Hipotesis Visi Misi Pengggunaan Celebrities Endorser Terhadap Brand Image (Study korelasional antara pengaruh penggunaan artis Sule, Sm*sh, dan Rianti Cartwright dalam iklan terhadap image kartu AS di kalangan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu Komunikas

Brand Attitudes berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan prilakunya. Objek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Brand image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merek Rossiter Percy, 1998.

1.10. Hipotesis

Menurut Rahmat, 1991:14 hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai penellitian tersebut mengumpulkan data. Karenanya hipotesis adalah pernyataan sementara hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau ditolak. Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana yang telah peneliti kemukakan diatas maka peneliti menggunakan hipotesis asosiasi. Hipotesis asosiasi merupakan pernyataan yang menujukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dapat berbentuk hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat. Metode statistik untuk menguji kedua hubungan tersebut melalui analisis regresi, dan pengukuran koefisien korelasi. Regresi digunakan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebihdalam bentuk fungsi atau persamaan, sedangkan korelasi digunakan untuk mencari derajat keeratan hubungan dua variabel atau lebih Rahmat, 2007:36. Berdasarkan konsep Universitas Sumatera Utara dan teori sebagaimana yang telah peneliti kemukakan diatas maka peneliti akan coba mengemukakan hipotesis penelitian, yakni: Ho: Tidak terdapat hubungan antara ” penggunaan celebrities endorser Sule, Smsh dan Rianti Cartwright terhadap brand image produk kartu AS dikalangan mahasiswa FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2010”. Ha: Terdapat hubungan antara ”penggunaan celebrities endorser Sule, Smsh dan Rianti Cartwright terhadap brand image produk kartu AS dikalangan mahasiswa FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009-2010” Universitas Sumatera Utara BAB 11 URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Pemasaran

II.1.1. pengertian komunikasi pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain Philip kotler, 1991:5. Menurut Kotler dan Armstrong mengenai pemasaran yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro 2004, 7 pemasaran adalah: Proses sosial dan manajerial yang dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain Definisi pemasaran menurut Masaaki Kotabe dan Cristian Helsen 2001, 9 mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Marketing is essentially a creative corporate activity involving the planning and execution of the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, product, and service in an exchange that not only satifies customers current needs but also anticipates and creates their future needs at a profit Artinya pemasaran adalah hal-hal yang diperlukan dalam suatu kegiatan yang kreatif yang melibatkan perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, produk, dan jasa dalam suatu pertukaran yang tidak hanya memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan, tetapi juga mengantisipasi dan menciptakan kebutuhannya di masa yang akan datang sebagai suatu keuntungan Universitas Sumatera Utara Dari definisi di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan bisnis yang dirancang untuk memenuhi, memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang atau jasa melalui proses pertukaran. Atau kesimpulan yang lain bahwa aktivitas pemasaran merupakan suatu proses merencanakan, melaksanakan konsep harga, promosi, dan distribusi barang-barang, jasa-jasa dan ide-ide untuk menciptakan pertukaran yang sesuai target. Defenisi pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut: kebutuhan, permintaan, kepuasan dan pertukaran atau transaksi. Banyak akademisi dan para praktisi memdefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut: ”semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audiens pada segala bentuknya yang ditujukan untuk bentuk pemasaran Prisgunanto 2006:8”. Hubungan antara pemasaran dan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambanag yang diartikan sama antar individu kepada individu lain, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok lain, dan kelompok kepada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, artinya tidak sederhana seperti ketika kita berbincang-bincang dengan rekan atau teman. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah stetegi komunikasi, setelah melalui proses perencanaan yang matang. Universitas Sumatera Utara Penggabungan dari dua kajian pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian baru yang diberi nama komunikasi pemasaran marketing comunication. Komunikasi pemasaran merupakan aplikasi komunikasi yang diajukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi ini sangat dipengaruhi oleh beberapa bentuk media yang digunakan, daya tarik dan frekuensi penyajian. Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk penyampaian pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan denganharapan terjadinya tiga tahapan yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tidakan yang dikehendaki. Komunikasi pemasaran adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan, mempersuasi dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai merek atau produk yang mereka jual. Komunikasi pemasaran mewakili suara merek adalah cara yang digunakan untuk membangun dialog dan hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran kontribusi terhadap ekuitas merek dengan menbangun merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek yang mencakup 6 komponen yaitu periklanan, promosi penjualan, event, public relations dan publisitas, pemasaran langsung dan penjualan personal Kotller dan Keller. 2006:496. Aktivitas komunikasi pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merek dalam berbagai cara dengan menciptakan kesadaran merek brand awareness. menghubungkan asosiasi yang benar kepada citra merek dalam ingatan konsumsi Universitas Sumatera Utara brand image, menekan pada perasaan atau penilaian merek yang positif brand responses. Dan memfasilitasi hubungan yang lebih kuat antara konsumen dengan merek brand relationship Kotller dan Keller. 2006:497. Dari beberapa penjelasan diatas maka disimpulkan nahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memuaskan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan untuk peranan komunikasi pemasaran adalah sebagai sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

II.2. Periklanan

II.2.1. Defenisi iklan

Iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran, iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi dalam marketing mix. Kasali 1992:10 mengemukakan kata iklan advertising berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”mengubah jalan konsumen untuk membeli”. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar Kotler, 2005:277. Menurut Kotler 2002 ; 658 yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dkk mendefinisikan periklanan, sebagai berikut : ”Periklanan adalah segala bentuk Universitas Sumatera Utara penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. Iklan merupakan salah satu bagian dari komunikasi pemasaran, dan iklan adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang dibiayai oleh sponsor, dalam hal ini perusahaan produsen barang dan jasa yang di dalamnya menyediakan informasi mengenai produk atau jasa yang dihasilkan. Bersifat persuasif sehingga membangkitkan minat beli dari target audience.

II.2.2. Fungsi Iklan

Fungsi periklanan adalah sebagai berikut Shimp, 2003:357: a. Informing Memberi Informasi Periklanan membuat konsumen sadar aware akan merek-merek baru mendidik mereka terhadap berbagi fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek brand image yang positif, karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan memfasilitasi pengenalan introducing merek- merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek yang telah ada dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen TOMA- top of mind awareness untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang. Universitas Sumatera Utara b. Persuasing mempersuasi Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi membujuk pelanggan untuk memcoba produk dan jasa yang diiklankan. Persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer. Yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk, lebih sering iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. c. Reminding mengingatkan Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen Saat kebutuhan muncul yang berhubungan dengan produk yang diiklankan. Dampak periklanan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. d. Adding value memberikan nilai tambah Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. e. Assisting bantuan untuk upaya lain perusahaan Pada saat-saat lain, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dari proses komunikasi pemasaran. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawali produk-produk penjualan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Universitas Sumatera Utara

II.2.3. Tujuan Periklanan.

Segara garis besar tujuan spesifik periklanan menurut Uyung Sulaksana 2007 : 91-93 di gatagorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Iklan informatife yang dimana dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori produk baru, dengan tujuaan adalah merangsang permintaan awal. 2. Iklan persuatif yang merupakan iklan yang bertujuaan membangun preferensi pada merek tertentu. 3. Iklan yang bertujuaan untuk mengingatkan yang dimana lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Tujuan periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang , jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, periklanan yang rill adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Periklanan juga tidak hanya untuk mempengaruhi penjualan, sebab banyak variabel yang mempengaruhi penjualan, termasuk iklan itu sendiri. Tujuan periklanan diarahkan pada tahapan-tahapan kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu mengubah pelanggan dari yang tidak tahu menjadi memahami, mengambil sikap, lalu membeli. Oleh karena itu produsen harus menentukan tahap mana yang perlu digarap lewat iklan. Ada beberapa cara untuk menentukan tujuan periklanan yaitu: 1. Inventory approach Universitas Sumatera Utara Dalam pendekatan ini, tujuan pengiklan ditentukan atau diambil dari kumpulan berbagai tujuan perusahaan dilihat dari seluruh sudut pandang pemasaran perusahaan. Dengan pendekatan ini produsen dapat menyadari bahwa ada banyak tujuan berbeda yang bisa ditekankan dalam pengiklan, dan pemilihan tujuan hendaknya mempertimbangkan tujuan pemasaran lainnya. 2. Hierarchy Approach Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa sebelum membeli produk, pelanggan melalui tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh karena itu tujuan periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan tersebut dalam suatu hirarki. Tujuan periklanan seperti menarik perhatian awal pelanggan, persepsi, lalu perhatian yang lebih besar, dan minat membeli. Atau dapat pula mempengaruhi pemahaman, perasaan, emosi, motivasi, keyakinan, minat, ketulusan, citra, asosiasi, ingatan dan pengenalan pelanggan. 3. Attitudinal Approach Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan periklanan adalah mempengaruhi struktur sikap seperti: a. Mempengaruhi kekuatan yang paling berpengaruh dalam pemilihan kriteria untuk mengevaluasi merek dari kelas produk tertentu. b. Menambah karakteristik pada hal-hal yang dianggap menonjol pada kelas produk. c. Meningkatkan atau menurunkan peringkat karakteristik kelas produk yang menonjol. Universitas Sumatera Utara d. Mengubah persepsi terhadap merek perusahaan pada beberapa karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting. e. Mengubah persepsi terhadap merek-merek yang bersaing pada beberapa karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting Fandy Tjiptono, 1995. Menurut Swastha dan Irawan 1983:252 tujuan lain dari periklanan adalah: 1. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain. 2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan ataupun salesman dalam jangka waktu tertentu. 3. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya. 4. Memperkenalkan produk baru 5. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru 6. Menambah penjualan industri 7. Mencegah tumbuhnya barang-barang tiruan 8. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan. Pemasaran bertujuan memberitahu serta memberi petunjuk kepada pembeli potensial dan untuk meningkatkan penjualan. Dalam periklanan diusahakan agar dapat menarik perhatian, minat, keinginan, keyakinan serta menimbulkan tindakan membeli dengan memanfaatkan media yang tersedia seperti televisi, majalah, surat kabar dan lainya. Universitas Sumatera Utara Maraknya tayangan iklan di media televisi ini menyebabkan kompetisi diantara merek produk yang diiklankan semakin tinggi. Maka di dalam pengolahan pesan diperlukan strategi kreatif agar dapat menimbulkan kesadaran khalayak atas suatu merek atau biasa yang dikenal dengan istilah ”brand awareness. ”Brand awareness merupakan bentuk yang paling sederhana dari pengetahuan akan suatu merek yang merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek Schultz dan Barnes. 1999:144”.

II.3. Celebrity Endorser

II.3.1. Pengertian celebrity endorser

Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari peran bintang iklan dalam mempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut di tayangkan dalam media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah media televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Selebriti yaitu pribadi bintang film, penghibur, atau atlet yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan stopping power mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya iklan lain Belch dan Belch. 2004:12. Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik Royan. 2005:12. Universitas Sumatera Utara Endorser sering juga disebut direct source sumber langsung yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa Belch dan Belch. 2004:168. Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili image sebuah produk product image. Biasanya orang yang terpilih sebagai endorser tersebut berasal dari kalangan tokoh masyarakat yang memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat Hardiman.2006:38. Maka keahlian yang dimiliki selebriti dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan Jewler dan Drewniany. 2005:10. Menurut Amalia E Maulana 2005:2 kaitan antara celebrity Endorser dengan citra merek adalah sebagai berikut Selain untuk menigkatkan kredibilitas brand, keuntungan utama menggunakan selebriti adalah kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Citra image yang dimiliki oleh publik tentang bintang ini secara tidak langsung ditransfer ke dalam merek brand yang dibintanginya dibandingkan non-celebrity atau lay endorser. Penggunaan bintang-bintang terkenal ini lebih efektif untuk menghasilkan respons yang positif terhadap brand sekaligus meningkatkan keinginan untuk membeli. Dari konsep-konsep diatas didisimpulkan bahwa Celebrity Endorser adalah suatu iklan sebagai penyampai pesan mengenai produk terutama merek untuk lebih mengkomunikasikan produk tesebut kepada konsumen.

II.3.2. Peran selebriti

Berikut ini adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa digunakan perusahaan dalam sebuah iklan Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra. 2006:65-74. Universitas Sumatera Utara a. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia bisa memberikan kesaksian akan kualitas produk atau merek yang diiklankan tersebut. b. Endorsement, adakalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut. c. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu. d. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson.penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang mereka wakili. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran. Yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan juga memiliki peranan penting dalam membentuk personaliti merek brand personality pada sebuah produk. Bagi perusahaan, personaliti merek ini sangatlah penting untuk membedakannya dengan merek lain. Personaliti yang demikian oleh selebriti harus disesuaikan dengan image Universitas Sumatera Utara produk yang diiklankan dan kemudian personaliti tersebut ditransfer ke dalam merek produk yang diiklankan sehingga konsumen sadar akan keberadaan dari merek tersebut. Selain itu diharapkan pula dengan dibentuknya personaliti merek dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja merek produk tersebut dipasarkan.

II.3.3. Kriteria celebrity endorser

Kriteria memilih selebriti yang menjadi endorser memerlukan pertimbangan- pertimbangan dari pengiklan karena karakter endorser diukur sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness Royan.2005:23. Dalam mengevaluasi selebriti yang akan dijadikan endorser Amy Dyson dan Douglas Turco mengemukakan konsep FRED Familiarity, Relevance, Esteem, Differentiation Michiak Shankim. 1994:51, yaitu: a. Familiarity Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorser, artinya khalayak sasaran harus mengenal pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan dan bisa dipercaya. Dalam hal ini produsen kartu AS memilih Sule, Smash, dan Rianti Catwright sebagai celebrity endorser dimana mereka merupakan sosok yang sudah sangat di kenal dan familiar dimata masyarakat. Karena mereka merupakan sosok selebritis yang sering muncul di televisi. Universitas Sumatera Utara b. Relevance Artinya terdapat hubungan yang berarti kecocokan antara image merek yang diiklankan dengan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. Pengiklan seringkali mencocokkan image produk, karakteristik target market, dan personalitas dari celebrity endorser Belch dan Belch. 2004:175. Orang-orang yang dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan untuk isu tertentu, seperti kehandalan merek akan mampu meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh Michael Jordan dipilih untuk mendukung Gatorade sejauh mana persona publiknya adalah penuh kepercayaan dan sebagai atlet dia mengetahui semua tentang manfaat minuman olahraga Terence Shimp, 464 c. Esteem Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti. Dalam hal ini sebagai contoh, selebriti yang dipilih sebagai endorser tidak pernah tersangkut dalam tindak kriminal atau hal-hal yang buruk lainnya. Citra selebriti harus sesuai dengan nilai, prilaku dan kesan yang diinginkan untuk merek yang diiklankan. Contoh kasus pada artis Luna maya, yang sebelumnya dipercaya sebagai endorser di beberapa iklan, tetapi setelah kasus yang di hadapinya bersama Ariel peterpan dan Cut tari maka sejumlah iklan yang dibintanginya pun ditarik dari media. Dan karena kasus tersebut maka respect dari masyarakat pun berkurang kepada sosok artis Luna maya. Dan hal itu dapat berdampak buruk Universitas Sumatera Utara pada citra sebuah produk apabila di iklankan dengan bnatuan celebrity endorser yang citranya sudah buruk di mata para konsumen ataupun konsumen. d. Differentiation Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang diiklankannya. Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektifitas seorang endorser.

II.4. Brand Image

II.4.1. Pengertian brand merek

Brand atau merek merupakan pembeda antara suatu produk dengan produk lain. Merek merupakan salah satu faktor terpenting dalam stategi pemasaran. Bagi produsen, pemilihan merek merupakan hal yang sangat penting dan produsen menaruh perhatian yang sangat besar terhadap merek Maulana.1999. Menurut Kotler 1997, hal 443, ”Brand is a name, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identity the goods or service of one or group of seller and to differentiate them from those of competitor”. Maksudnya, “merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi semuanya itu yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk atau barang pesaing”. Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pelanggan. Merek-merek terbaik memberikan jaminan dan kualitas. jevusca.comtopikpengertian+brand+image.html. Universitas Sumatera Utara Menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh dan Rony A. Rusli 2002,400 merek memilki enam tingkatan, meliputi : 1. Atribut,merupakan hal yang pertama kali yang menandai ciri-ciri merek. 2. Manfaat, suatu merek lebih dari sekumpulan atribut, pelanggan tidak membeli atribut tapi membeli manfaat yang ditawarkan produk tersebut. Dengan demikian atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai, merupakan nilai-nilai yang dianut produsen yang tercermin dalam merek. 4. Budaya, merek juga memiliki budaya tertentu. 5. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai, merek merupakan jenis konsumen yang membeli atau yang menggunakan produk tersebut. Tingkat merek menurut Gary Hamel dan Ck Prahalad Kertajaya, 2000,480 , yaitu : 1. Recognition: yaitu tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah merek tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga yang murah. 2. Reputation: yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih terbukti memiliki track record yang baik. 3. Affinity: yaitu suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya, sebuah produk dengan merek yang disukai Universitas Sumatera Utara oleh konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk dengan persepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baik. 4. Domain: yaitu menyangkut seberapa lebar scope dari suatu produk yang mau menggunakan merek yang bersangkutan. Menurut Maulana 1999,hal.5 merek merupakan salah satu yang terpenting dalam strategi pemasaran, oleh karena itu, merek harus dipilih secara hati-hati karena merek yang tepat dapat menambah peluang kesuksesan produk. Pada saat ini, pelanggan tidak hanya melihat sesuatu produk dari kualitas dan harga tetapi juga melihat brand image citra merek yang melekat pada produk yang dikonsumsi. Assael 1992, hal:153, mengatakan, “Image is total perception of the obyect that is formed by processing information from farios sources over time. Maksudnya, image adalah keseluruhan persepsi atas objek yang diformulasi oleh pengolahan informasi dari berbagai sumber dalam waktu yang lama.

II.4.2. Pengertian image

Di dunia usaha dewasa ini, citra brand suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena secara tidak langsung citra turut mempengaruhi besar kecilnya minat masyarakat dalam menggunakan produkjasa yang dihasilkan perusahaan. Beberapa pengertian citra image , diantaranya : 1. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya yang di pengaruhi oleh banyak faktor diluar faktor perusahaan Philip Kotler 2002 : 338. Universitas Sumatera Utara 2. Citra adalah keseluruhan pesan yang di pikirkan dan yang di ketahui oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu hal Acker 2000 : 60 . 3. Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang di bentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu Sutisna 2001 : 83 . 4. Citra brand menurut American Marketing Association adalah: “The costumer perception of a product with reality or actifity. Yang artinya: “persepsi konsumen mengenai produk perusahaan, merek, bisnis maupun perorangan dengan melihat ada tidaknya kesesuaian dengan realitas maupun dengan kenyataan yang ada.

II.4.3. Pengertian brand image

Brand image dapat diartikan “the set of beliefs consumers hold about a particular brand” Kotler at al, 1999. hal.770. Maksudnya, “Brand image adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang oleh konsumen yang berkaitan dengan merek. Kepercayaan merek membangun citra merek atau brand image”. Setiap pelanggan memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah calon pelanggan melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek produk baik melalui televisi, radio, maupun media cetak. Brand image adalah persepsi pelanggan terhadap suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam ingatan pelanggan sebagaimana yang dikatakan Keller, 1993.hal:3 “Brand image is perceptions about brand as reflected by the brand association held in comsumen memory”. Menurut Kotler, Universitas Sumatera Utara Armstrong 2001:225, brand image adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson yang dialihbahasakan oleh Husain Umar 2000, 44 , mendefinisikan citra merek terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan terhadap ciri merek, konsekwensi penggunaan merek, dan pemanfaatan yang tepat, disamping evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan dengan suatu merek. Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat dirumuskan bahwa citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Citra adalah gambaran atau konsep tentang sesuatu. Dengan demikian citra itu ada, tapi tidak nyata atau tidak bisa digambarkan secara fisik, karena citra hanya ada dalam pikiran. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengolahan masa lalu terhadap merek itu. Konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk apabila memiliki citra atau persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Oleh karena itu, kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah membangun citra yang positif terhadap merek. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard yang dialihbahaskan oleh Budiyanto 2001, 373 Brand Image citra merek memilki tiga komponen yaitu 1. Karateristik produk suatu merek yang dikenali oleh konsumen. 2. Manfaat yang diterima oleh konsumen dan suatu merek. Universitas Sumatera Utara 3. Keyakinan konsumen mengenai kualitas produk dan suatu merek. Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu, dan bagaimana konsumen memandang suatu merek. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan dikemudian hari, sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pemasaran pesaing. Ahli-ahli juga menyatakan citra merek adalah bagaimana masyarakat mangartikan tanda-tanda yang disampaikan oleh merek melalui produk-produk dan pelaksanaan komunikasinya, atau dengan kata lain citra adalah reputasi, sedangkan identitas merek adalah aspirasional; bagaimana merek tersebut akan diterima dalam benak konsumen, yang akan dilakukan melalui produk-produknya dan pelaksanaan komunkasinya tadi. bahwa brand image ada pada konsumen sebagai penerimanya terhadap suatu merek disebabkan oleh produk-produk atau proses komunikasi yaitu identitas merek yang dilakukan perusahaan sebagai pihak pengirim pesan. Agar brand image dapat terbentuk sesuai atau mendekati brand identity yang diharapakan perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus mampu memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang membentuk suatu merek menjadi merek yang memiliki citra yang baik. Brand image ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kualitas yang penting menurut persepsi konsumen. Inilah yang disebut dengan received quality. Hal ini Universitas Sumatera Utara harus didukung oleh kenyataan yang bukan sekedar hal yang di komunikasikan tanpa adanya bukti. Bila pada mulanya sebuah merek hanyalah sebuah nama, logo, atau symbol, tetapi dengan persaingan yang tajam, sebuah merek harus memperjuangkan awarenesnya yang memiliki empat tingkatan, yaitu top of mind, brand recall, brand recognation dan unrecognation brand. Selanjutnya merek harus diusahakan agar memiliki citra yang positif dan dipersepsikan sebagai merek ynag memiliki kualitas keseluruhan menurut criteria konsumen. Pada akhirnya sebuah merek baru dikatakan mempunyai ekuitas yang kuat bila dapat merebut loyalitas dari pelanggannya. Adapun yang dimaksud dengan ”brand assosiation adalah anythink linked in memory to a brand”. Maksudnya, asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ingatan seseorang mengenai merek Anker. 1991. p.199. asosiasi yang terjalin dalam sebuah merek dapat membantu proses mengingat kembali informasi yang berkaitan dengan produk. Maksudnya, khususnya selama proses pembuatan keputusan untuk membeli sehingga adanya asosiasi tersebut akan menimbulkan perasaan yang berbeda dibenak pelanggan dibanding produk pesaing. Antara asosiasi merek dengan brand image terdapat hubungan yang saling terkait. Asosiasi yang terjalin pada suatu merek dapat membentuk brand image www.repository usu.ac.id. Brand image diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu atributtes, benefit, dan brand attitudes, yang dapat dijelaskan sebagai berikut Keller, 1993.hal: 3: Universitas Sumatera Utara 1. Atributtes Atributtes merupakan suatu bentuk deskriptif yang memberikan karakteristik pada produk dan layanan. Berdasarkan hubungannya dengan produk dapat dibedakan menjadi atribut yang berkaitan dengan produk dan atribut yang tidak berkaitan dengan produk. Atribut yang berkaitan dengan produk membentuk fungsi produk atau layanan. Sedangkan atribut yang tidak berkaitan dengan produk berhubungan dengan pembelian dan konsumsi. Seperti harga, kemasan, informasi, penampilan produk, tipe orang yang menggunakan dan situasi penggunaan. Tidak semua komponen atribut dijadikan sebagai andalan selling point, karena tidak semua atribut diingat oleh konsumen, jadi atribut yang di tonjolakan oleh produsen cukup satu atau beberapa saja yang di jadikan salient atribut dari suatu produk Bilson Simamora:32. 2. Benefit Benefit merupakan suatu penilaian pribadi konsumen terhadap atribut produk atau layanan. Manfaat ini dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Manfaat fungsional, manfaat fungsional merupakan keuntungan intrinsik dari pemakaian produk dan jasa, biasanya berkaitan dengan atribut akan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Manfaat yang dialami, manfaat yang dialami berkaitan dengan apa yang dirasakan pada saat menggunakan produk atau jasa. Universitas Sumatera Utara c. Manfaat simbolis, manfaat simbolis berhubungan dengan atribut yang tidak berkaitan dengan produk serta berhubungan dengan kebutuhan mendasar untuk masyarakat. 3. Brand Attitudes Brand Attitudes berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu merek dan membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan prilakunya. Objek yang dievaluasi oleh konsumen adalah pada persepsi konsumen akan kemampuan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen Rossiter Percy, 1998. Evaluasi yang menyeluruh akan menghasilkan pemikiran dan perasaan yang berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya. Evaluasi terhadap merek diaktivasi oleh kesesuaian antara merek dengan konsep. Brand image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merek. Perkembangan suatu citra melalui iklan terkait dengan pemberian identitas khusus atau personalitas bagi suatu merek. Hal ini penting bagi merek-merek yang berkompetisi dalam kategori produk dimana secara relatif terdapat sedikit differensiasi fisik dan seluruh merek relatif homogen. Iklan citra merek brand image bisa juga digambarkan sebagai transformational. Periklanan transformational transformational advertising berhubungan dengan pengalaman atas penggunaan suatu merek yang diiklankan dengan serangkaian karakteristik psikologis yang unik, yang tidak akan diasosiasikan secara khas dengan pengalaman merek untuk derajat yang sama tanpa terpaan iklan. Universitas Sumatera Utara Iklan-iklan transformasional mengandung dua karakteristik yaitu: 1. Iklan-iklan tersebut membuat pengalaman pemanfaatan merek menjadi lebih kaya, lebih hangat, lebih menyenagkan atau lebih bisa dinikmati dibandingkan kasus yang semata-mata berdasar pada uraian tujuan dari merek. 2. Iklan-iklan tersebut menghubungkan pengalaman pemanfaatan merek begitu ketat dengan pengalaman iklan sehingga konsumen tidak akan dapat mengingat merek tanpa mengingat kembali pengalaman iklan Terence A shimp:459. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi-variasi pada variabel lain Rakhmat, 2008:27 Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan linier yaitu hubungan timbal balik antara kedua variabel tersebut. Selain itu, metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, untuk meramalkan variabel tak bebas, dan untuk meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental Rakhmat, 2008:31.. III.2. Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2011. lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Jalan Dr. A Sofyan No.1, kampus USU, Medan, Sumatera Utara. III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, peristiwa- Universitas Sumatera Utara peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 2003:141. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Komunikasi angkatan 2009-2010 baik reguler maupun ekstensi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 dan 2010 di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mencapai 372 mahasiswa Kasubag FISIP USU, 2009- 2010, yang terbagi di dalam dua program studi yaitu ekstensi dan reguler. Tabel No: 2 Tabel Jumlah Populasi NO Program Studi Angkatan Jumlah 1 Reguler 2009 125 2 Reguler 2010 141 3 Ekstensi 2009 69 4 Ekstensi 2010 37 Jumlah Total 372 Sumber: bagian pendidikan FISIP USU III.3.2. Sampel Secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, atau juga bisa diartikan Universitas Sumatera Utara sebagai sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Menurut Nawawi 1995: 44 sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Arikunto 1993:107 bahwa apabila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mengamati seluruh yang ada pada populasi tersebut, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut dan pengambilan sampel dari populasi harus benar-benar mewakili. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan cara multistage sampling. Maksud dari pengambilan sampel secara multistage sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dalam dua atau lebih tahap. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan: “Apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil 10-15, atau 20-25 atau lebih”.51. Dalam penelitian ini penulis mengambil 10 dari 372 jumlah mahasiswa, yaitu 79 orang. Adapun teknik pengambilan sampel sejumlah 79 orang tersebut menggunakan teknik sratified proporsional random sampling dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada masing-masing angkatan. Setelah itu digunakan setelah itu untuk mencari 76 mahasiswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sistematikal random, tujuan utamanya adalah agar semua populasi terwakili. Maka dari hasil perhitungan menurut teknik yang telah dijelaskan Universitas Sumatera Utara diatas, maka dapat diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebesar 79 mahasiswa. III.3.3. Teknik Penarikan Sampel Selanjutnya, untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel agar sampel dianggap representative maka dalam penarikan sampel digunakan rumus teknik Stratified Proporsional Randon Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus: N xn n n 1 = Keterangan: n = sampel n 1 = Jumlah populasi n = Total populasi Universitas Sumatera Utara Tabel No: 3 Stratified Proporsional Random Sampling Program studi Angkatan Populasi Penarikan sampel Jumlah Reguler 2009 125 125 x 79 372 26 Reguler 2010 141 141 x 79 372 30 Ekstensi 2009 69 69 x 79 372 15 Ekstensi 2010 37 37 x 79 372 8 Jumlah 372 79 Untuk penarikan sampel, dilakukan secara sistematikal random yaitu melalui kerangka sampling atau daftar nama dan nomor urut mahasiswa, dan untuk sampel pertama yaitu untuk reguler angkatan 2009 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 4, untuk selanjutnya di ambil setiap kelipatan empat diambil satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 4, 8, 12,... dan seterusnya sampai didapatkan sebanyak 26 mahasiswa yang akan diberikan kuesioner. Dan begitu juga seterusnya untuk mengambi sampel pada angkatan lainya, dimana dalam hal ini di peroleh untuk reguler angkatan 2010 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 3, untuk selanjutnya Universitas Sumatera Utara diambil setiap kelipatan tiga satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 3, 6, 9,... dan seterusnya sampai didapatkan sebanyak 30 mahasiswa. Mahasiswa program ekstensi angkatan 2009 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 5, untuk selanjutnya diambil setiap kelipatan lima diambil satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 5, 10, 15,... dan seterusnya sampai didapatkan 15 mahasiswa, dan untuk program ekstensi 2010 terpilih mahasiswa dengan nomor urut 7, untuk selanjutnya diambil setiap kelipatan tujuh diambil satu sampel. Dalam hal ini akan diambil nomor 7, 14, 21,... dan seterusnya sampai didapatkan 8 mahasiswa. Jumlah sampel yang diperoleh dari cara penarikan sampel secara acak sederhana yang berjumlah 79 mahasiswa tersebut yang nantinya akan diberikan kuesioner penelitian. III.3.4. Teknik pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Penelitian Lapangan Field Research Dilakukan dengan cara mengumpulkan data di lapangan meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi, 1995:117. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009-2010 yang terpilih menjadi sampel. Universitas Sumatera Utara b. Penelitian Kepustakaan Library Research Dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, internet dan sebagainya. III.3.5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu: 1. Analisa Tabel tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:226. 2. Analisis tabel Silang Merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995:273. 3. Uji Hipotesis Adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua Universitas Sumatera Utara variabel yang dikorelasikan dalam penelitian digunakan Koefisien Korelasi Tata Jenjang Rank Order Correlatio Coeficient oleh Spearman. Spearman Rho Coeficient menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non parameteril ini digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam ranking, dari ranking terkecil sampai ranking terbesar. Rumus untuk koefisien korelasinya adalah: 1 6 1 2 2 − − − = ∑ N N d Rho Krisyantono, 2006:174 Keterangan: RS Rho = Koefisien korelasi rank-order Angka 1 = Bilangan konstan 6 = bilangan konstan D = Perbedaan antara pasangan jenjang Σ = Sigma atau jumlah N = Jumlah individu dalam sampel Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika probabilitas sig 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas sig 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai r s 0 mendekati 1 maka hubungan antara dua variabel positif. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, jika n 0, digunakan rumus t test pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut: 2 1 2 r n t − − = Kristanto, 2006:175 Keterangan : t = nilai t hitung Rs rho = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak jika t hitung t tabel , maka Ho diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Gilford Rakhmat, 2008:29. 0, 20 : Hubungannya rendah sekali, lemah sekali 0,20 - 0,40 : Hubungannya rendah tapi pasti 0,41- 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71- 0,90 : Hubungan yang tinggi dan kuat 90 : Hubungan sangat tinggi Universitas Sumatera Utara III.4. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Universitas Sumatera Utara USU, Jalan Dr. A Sofyan No.1 Medan, Sumatera Utara. III.4.1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Fakultas ilmu Sosial dan Politik merupakan salah satu dari fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara, dan merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berada pada jalan Dr. A Sofyan No.1. pada awal pendiriannya 1980, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat yang dicangkokkan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa sebanyak 75 orang dan kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukanya diresmikan oleh Rektor USU Prof.Dr.A.P. Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU pada sore hari. Walaupun Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di fakultas Hukum, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak pernah dilaksanankan di fakultas Hukum. Kegiatan perkuliahan dilaksanakan disalah satu ruangan BAAK USU di samping gedung perpustakaan USU yang saat ini merupakan tempat kegiatan Administrasi Fakultas Sastra USU. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial IIS. Baru pada tahun 1982 jurusan Ilmu-ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan gedung perkuliahan Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535083 tahun 1893 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara. III.4.2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU dan Perkembangannya. Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535083 tentang jenis dan jumlah fakultad di lingkungan USU, disebutksn bahwa fisip USU terdiri dari lima jurusan yaitu: 1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraaan sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah pengajar dosen yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama kali dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi. Universitas Sumatera Utara Pemilihan jurusan oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dilakukan pada semester VII. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun ajaran 19861987, baru pada tahun ajaran 19871988 pemilihan jurusan dilakukan langsung pada saat calon mahasiswa mendaftarkan diri pada SIPENMARU. Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983, Drs. M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121C.I83 dengan masa periode 1983-1986. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut: 1. Pembantu Dekan I : Dra Arnita Zainuddin 2. Pembantu Dekan II : Dr. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin siregar Pada tahun 1983 berdasaarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4K. Tahun 1983 Drs. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi P3T di USU, maka pada Tahun 1984 gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu Universitas Sumatera Utara kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut. Kemudian pada Tahun Akademik 19861987, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menambah dua lagi jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor 163PT05SKQ.86 tanggal 14 Mei 1986. Dalam perpindahan ini, semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti kegiatan perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sampai selesai masa pendidikannya. Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 20012002 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809DT2001 dibukalah jurusan tersebut. Melalui rapat Senat tanggal 25 April 2001 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara membuka program baru yaitu program Ekstension pada Jurusan Ilmu Komunikasi dan Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Jurusan Antropologi. Dari ketiga jurusan diusulkan ternyata program yang disetujui oleh Universitas Sumatera Utara Rektor Universitas Sumatera Utara adalah Program Ekstension pada Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Administrasi Negara. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa baru tersebut yaitu telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang Program Diploma III dan memiliki angka kredit 110 SKS. Pada tahun pertama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menerima mahasiswa Program Ekstension sebanyak 96 orang terdiri dari 68 orang Jurusan Ilmu Komunikasi dan 28 orang Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Kemudian pada Tahun 2009 dibuka Program Studi Ilmu Administrasi Niaga di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama sebanyak 159 orangm St. Dengan demikian terdapat 7 Program Studi S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yaitu: 1. Program Studi Ilmu Komunikasi 2. Program Studi Ilmu Administrasi negara 3. Program Studi Sosiologi 4. Program Studi Antropologi 5. Program Studi Ilmu kesejahteraan Masyarakat 6. Program Studi Ilmu Politik 7. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Universitas Sumatera Utara III.4.3.Visi, Misi dan Tujuan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dalam usaha pencapaian kinerja pengajar yang lebih profesional serta usaha dalam melahirkan mahasiswa yang berkompeten, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mempunyai visi, misi dan tujuan yaitu:

a. Visi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mempunyai visi yaitu: ”Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat.”

b. Misi

1. Menghasilkan alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan ilmu politik. 2. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan seluruh pihak yang berkepentingan dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap terbuka dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut ke pihak lain. 3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis, dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan Universitas Sumatera Utara situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. 4. Menjadi institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara itu sendiri.

c. Tujuan Program Studi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image I-Phone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU

5 158 153

Fungsi dan Pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU 2010-2012 (Studi korelasional pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa komunikasi FISIP USU stambuk 2010-2012)

6 54 106

Pengggunaan Celebrities Endorser Terhadap Brand Image (Study korelasional antara pengaruh penggunaan artis Sule, Sm*sh, dan Rianti Cartwright dalam iklan terhadap image kartu AS di kalangan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009-2010

0 33 134

Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Kolerasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone merek Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di kalangan mahasiswa USU angkatan 2008-2010)

1 17 158

Pengaruh Celebrity Endorser (Raffi Ahmad) dalam Periklanan kartu XL terhadap pembentukan Brand Image (Studi kasus pada Mahasiswa S1 FISIP USU)

2 41 86

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Kartu AS Dikalangan Mahasiswa FISIP USU

1 51 145

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 65 257

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TERHADAP KEPUASAN PENONTON (Study pada mahasiswa FISIP jurusan ilmu komunikasi angkatan 2011)

0 11 30

Pengaruh Celebrity Endorser Iklan Terhadap Brand Image Kosmetik Wardah (Studi Pada Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi 2010 Universitas Muhammadiyah Malang)

0 37 32

pengaruh persepsi dan sikap mahasiswa terhadap tingkatnadopsi E-book sebagai sumber informasi (study pada mahasiswa S1 FISIP Universitas Lampung angkatan 2010-2011)

4 16 86