambuh atau relapse dan ingin mengkonsumsi narkoba lagi kemudian tidak bisa mengontrol diri sehingga sesekali kembali mengkonsumsi narkoba. dan sebanyak 1 orang 6,67 menyatakan bahwa responden masih mengkonsumsi narkoba karena adanya masalah dan beban pikiran yang dialami oleh responden. Tabel 5.58 Hasil Yang Lebih Baik Setelah Mengikuti Pelayanan Detoktifikasi NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3 Lebih Baik Tetap Tidak baik 10 5 66,67 33,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.58 dapat disimpulkan bahwasanya responden merasakan hasil yang lebih baik setelah mengikuti pelaksanaan program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 10 orang 66,67 responden yang merasakan hasil yang lebih baik setelah mengikuti pelaksanaan program detoktifikasi dan sebanyak 5 orang 33,33, menyatakan bahwa responden merasakan hasil yang tetap setelah mengikuti program detoktifikasi, sehingga program yang diberikan tidak dapat diterima dengan baik oleh responden dan tidak ada perubahan yang lebih baik bagi diri responden sendiri. Universitas Sumatera Utara 134 Tabel 5.59 Distribusi Responden Berdasarkan Keberhasilan Program Detoktifikasi Dalam Mendorong Responden Untuk Memiliki Pola Hidup Sehat Dan Terarah NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil 13 2 86,67 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.59 mengenai keberhasilan program Detoktifikasi dalam mendorong responden untuk memiliki pola hidup sehat dan terarah dapat diketahui bahwa sebanyak 13 orang 86,67 responden menyatakan bahwa program detoktifikasi berhasil mendorong responden untuk memiliki pola hidup sehat dan terarah. Melalui observasi yang dilakukan bahwa dapat terlihat dari semakin baiknya kehidupan responden dan mau memperbaiki diri dengan melakukan hal-hal yang baik dan positif dan meninggalkan narkoba agar kehidupannya semakin baik kedepannya.Sebanyak 2orang 13,33 menyatakan tidak berhasil mendorong residen untuk memiliki pola hidup sehat dan terarah. Hal ini karena tidak adanya keseriusan responden dalam mengikuti kegiatan yang diberikan. 2. Psikologis konseling Psikologis adalah program yang diberikan untuk mengenal dirinya dan mampu memecahkan permasalahannya tersebut. Diantara program tersebut Universitas Sumatera Utara 135 yang diberikan adalah konseling individu, konseling keluarga, konseling kelompok pengenalan diri dan psikologis. Konseling baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk membantu klien untuk memahami diri, membujuk, serta memberi saran dan keyakinan sehingga klien melihat permasalahannya secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil mengatasi masalah serta meningkatkan kemampuan klien agar berfungsi normal dimasyarakat. Untuk melihat lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini : Tabel 5.60 Distribusi Responden Berdasarkan Menyelesaikan Masalah Setelah Mengikuti Program NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. Ya Tidak 14 1 93,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.60 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan setelah mengikuti program psikologis yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan, responden dapat menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 14 orang 93,33menyatakan bahwa setelah mengikuti program psikologis, responden dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Hal itu karena responden sudah mengikuti program dengan baik dan berhasil untuk memberikan perubahan yang lebih baik bagi Universitas Sumatera Utara 136 responden dan sebanyak 1 orang 6,67, responden menyatakan tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Hal itu karena responden tidak adanya kesadaran untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri. Tabel 5.61 Distribusi Responden Berdasarkan Perbandingan Kehidupan Setelah Mengikuti Program Psikologis NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Lebih baik Tetap Tidak baik 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.61 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan perbandingan kehidupan yang lebih baik setelah mengikuti program psikologis yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat dari responden yang menyatakan setelah mengikuti kegiatan konseling memberikan perbandingan yang lebih baik dengan kehidupan sebelumnya sebanyak 12 orang 80. Sebanyak 2 orang 13,33 responden menyatakan bahwa setelah mengikuti program psikologis hanya memberikan perbandingan kehidupan yang tetap dan tidak ada perubahan dan sebanyak 1 orang 6,67, menyatakan bahwa setelah mengikuti program psikologis tidak dapat memberikan perbandingan yang lebih baik malah semakin buruk. Universitas Sumatera Utara 137 Tabel 5.62 Distribusi Berdasarkan Perubahan Responden Setelah Mengikuti Program Konseling NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Baik Tetap Tidak ada 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.62 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden setelah mengikuti program psikologis yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan, dapat memberikan perubahan yang baik dan semangat untuk pulih. Hal tersebut dapat dilihat dari responden yang menyatakan memiliki perubahan yang baik setelah mengikuti program psikologis sebanyak 13 orang 13. Sementara sebanyak 2 orang 13,33 yang menyatakan bahwaperubahan yang dialami masih tetap dan sebanyak 1 orang 6,67 menyatakan tidak ada dapat memberikan perubahan yang lebih baik, yang dialami responden setelah mengikuti program psikologis. 3. Sosial Sharing Kelompok Sosial adalah program yang diberikan untuk mengembangkan sifat positif terhadap kondisi lingkungan sosial sekitar panti. Program ini dirancang untuk memulihkan kemampuan para residen untuk beradaptasi secara wajarnormal dirumah, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat sehingga meningkatkan Universitas Sumatera Utara 138 kualitas hidup para residen menjadi lebih baik. Program sosial ini adalah terapi mental, komunikasi efektif, sharing kelompok dll. Dengan terapi ini diharapkan perilaku anti sosial dapat berubah menjadi perilaku yang secara sosial dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini : Tabel 5.63 Berdasarkan Keberhasilan Setelah Mengikuti Program Sosial Dalam Membantu Responden Untuk Bersosialisasi Dengan Orang Diluar Panti NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Berhasil Kurang berhasil Tidak Berhasil 14 1 93,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.63 mengenai keberhasilan program sosial dalam membantu responden untuk bersosialisasi dengan orang diluar panti dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden yang berjumlah 14 orang 93,33 menyatakan bahwa program tersebut telah berhasil. Hal ini karena saat mengikuti program responden mengikuti sesi kegiatan dalam memperbaiki diri, perilaku dan karakter untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik dengan orang lain. Dalam sesi tersebut karakter mereka dibentuk menjadi lebih baik sehingga ketika melakukan interaksi atau sosialisasi dengan orang diluar panti, mereka bisa menjalin sosialisasi dengan baik dan nyaman. Sebanyak 1orang 6,67 Universitas Sumatera Utara 139 menyatakan bahwa program tersebut tidak berhasil hal ini dikarenakan tidak adanya kesadaran untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya. Tabel 5.64 Distribusi Responden Berdasarkan Kehidupan Bersosialisasi Setelah Mengikuti Program Sosial NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. Lebih baik Tetap 13 2 86,67 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.64 mengenai kehidupan bersosialisasi setelah mengikuti program sosial dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden 13 orang 86,67 menyatakan bahwa kehidupan dalam bersosialisasi mereka akan lebih baik setelah mereka mengikuti program sosial. Hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya perilaku responden dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya. Sebanyak 2 orang 13,33 menyatakan bahwa kehidupannya tetap setelah mengikuti program. Hal ini dikarenakan tidak ada keseriusan responden untuk bisa lepas dari ketergantungan dan juga tidak ada kesadaran serta kemauan dari dalam dirinya untuk bisa pulih dari narkoba sehingga mereka tidak merasakan adanya perubahan positif dalam diri mereka. 4. Spritual Keagamaan Universitas Sumatera Utara 140 Keagamaan adalah program yang diberikan untuk menambah pemahaman agama residen sehingga agama dapat dijadikan dasar dalam melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Dan program keagamaan dapat memegang peranan yang sangat penting, baik dari segi pencegahan, terapi, maupun rehabilitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini: Tabel 5.65 Distribusi Responden Berdasarkan Keberhasilan Program SpritualSetelah Mengikuti Program NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil 13 2 86,67 13,33 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.65 tentang keberhasilan program spritual keagamaan dalam pelayanan yang sudah diberikan dapat diketahui bahwa sebanyak 13 orang 86,67 menyatakan bahwa program keagamaan berhasil dalam memberikan perubahan yang baik setelah mengikuti program spiritual. Sebanyak 2 orang 13,33 menyatakan bahwa setelah mengikuti program spritualyang dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan perubahan kepada responden untuk menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat. Universitas Sumatera Utara 141 Tabel 5.66 Distribusi Berdasarkan Tingkat Kepedulian Responden Setelah Mengikuti Program Keagamaan NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Lebih Peduli Kurang peduli Tidak Peduli 14 1 93,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.66 mengenai kepedulian dan kesehatan diri setelah mengikuti program spritual keagamaan dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden yang berjumlah 14 orang 93,33 menyatakan bahwa mereka lebih peduli terhadap diri dan kesehatan mereka sesetelah mengikuti program spritual yang dilaksanakan oleh lembaga. Hal ini karena responden sudah banyak mendapatkan pengetahuan akan bahaya penyalahgunaan narkoba dan pemahaman seputar narkoba sehingga mengubah pola pikir responden untuk lebih menyayangi diri mereka sendiri dan memiliki rasa peduli akan diri dan kesehatan mereka. Sebanyak 1 orang 6,67 menyatakan bahwa dia tidak peduli terhadap dirinya dan kesehatannya,hal ini karena tidak ada kesadaran dan kemauan dari dalam diri responden untuk memperbaiki diri. Universitas Sumatera Utara 142 Tabel 5.67 Distribusi Responden Berdasarkan Keinginan Responden Untuk Menghentikan Penggunaan Narkoba Dalam Jangka Panjang Atau Jangka Pendek Setelah Mengikuti Program NO Kategori Frekuensi f Presentase 1. 2. 3. Ya Ragu-ragu Tidak 12 2 1 80 13,33 6,67 Total 15 100 Sumber Kuesioner 2016 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.67 mengenai keinginan responden untuk menghentikan penggunaan narkoba dalam jangka panjang atau jangka pendek dapat diketahui bahwa sebanyak 12 orang 80 menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan untuk menghentikan penggunaan narkoba setelah responden mengikuti program yang sudah diberikan. Hal ini terlihat dari adanya kemauan responden untuk memperbaiki diri dan adanya keinginan responden untuk pulih dari ketergantungan narkoba. Sebanyak 2 orang 13,33 menyatakan bahwa responden masih ragu-ragu untuk menghentikan penggunaan narkoba walaupun sudah mengikuti program tersebut dan sebanyak 1 orang 6,67 menyatakan bahwa responden tidak memiliki keinginan untuk menghentikan penggunaan narkoba setelah mengikuti program tersebut. Hal ini karena tidak adanya kesadaran diri responden dan tidak bisa mengontrol diri dalam pemakaian narkoba. Universitas Sumatera Utara 143

BAB VI PENUTUP

6.1 Pengantar

Pelayanan sosial adalah program pertolongan dan perlindungan berupa penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi yang bertujuan untuk melaksanakan pertolongan terhadap seseorang. Baik secara individual maupun di dalam kelompokkeluarga dan masyarakat, agar individu mampu mengatasi masalah- masalahnya. Yang termasuk dalam program pelayanan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba itu antara lain progam soft theraupeutic community meliputi morning meeting, general meeting seminar, House meeting evaluasi kegiatan wrar-up repap, dan program BPSS BioPsikoSosioSpritual meliputi biologis detoktifikasi, psikologis konseling, sosial sharing kelompok, spritual keagamaan yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan yang dihasilkan oleh peneliti dari lapangan. Dari kajian teori yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti memberikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian dilapangan mengenai program pelayanan sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Kesimpulan yang terdapat di dalam bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian tentang evaluasi program pelayanan sosial terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Sementara saran yang ada dalam bab ini merupakan ide, gagasan untuk dapat memberikan hal yang baik bagi LKS Yayasan Nazar Medan dalam melaksanakan program pelayanan sosial terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Universitas Sumatera Utara