Prinsip dalam Terapi dan Rehabilitasi sosial

37 para penyandang disabilitas, anak nakal, korban penyalahgunaan NAPZA Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya,WTS, dan penderita HIV atau ODHAOrang dengan HIVAIDS Pedoman penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial, pusat penyuluhan sosial sekretariat jenderal, 2010:5. Dari rumusan pengertian rehabilitasi sosial yang dikemukakan diatas maka dapat diartikan bahwa rehabilitasi sosial adalah proses kegiatan pelayanan yang terkoordinir untuk memulihkan dan mengembangkan kemauan dan kemampuan penyalahgunaan narkoba agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara optimal, yang mencakup upaya-upaya medis, sosial, edukasional, dan vokasional. Program dalam kegiatan rehabilitasi meliputi memperbaiki gizi dengan makanan bermutu, memulihkan kesehatan dengan olahraga, menanamkan nilai-nilai luhur dengan pendalaman iman menurut keyakinan imannya masing-masing, meningkatkan konsep diri melalui spikoterapi kognitif behavioral, membangkitkan kembali kepercayaan diri melalui psikoterapi suportif, meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal melalui konseling, dinamika kelompok, terapi kelompok dan bila perlu terapi keluarga dan belajar keterampilan joewana 2001:25.

2.6.2 Prinsip dalam Terapi dan Rehabilitasi sosial

Untuk melaksanakan prinsip dalam terapi dan rehabilitasi sosial maka dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : a. Dimungkinkan seseorang pecandu pulih dari ketergantungan narkoba. b. Program terapi harus memerhatikan berbagai ragam kebutuhan klien agar pulih : fisik, psikologis, spiritual, pendidikan, vokasional, dan hukum. c. Waktu terapi yang cukup sangat penting, dengan konseling individu, dan kelompok sebagai bagian yang tak terpisahkan dari terapi. Universitas Sumatera Utara 38 d. Keterlibatan keluarga, masyarakat setempat, tempat kerja dan kelompok penduduk akan membantu proses pemulihan pecandu. e. Klien perlu senantiasa dipantau kebutuhan, masalah dan kemajuannya. f. Pecandu dengan gangguan kesehatan fisik dan gangguan kesehatan jiwa yang telah ada sebelumnya, perlu diterapi secara bersamaan. g. Pemulihan bersifat jangka panjang dan relaps selalu mungkin terjadi. h. Tim yang menolong pecandu tenga medis, konselor, pecandu yang pulih, yang dipilih dan terlatih perlu menjalin hubungan dengan klien secara professional, dipercaya dan penuh perhatian, serta mampu menjaga kerahasiaan klien joewana 2001. 2.6.3 Komponen Rehabilitasi dan Terapi yang Efektif Ada beberapa komponen dalam program rehabilitasi yang efektif yaitu : a. Asesmen, yaitu menilai masalah dengan mengumpulkan informasi untuk menetapkan diagnosis dan modalitas terapi yang paling sesuai baginya. b. Rencana terapi, yang didasarkan pada asesmen dan kebutuhan klien dan meliputi masalah fisik, psikologis, sosial, spiritual, keluarga dan pekerjaan. c. Program detoksifikasi, sebagai tahap awal pemulihan untuk melepaskan klienpasien dari efek langsung narkoba yang disalahgunakan dan mengelola gejala putus zat karena dihentikannya pemakaian narkoba. d. Rehabilitasi, sebagai tahap kedua dalam pemulihan yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan pendidikan. Universitas Sumatera Utara 39 e. Keterampilan menolong pecandu, dengan keterampilan tidak dimaksudkan gelar akademikprofesi tertentu, tetapi terutama kepekaan memahami kebutuhan klien dan mengerti cara menanggapi kebutuhan itu. f. Konseling, baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk membantu klien memahami diri, membujuk, serta memberi saran dan keyakinan sehingga klien melihat permasalahannya secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil mengatasi masalah. g. Pencegahan kekambuhan relaps sebagai strategi untuk mendorong klien berhenti memakai narkoba, membantu klien mengenal dan mengelola situasi berisiko tinggi, serta pikiran-pikiran dan kegiatan-kegiatan yang mendorong pemakaian narkoba kembali. h. Keterlibatan keluarga, sangat penting dalam terapi. Pecandu tidak mungkin pulih sendiri tanpa dukungan keluarga dan orang-orang lain terdekat. i. Rawat lanjut, sangat penting dalam pemulihan, yang meliputi : 1. Konseling, untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan klien menangkal narkoba, membantu pemulihan hubungan antarsesama dan meningkatkan kemampuan klien agar berfungsi normal dimasyarakat. 2. Kelompok pendukung, yang melengkapi program terapi secara professional. 3. Rumah pendampingan, sebagai tempat antara yang menyediakan program pendampingan bagi pecandu yang sedang pulih dimasyarakat. Universitas Sumatera Utara 40 4. Latihan vokasional, agar klien dapat bekerja dan berfungsi normal di masyarakat. 5. Pekerjaan, sesuai minat, bakat, keterampilan, dan kesempatan martono dan joewana 2002:93-94.

2.6.4 Terapi dalam Penyalahgunaan Narkoba