44
3. Kontak awal dengan kelompok-kelompok atau program-program
pemeliharaan lanjut aftercares. d.
Pemeliharaan Lanjut Tahap ini dipersiapkan sungguh-sungguh agar dapat melewati dan
mengatasi situasi rawan ini dengan melewati tiga titik ini yakni : 1.
Mengubah, menghilangkan atau menjauhi hal-hal yang bersifat nostalgia kesenangan narkoba.
2. Setia mengikuti program-program dan acara-acara aftercare pemeliharaan
lanjut. 3.
Dapat juga melibatkan diri dalam gerakan atau kelompok bersih narkoba dan peduli penanggulangannya Visimedia 2006:28-34.
2.7 Panti Rehabilitasi Sosial
Panti sosial adalah lembagaunit pelayanan yang melaksanakan rehabilitasi sosial bagi satu jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kondisi
residen yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar PP No 39 Tahun 2012 pasal 38. Menurut M. Fadhil Nurdin 1990
panti sosial merupakan perwujudan fungsi-fungsi kesejahteraan sosial yang melahirkan bentuk-bentuk pelayanan sosial yang bervariasi. Penanganan
kesejahteraan penyalahgunaan narkoba ini adalah pelayanan yang dilakukan dalam panti sosial dimana panti berfungsi sebagai lembaga untuk memperhatikan
perkembangan klien.
Panti sosial korban penyalahgunaan narkoba adalah pusat rehabilitasi sosial yang khusus bagi korban penyalahgunaan narkobauntuk memberikan pelayanan
rehabilitasi sosial yang meliputi pelayanan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi korban penyalahgunaan
Universitas Sumatera Utara
45
narkoba agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya program pelayanan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba adalah
memberikan pelayanan sosial kepada korban penyalahgunaan narkoba agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Proses pelayanan panti rehabilitasi sosial meliputi beberapa tahap antara lain tahap pendekatan awal, assessment, perencanaan program pelayanan,
pelaksanaan pelayanan dan rujukan, pemulangan dan penyaluran serta pembinaan lanjut Peraturan Menteri Sosial RepubliK Indonesia “standarisasi rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktiflainnya 2012.
Ada dua macam standar panti sosial, yaitu standar umum dan standar khusus. Stadar umum adalah ketentuan yang memuat kondisi dan kinerja tertentu yang perlu
dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial jenis apapun. Mencakup aspek kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan, pelayanan
sosial dasar, dan monitoring evaluasi. Sedangkan standar khusus adalah ketentuan yang memuat hal-hal tertentu yang perlu dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti
sosial atau lembaga pelayanan sosial lainnya yang sejenis sesuai dengan karekteristik
panti sosial. Adapun yang menjadi standar umum panti sosial adalah
A. Kelembagaan, meliputi :
1. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang berwenang
dalam rangka memperoleh perlindungan dan pembinaan profesionalnya. 2.
Visi dan misi, memiliki landasan yang berpijak pada visi dan misi tersebut. 3.
Organisasi dan Tata kerja, memiliki struktur organisasi dan tata kerja dalam rangka penyelenggaraan kegiatan.
B. Sumber Daya Manusia
Aspek penyelengaraa panti, yang terdiri dari 3 unsur yaitu :
Universitas Sumatera Utara
46
1 Unsur pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit yang ada
dibawahnya. 2
Unsur operasional, meliputi pekerja sosial, tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial adiksi, instruktur, pembimbing rohani, dan pejabat
fungsional lainnya. 3
Unsur penunjang, meliputi Pembina asrama, pengasuh, juru masak, petugas kebersihan, satpam dan sopir.
C. Sarana dan Prasarana, mencakup :
1. Pelayanan teknis, mencakup peralatan assessment, bimbingan sosial,
keterampilan fisik dan mental. 2.
Perkantoran, memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu, kamar mandi, ruang assessment, ruang keterampilan, peralatan kantor seperti
alat komunikasi, alat transportasi dan tempat penyimpanan dokumen. 3.
Umum, memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci, ruang perpustakaan, ruang cek kesehatan dan peralatannya serta ruang
perlengkapan. D.
Pembiayaan memiliki anggaran yang berasal dari sumber dana tetap maupun tidak tetap.
E. Pelayanan sosial dasar memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari penerima manfaat meliputi makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan dan kesehatan.
F. Monitoring dan Evaluasi, meliputi:
1 Money Process, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang diberikan
kepada penerima manfaat.
Universitas Sumatera Utara
47
2 Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap penerima manfaat, untuk
melihattingkat pencapaian dan keberhasilan penerima manfaat setelah memperoleh proses pelayanan Asmadi 2008.
Adapun Standar Khusus Panti Sosial, berupa kegiatan pelayanan yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Pendekatan Awal, kegiatan yang mengawali keseluruhan proses
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi lain
guna memperoleh dukungan dan data awal calon residen dengan persyaratan yang telah ditentukan mencakup :
1. Sosialisasi Program
2. Penjaringan penjangkauan calon penerima manfaat
3. Seleksi calon penerima manfaat
4. Penerimaan dan registrasi
5. Konferensi kasus
b. Tahap Pengungkapan dan Pemahaman masalah assessment, kegiatan
penelahaan dan pengungkapan masalah untuk mengetahui seluruh permasalahan residen, menetapkan rencana dan pelaksanaan revisi,
mencakup : 1.
Analisa kondisi penerima manfaat, keluarga, dan lingkungan 2.
Karakteristik masalah, sebab dan implikasi masalah 3.
Kapasitas mengatasi masalah dan sumber daya 4.
Konferensi kasus
Universitas Sumatera Utara
48
c. Tahap Penyusunan rencana intervensi, kegiatan yang dilakukan untuk
merencanakan penanganan kasus atau masalah sesuai dengan hasil pengungkapan dan pemahaman masalah meliputi :
1. Penetapan tujuan pelayanan
2. Penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan penerima manfaat
3. Sumber daya yang akan digunakan
d. Tahap pemecahan masalah dan intervensi terdiri dari :
1. Bimbingan fisik
2. Bimbingan mental dan sosial
3. Bimbingan secara holistic
4. Bimbingan keterampilan
e. Tahap Resosialisasi, kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan
rehabilitasi yang diarahkan untuk menyiapkan kondisi residen akan kembali kepada keluarga dan masyarakat.
f. Tahap Terminasi, kegiatan ini berupa pengakhiran dan pemutusan program
pelayanan dan rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program g.
Tahap penyaluran dan bimbingan lanjut After care dalam penyaluran dilakukan pemulangan residen kepada orangtuawali, disalurkan kesekolah
maupun instansi perusahaan dalam rangka penempatan kerja Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia “standarisasi rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya diakses tanggal 27 februari 2016.
2.8 Kerangka Pemikiran